Mohon tunggu...
muhammad alfatih
muhammad alfatih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kader IMM FAI UMJ 2019

olahraga,membaca,menulis.hal yang paling menarik ketika membicrakan terhadap relasi kekuasaan dalam politik kebangsaan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fragmentasi Mahasiswa Hari Ini: Idealis atau Pragmatis?

2 Oktober 2022   22:33 Diperbarui: 2 Oktober 2022   22:50 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FRAGMENTASI MAHASISWA HARI INI :IDEALIS ATAU PRAGMATIS ?

 

Penulis : 

Muhammad Nur Al Fatih Ilham,Kader IMM FAI UMJ 2019

 Kekuatan terbesar yang sejatinya harus di miliki oleh kalangan mahasiswa adalah bagaimana mereka dapat melakukan suatu perubahan dalam setiap permasalahan yang ada di sekelilingnya,mulai dari permasalah yang paling kecil, hingga pada tahapan permasalahan yang paling fundamental dan substansial. 

maka saya kira,dari banyaknya problematika hari ini,baik yang sifatnya sosial ataupun personal,keberadaan mahasiswa harus mampu menjadi bargaining power dalam menciptakan tatanan  kehidupan  masyarakat yang lebih baik, dalam artian secara individual,masyarakat harus mampu  menjalankan hidup secara mandiri,sebagai modal dasar agar kiranya mereka dapat bertahan hidup,ditengan realitas yang penuh problematis dan ambiguitas. 

Terlepas dari itu semua,disatu sisi,selain keberadaan  mahasiswa memiliki peranan yang sangat besar dalam menciptakan perubahan bagi kalang masyarakat yang ada di akar rumput/menengah kebawah,maka tentunya hadirnya mahasiswa sebagai kaum terdidik dan insan cendekia harus mampu berpikir bagaimana mereka harus berperan,atas dasar apa mereka melakukan perubahan,kemudian kepentingan seperti apa yang seharusnya dinawacitakan.apakah hal itu hanya sampai pada tarap narasi saja tanpa adanya aktualisasi,atau hadirnya mahasiswa di masyarakat hanya sebagai pemanis untuk bagaimana mereka mendapatkan  citra poloitik,yang dilakukan memalui kegiatan-kegitaan sosial kemanusiaan,melakukan demontsrasi dengan dalih terjadinya perubahan dalam suatu kebijakan. 

Maka terlepas dari semua itu,saya menganggap bahawa itu adalah suatu hal yang lumrah pada dewasa ini dan tentu tidak asing untuk dilakukan, karna penulis kira hari ini,dengan semakin berubahnya siklus kehidupan ditengan gempuran pos moderenisme, hingga pada ahirnya berimplikasi pada aktifitas sosial ataupun personal.maka satu hal yang penulis kira ini dapat memperteguh untuk bagaimana mahasiswa dapat melakukan peranya secara baik dan ideal diantaranya yaitu melakukan reorientasi gagasan.

Jika kita sering mendengar istilah bahwa  mahasiswa merupakan agent of change,social control dan check and balance,atau mungkin istilah-istilah lain yang kiranya diberikan kepada mahasiswa dalam melakukan peran-nya, baik di masyarakat maupun dalam hal kebangsaan. maka penulis kira ketika semua itu bisa di jalankan secara serius dengan penuh kedewasaan dan kebijaksanaa dalam melakukan aksi gerakannya,maka tentu persoalan-persoalan yang terjadi hari ini sepatutnya dapat terselesaikan dengan baik. maka dibutuhkan sebuah keseriusan dalam memandang Apa yang menjadi  esensi dan subtsansi dari gerakan yang dilakukan mahasiswa,apakah sudah betul-betul ideal atau mungkin dari apa yang dilakukan mahasiswa hari ini hanya sebatas formalitas dan kepentingan semata saja,yang itu hanya menguntungkan bagi segelintir orang,dan hanya ingin mendapatkan popularitas tanpa adanya gerakan yang sifatnya esensialitas,hingga ahirnya menimbulkan efek domino yang cukup besar,dengan semakin lantangnya kita bersuara, maka semakin tidak didengar pula dari aksi-aksi demonstarsi yang biasanya mahasiswa lakukan. tentu dengan terjadinya penomena tersebut, menjadikan posisi mahasiswa hari ini cenderung hanya di pandang sebelah mata oleh pemangku kebijakan ataupun masyarakat pada umum-nya, yang seolah tidak pernah memberikan efek perubahan sedikitpun dari apa yang mereka suarakan. maka menuru penulis, jika hal ini terus terjadi dan mengakat pada generasi selanjutnya,maka hadirnya mahasiswa hari ini seolah makin menjerumuskan pada definisi paradoks. maka untuk melerai dari pembahasan di atas, penulis kira dibutuhkan suatu daya analisis yang dilakukan secara mendalam untuk mengetahui sebetulnya apa yang dilakukan mahasiswa hari ini betul-betul memiliki idealitas gerakan yang substansial, atau hanya sebatas kepentingan sesaat yang sifatnya pragmatis atau mungkin oportunis?,maka ini menjadi suatu bahasan yang harus di pikirkan secara jernih oleh kita semua,mengingat mahasiswa dikenal sebagai oposisi abadi dan memiliki idealisme yang sangat tinggi. tentu dari apa yang dilakukan-nya pun harus sesuai dengan asas-asan  yang  fungsional dan substansial.

Mengurai Istilah Idealisme Dan Pragmatisme

secara sederhana,idealisme merupakan paham yang menginginkan/mencita-citakan suatu kebenaran yang universal dan memiliki sifat yang tidak berubah.artinya segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh tiap manusia memiliki dasar kebermanfaatan yang itu dapat diterima oleh semua orang,tanpa merugikan antara satu pihak dengan yang lainya. kemudian idealisme juga murupakan bentuk kesadaran terhadap suatu objek yaitu rakyat,yang memang kesadaran ini perlu di implementasikan melalui pikiran-pikiran yang kontruksif dan memiliki nilai kebermanfaatan yang dapat dirasakan oleh masyarakat, agar kiranya mereka dapat memahami terhadap  apa yang menjadi hak dan kewajiban-nya. maka disini penulis beranggapan bahawa suatu aktifitas yang kita lakukan baik yang sifatnya  sosial maupun personal/individual, maka seharusnya hal itu betul-betul dapat dijalankan secara ideal,dengan berlandaskan pada akal budi yang kita miliki,karna ketika manusia bisa memfungsikan pikiranya secara baik,dengan penuh pertimbangan yang teruji kebermanfaatanya bagi semua orang,maka yang namanya perpecahan,ketimpangan,dan ketidak adilan akan dapat terselesaikan.sehinga dengan demikian,menajamkan pikiran merupakan modal dasar yang perlu dimiliki oleh kalangan para penganut idealisme. kemudian setelah membicarakan idealism secara ringkas,selanjutnya penulis ingin sedikin mengurai mengenai apa itu pragmatisme? maka,kalau dilihat secara definisi,pragmatisme berasal dari kata pragma yang memiliki arti guna.kata pragma juga berasal dari bahasa yunani.maka pragmatism ini merupakan suatu aliran filsafat pada abad ke-20 yang mengajarkan bahwa yang benar itu adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan melihat pada akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis.maka kalau penulis uraikan dari definisi di atas,bahwasaya jika sesuatu yang kita lakukan memiliki manfaat dan memiliki kegunaan yang bisa dirasakan secara langsung tanpa kita harus memikirkan nilai moralitas secara sosial dan bisa dilakukan secara fleksibel,instan dan praktis.maka itu merupakan suatu hal tindakan yang pragmatis.

dari kedua istilah tersebut,antara idealisme dan pragmatism penulis  kira masing-masing  memiliki has dan keterhubungan yang sangat penting untuk kemudian di manifestasikan dalam sebuah tindakan.walaupun secara definisi memiliki makna yang berbeda,akan tetapi ketika kedua hal tersebut dapat diterapkan sebagai mana mestinya,maka keberadaanya akan jauh lebih bermanfaat,baik secara individual ataupun sosial.maka yang perlu kita telaah hari ini adalah  bagaimana bentuk pengejewantahan dari kedua hal tersebut antara idealis dan pragmatis yang terkadang tidak difungsikan secara baik,yang ahirnya menyebabkan kehilangkan makana secara esensialitas dari keduanya.kemudian jika penulis sedikit menelisik pada penomena hari ini,yang kadangkala semakin banyak nya permasalahan yang hadir di kalangan mahasiswa, maka diantara sedikitnya yang bisa saya uraikan adalah terjadinya krisis humanitas yang menjadi derita dan problem sosisal ditengah kehidupan masyarakat. terjadinya hal tersebut diakibatkan karna pola pikir pragmatis,hingga ahirnya menjadikan mahasiswa hidup cenderung individualis dan materialis. disatu sisi,banyak pula mahasiswa ikut serta dalam sebuah organisasi,sebagai basis paling sentar  dalam menunjang  pertumbuhan kualitas diri pada mahasiswa. akan tetapi seringkali adanya aktifis organisasi yang ternyata hanya berorientasi pada eksistensialitas dirinya masing-masing,seperti misalnya memiliki jabatan yang strategis, agar mendapatkan pengakuan dari mahasiswa lainya.padahal sejatinya ada hal yang lebih pengting dan esensial,yaitu,bagaiman kita bisa memfungsikan roda orgnaisasi sebagai mana mestinya,yang sesuai dengan kaidah dan norma-norma yang berlaku,serta perlunya kita memikirkan bagaimana organisasi dapat hidup dan menghidupkan  bagi orang-orang yang ada didalamnya ataupun di luar organisasi.

Bagaimana  Mahasiswa Haru Berperan

selain dikenal sebagai kaum intelektual dan insan cendekiawan, masyarakat mahasiswa juga merupakan pemuda harapan baru dalam melakukan perubahan disetiap kompleksitas permasalahan yang hadir dimasyarakat ataupun di sekelilingnya.apa lagi kalau kita lihat penomena hari ini,kehidupan manusia yang semakin mengalami ambiguisitas akibat moderenisasi yang saya kira mengalami kegagalan dalam menciptakan kehidupan masyarkat yang berkemajuan dan berkeadaban,hingga ahirnya,idealitas gerakan yang sama-sama kita nawacitakan hanya sebatas angan-angan belaka karna kehidupan yang secara substansial mengalami kehilangan makan esensialitas-nya. maka untuk meredam dari banyaknya permasalah yang ada hari ini, penulis kira perlu ada beberapa hal yang harusnya dilakuka oleh kita sebagai masyarakat mahasiswa berpendidikan di perguruan tinggi,dimana kampus merupakan tempatnya untuk membangun konsep dan gagasan dengan dilengkapi berbagai organisasi,yang tentunya semua itu di siapkan agar supaya kita dapat menciptakan pemikiran sebebas mungkin.maka diantara tindakan yang bisa dilakukan oleh mahasiswa hari ini yaitu pertama,melakukan reorientasi gagasan.dalam hal ini saya membayangkan,melalui sebuah gagasan yang kontruksif mahasiswa akan mengetahui secara pasti bagaimana ia harus berperan,karna dengan cara demikianlah dari apa yang mereka nawacitakan akan dapat dijalankan secara konsisten,hingga dapat betul-betul terjadinya suatu perubahan, keadilan,kesejahteraan dan hal-hal lain yang menjadi identitas gerakan seorang mahasiswa. kedua,tentu mahasiswa harus terbiasa untuk dapat berpikir secara sistematis dan kritis.dalam hal ini ketika mahasiswa mampu untuk mengguakan akal pikiranya secara baik,maka bentuk egoisme yang kadang kala hadir pada tiap diri mahasiswa akan dapat dihilangkan,karna dalam berpikri sistematis/kritis lebih mengutamakan pada suatu kebenaran yang paling ideal melalui proses pengkajian yang di analisis secara mendalam. kemudian yang ketiga,tentu sudah saat-nya kita sebagai mahasiswa bermuhasabah diri,ditengah kehidupan yang ambiguisitas.upaya melakukan suatu kebaikan sebagai tanggung jawab moral tentunya harus sama-sama di gelorakan oleh kita semua,sebagaimana yang dikatakan oleh Plato,kebaikan merupakan hakikat tertinggi dalam mencari kebenaran,dan salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu melalui penguatan ide yang dapat memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman.siapa saja yang telah mengetahui ide,manusia akan mengetahui jalan yang pasti,sehingga dapat menggunakanya sebagai alat pengukur,mengklasifikasikan, dan menilai segala sesuatu yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.

maka sebagai penutup,saya ingin mengakhiri dari sedikitnya tulisan yang sangat singkat ini dengan sebuah kalimat yaitu, "jika kesalahan dibiarkan tanpa koreksi,lama kelamaan akan menjadi kelajiman". maka dalam konteks mahasiswa hari ini,ketika ada salah satu oknum mahasiswa,baik yang organisatoris ataupun tidak,tentu selagi kita masih memiliki kesadaran terhadap apa yang seharusnya menjadi kewajiban  ataupun tidak, maka bersegeralah untuk menyalakan alarem sebagai bentuk pengingat,agar peranan mahasiswa yang sejatinya menjadi tonggak kekuatan dalam menciptakan perubahan dapat ter ewejantahkan, kemudian kampanye anti kemiskinan,semangat perubahan sosial,dan penegakan HAM jangan sampai hanya sebatas wacana narasi tanpa adanya aktualisasi,akan tetapi semua itu perlu dimanifestasikan dalam sebuah gerakan yang nyata. dan yang terahir adalah keberadaan mahasswa saat ini jangan sampai menjadi alat yang dipermainkan oleh kekuasaan,apa lagi sampai menjadikan gerakan sosial politik yang selama ini di gembor-gemborkan mengalami inkonsistensi karena adanya money politik (politik transaksional).maka tentunya semangat kolektifitas gerakan yang dilakukan secara konsisten menjadi modar dasa kita bersama, agar apa yang menjadi harapan kita sebagai warna Negara dapat tercapai.

"Wassalau'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh"

Sumber : Juhaya S.Praja,Prof., Dr.2003.Aliran-Aliran Filsafat Dan Etika Prenada Media:Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun