Mohon tunggu...
Muhammad Alif alfajri
Muhammad Alif alfajri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

baca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Kecanduan Game Online pada Remaja

7 Januari 2024   19:32 Diperbarui: 7 Januari 2024   19:32 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta - Fenomena game online semakin merajalela di kalangan remaja. Namun, dibalik keseruannya, banyak remaja yang terjebak dalam kecanduan, yang berdampak negatif terhadap perkembangan mereka.

Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 6 dari 10 remaja di Indonesia menghabiskan waktu lebih dari 4 jam setiap hari untuk bermain game online. Hal ini menjadi perhatian serius, karena kecanduan game dapat menghambat prestasi akademik, gangguan tidur, hingga isolasi sosial. 

Alif Septian Nugroho, remaja yang pernah kecanduan game, mengungkapkan pengalamannya. "Saya menghabiskan berjam-jam setiap hari hanya untuk bermain game. Prestasi sekolah saya menurun, dan hubungan dengan keluarga menjadi renggang," ungkap Alif

Menurut Alif, sulit bagi dirinya untuk menemukan keseimbangan antara waktu bermain game dan kegiatan lainnya. "Saya merasa kesulitan berkonsentrasi, dan seringkali mengabaikan tanggung jawab sehari-hari," tambahnya.

Dokpri
Dokpri
Di sisi lain, Akbar Salim memiliki pandangan berbeda tentang game online. "Bagi saya, bermain game adalah cara untuk melepas stres dan mencari teman baru," ujar Akbar Ia juga menambahkan bahwa banyak game edukatif yang membantunya meningkatkan keterampilan tertentu.

Akbar mengakui pentingnya mengatur waktu bermain. "Saya selalu menetapkan batas waktu dan memastikan bahwa game tidak mengganggu aktivitas lainnya," katanya.

Dengan adanya dua perspektif ini, penting bagi masyarakat untuk memiliki pemahaman yang seimbang tentang kecanduan game. Meski memiliki manfaat tertentu, kontrol dan pendekatan yang tepat diperlukan agar game tidak menghambat perkembangan remaja.

Organisasi dan komunitas pendidikan kini semakin aktif dalam memberikan edukasi tentang bahaya kecanduan game serta pentingnya pemahaman yang tepat terhadap permainan daring. Orangtua, guru, dan stakeholder lainnya diharapkan dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan sehat bagi pertumbuhan remaja. **Kesimpulan:**

Dalam era digital saat ini, fenomena kecanduan game online pada remaja menjadi sorotan utama. Game online telah meresap ke dalam kehidupan banyak remaja, menciptakan dilema antara manfaat dan risiko yang dihadirkannya. Meskipun beberapa game dapat meningkatkan keterampilan kognitif dan kerja sama tim, namun dampak negatif seperti terganggunya kesejahteraan psikologis dan interaksi sosial juga muncul.

Studi menunjukkan bahwa sekitar 30% remaja di seluruh dunia menghabiskan waktu lebih dari 4 jam sehari untuk bermain game. Hal ini tidak hanya mengorbankan waktu tidur dan belajar, tetapi juga mempengaruhi hubungan dengan keluarga dan teman sebaya. Banyak remaja yang mengalami stres, kecemasan, bahkan depresi akibat ketergantungan pada game.

Namun, penting untuk diakui bahwa solusi sederhana seperti larangan total mungkin tidak efektif. Sebaliknya, pendekatan yang seimbang antara memberikan batasan waktu bermain, edukasi tentang dampak negatif game, serta mendorong partisipasi dalam aktivitas lain seperti olahraga dan sosialisasi diperlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun