Mohon tunggu...
Muhammad Al Fikrah Firlian
Muhammad Al Fikrah Firlian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Padang

Sangat senang menerima informasi dan ilmu baru, serta membagikan buah pikiran. Terus berjalan maju selama berada pada koridor yang benar dan lurus. Hobi di dunia olahraga terkhusus sepakbola, desain, anime, dan menulis. Selalu berharap dan bercita-cita menjadi orang yang memberikan manfaat kepada orang banyak.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kualitas Suporter Masih Bobrok, Mau Sampai Kapan Gini Terus?

31 Desember 2022   22:54 Diperbarui: 31 Desember 2022   22:55 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oknum suporter Indonesia yang berdiri di atas speaker stadion GBK. (Sumber: Twitter @zoelfick)

Kecerdasan emosional sederhananya ialah kemampuan seseorang untuk dapat mengendalikan emosinya. Emosi yang dimaksud dapat berbentuk kesedihan hingga kemarahan, dan dalam pembahasan ini dapat dikaitkan pada realita perilaku kebanyakan suporter Indonesia yang terbelenggu oleh emosi yang dibalut dengan fanatisme.

Fanatisme terhadap suatu tim olahraga tentu merupakan hal yang lumrah bahkan di seluruh penjuru dunia, namun akibat fanatik yang mereka miliki membuat mereka tak mampu mengendalikan emosinya. Rasa malu, kecewa, yang akhirnya dilampiaskan dengan kemarahan hingga kerusuhan massa sangat rentan terjadi pada individu-individu yang sangat fanatik.

Bahkan label negara majupun tak cukup menandakan masyarakatnya telah memiliki kecerdasan emosional, buktinya pada piala dunia Qatar kemarin terjadi aksi kemarahan warga Belgia di ibu kotanya akibat kekalahan Belgia atas timnas Maroko. Sebaliknya negara dengan masyarakat yang memiliki kecerdasan emosional, sudah dapat dipastikan sebagai negara yang tentram, damai, dan maju.

Salah satu negara dengan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi ialah negara Jepang. Hal ini tercermin dari perilaku pengendalian diri supporter Jepang ketika timnasnya mengalami  kekalahan di piala dunia Qatar kemarin, bahkan mereka tetap menyempatkan untuk melakukan aksi bersih-bersih di tribun stadion. Cara mereka merespon kekalahan itu dengan bijak sudah semestinya menjadi cita-cita sepakbola Indonesia.

Sekalipun masih banyak oknum-oknum suporter yang menunjukkan buruknya kualitas mereka, namun sudah banyak juga suporter yang telah bertransformasi untuk menjadi suporter yang lebih baik. Permasalahan suporter seperti ini bukan hanya menjadi tanggung jawab federasi saja, lebih dari itu ini merupakan permasalahan kita bersama dan resolusinya juga tergantung pula kepada kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun