"Permisi, Bu. Numpang tanya, ruangan kelas 12 MIPA 2 di mana ya, Bu?"
"Lho, kamu belum tahu?"
"Iya, Bu. Saya baru masuk hari ini."
"Oh, kamu murid pindahan, ya? Kebetulan sekali, hari ini saya yang mengisi jam pelajaran pertama di kelas tersebut. Mari saya antar sekalian."
"Terima kasih banyak, Bu."
Senin pagi itu, langit nampak mendung kelabu. Aku mengikuti langkah Bu Guru hingga sampai di depan kelas 12 MIPA 2.
Dengan menghela nafas panjang, diriku memberanikan diri memasuki kelas.
"Selamat pagi, anak-anak. Hari ini kelas kita kedatangan murid baru." sapa Bu Guru, lalu mempersilakan aku untuk memperkenalkan diri.
"Perkenalkan, nama saya Delvina Zela Azzahra. Karena faktor pekerjaan orang tua, saya harus pindah ke sini. Salam kenal semuanya."
Ruangan kelas yang penuh dengan wajah-wajah tak dikenal, membuatku merasa seperti ikan yang terlempar ke dalam kolam baru. Aku duduk di bangku kosong paling belakang, mengamati sekeliling dengan rasa canggung. Sepanjang hari pertama itu, aku lebih banyak diam dan merasa bosan karena tiada hal yang begitu menarik.
Jarum jam pun sudah menunjukkan pukul tiga sore. Bel sekolah berbunyi, pertanda waktu pulang. Aku bergegas merapikan perlengkapan sekolah dan memasukkannya ke dalam tas.Â
Saat hendak mengangkat bangku ke atas meja, pandanganku tak sengaja tertuju pada seorang siswa yang berdiri di pintu masuk. Dia itu cowok berpostur tinggi, memiliki senyuman yang menawan, dan sedang asyik bercacak pinggang dengan teman-temannya. Untuk pertama kalinya, ada yang berhasil membuatku gagal fokus. Untunglah, bangku yang sedang kuangkat tidak terjatuh.