Mohon tunggu...
Muhammad Alfian Noervedya
Muhammad Alfian Noervedya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa UPI

Hobi membuat video

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menuju Dunia Internasional: Pembiasaan Bahasa Inggris untuk Anak Usia Dini

23 Agustus 2022   15:25 Diperbarui: 23 Agustus 2022   15:34 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebutuhan akan berbahasa Inggris yang baik sudah sangat penting demi kelancaran setiap orang dalam menjalani karirnya dalam berbagai bidang. Bahasa Inggris sudah menjadi bahasa internasional yang digunakan oleh seluruh negara dalam hal-hal penting seperti pertemuan negara PBB. Salah satu contoh yang paling dekat dengan kehidupan seorang pelajar adalah dalam hal transfer ilmu. 

Banyak sekali jurnal-jurnal dan materi-materi yang ditulis ataupun dikemas dalam bahasa Inggris sehingga jika kita memahami cara berbahasa Inggris maka akan sangat mudah untuk memperoleh ilmu tersebut. Namun bagaimana dengan machine translation seperti Google Translate? Ya, memang betul dengan adanya media translasi tersebut dapat memudahkan kita dalam mengolah bahasa asing yang tertulis. 

Akan tetapi, jika kita dipertemukan dengan bahasa asing berbentuk lisan maka tamatlah riwayat kita. Oleh karena itu sangat penting untuk bisa berbahasa Inggris dalam berbagai hal yaitu: berbicara; mendengar, menulis, membaca, dan memirsa.

Mengajarkan bahasa Inggris ke anak sejak usia dini itu sangat baik karena di fase ini anak-anak banyak mencoba hal baru dan mereka tidak takut salah. Hal ini sangat berbeda dengan anak yang belajar bahasa Inggris di usia remaja. Banyak anak remaja yang takut mencoba berbicara bahasa Inggris karena takut salah. 

Hal tentu sangat tidak bisa didiamkan karena dalam berbahasa, adanya latihan dan pembiasaan sudah menjadi hal yang sangat penting. Begitu pula dalam berbahasa Inggris, latihan dan pembiasaan merupakan kunci kesuksesan. 

Anak usia dini mampu lancar berbahasa Indonesia karena mereka dibiasakan untuk berbahasa Indonesia sejak dini oleh keluarganya dan lingkungan sekitarnya begitu pula dalam mengajarkan bahasa Inggris perlu pembiasaan dari keluarga dan lingkungan sekitarnya. 

Maka dari sinilah kelompok 68 mencoba membantu TK-MDT Al-Ikhlas dalam membawa peserta didik disana untuk menuju dunia internasional dengan melakukan pembiasaan berbahasa Inggris.

Dalam proses pembiasaan berbahasa Inggris di TK-MDT Al-Ikhlas salah satu mahasiswa di kelompok 68 bernama Muhammad Alfian Noervedya menjadi pengajar.

Dalam prosesnya, Alfian membantu Ms. Dian yang merupakan salah satu orang tua mantan siswa di TK tersebut yang dengan sukarela menjadi pengajar bahasa Inggris di TK tersebut setiap hari rabu. Pada kegiatan kali ini Ms. Dian memberikan tema diriku kepada Alfian yang nantinya Alfian akan mempersiapkan media pembelajarannya untuk dilakukan bersama anak-anak. 

Alfian merencanakan untuk bernyanyi dua lagu dengan tema diriku bersama anak-anak. Alfian memilih dua lagu yang merupakan adaptasi dari dua lagu populer anak-anak. Kedua lagu ini dipilih karena memiliki lirik yang singkat, mudah untuk diucapkan, dan terdengar menarik untuk anak-anak. Sehingga mereka tidak akan jenuh dan juga bingung ketika harus bernyanyi bersama-sama.

Pada awal proses pembelajaran, hal pertama yang dilakukan adalah pengkondisian kelas untuk membuat anak antusias belajar.

 Setelah kelas kondusif maka Ms. Dian mulai menanyakan beberapa pertanyaan tentang diri Alfian untuk membuat anak antusias dan bertanya-tanya tentang bahasa yang digunakan. 

Please tell us about your name, how old are you?Where are you from? What is your hobby? merupakan beberapa pertanyaan yang dijawab oleh Alfian untuk membuat anak tertarik dan sekaligus menjelaskan apa yang dimaksud dari beberapa kata kunci seperti name, hobby, what, where, dan lainnya.

Dari percakapan tersebutlah mulai membuat anak tertarik dan antusias untuk mencobanya. Kemudian Ms. Dian dan Alfian mencoba menanyakan beberapa pertanyaan tersebut kepada anak-anak dengan diseling arti dalam bahasa Indonesianya. 

Untuk membuat mereka terbiasa maka ditanyakanlah hal yang sama namun tanpa arti dalam bahasa Indonesia.Terdapat hal menarik yang ditemukan disini yaitu ketika dalam pertanyaan umur dan warna favorit, anak-anak ini sudah lumayan fasih dalam bahasa Inggrisnya maka disitulah pengajar banting setir untuk memfokuskan bahasa Inggris ke angka dan warna tanpa mengesampingkan perkenalan diri.  

Kemudian hal yang dilakukan adalah Alfian bernyanyi kedua lagu yang telah disiapkan sejak awal. Namun, di lagu yang pertama dikarenakan lirik yang terlalu panjang dan anak sulit mengikuti maka lirik sedikit dipangkas demi kemudahan dan kelancaran.

Dokpri
Dokpri
Setelah itu seluruh kelas menyanyikan lagunya bersama-sama. Ketika anak-anak dirasa sudah lancar, maka Alfian mencoba membuat anak mau mencoba sendiri-sendiri dengan menyiapkan sedikit reward bagi anak pemberani yaitu permen dan pengajar berusaha semaksimal mungkin untuk setiap anak dapat mencobanya dan akhirnya semua anak mencobanya di depan kelas dan mendapatkan reward tersebut. 

Khusus untuk lagu kedua, lagu ini lebih mengedepankan interaksi maka dari itu dalam penyontohannya Alfian dibantu oleh rekannya Indra dalam menyanyikan lagunya lalu dilanjut oleh anak yang saling berpasangan untuk mencobanya di depan kelas. 

Dokpri
Dokpri
Kegiatan diakhiri dengan sedikit cerdas cermat tentan kata-kata yang sudah dipelajari di hari itu dan beberapa jawaban dari pertanyaan tentang di diri Alfian di awal.

Dari kegiatan ini didapati bahwa mempelajari bahasa Inggris sejak usia dini itu cukup baik. Banyak anak yang tidak takut salah dalam mencobanya dan juga anak lebih antusias dalam mencobanya karena ini merupakan hal baru yang mereka temui. 

Namun begitu perlu dipahami juga bahwa mempelajari hal baru bagi anak usia dini itu merupakan hal yang sulit maka pengajar harus memiliki kesabaran yang tinggi dalam mengajarkan bahasa Inggris. Juga untuk membantu anak mencapai kemahiran berbahasa Inggris maka diperlukan pembiasaan juga di lingkungan keluarga sang anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun