Mohon tunggu...
Muhammad Aldrin Julianto
Muhammad Aldrin Julianto Mohon Tunggu... profesional -

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya, Engineer, writer, free thinker, dream chaser

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ikhlas

27 November 2013   16:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:37 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta tak pernah meminta untuk menanti, ia mengambil kesempatan atau mempersilahkan, yang pertama berbentuk keberanian, yang kedua berbentuk pengorbanan.

What the meaning of ikhlas?

ikhlas itu apa dan bagaimana? Pertanyaan – pertanyaan itu terus mengganjal dikepala saya setidaknya dalam satu bulan terakhir, bagaimana cara mengikhlaskan orang yang telah memutuskan pergi menjauh dari kita? Bagaimana mengikhlaskan sesuatu yang telah pergi?

Apakah ikhlas itu selalu berlawanan dengan perjuangan? Apakah dengan ikhlas kita berarti tidak berjuang? Atau apakah dengan berjuang kita menjadi tidak ikhlas? Lantas, apa sebenarnya arti kata ikhlas itu? Belum lagi menemukan makna yang tepat untuk ikhlas, bagaimana pula cara mempraktekkannya?

Terkadang kita dihadapkan kepada pilihan – pilihan yang begitu sulit untuk dipilih, pilihan yang mempunyai deadline, pilihan yang mempunyai tenggat waktu, ia meminta kita untuk segera. Pada posisi inilah yang terkadang membuat pengertian ikhlas menjadi rancu, apakah ia memiliki pengertian berupa perjuangan ataukah kerelaan.

Entah kenapa ketika pertanyaan ini begitu menghantui pikiran saya, tiba – tiba pengertian itu muncul di pikiran saya bahwa ikhlas dalam bentuk apapun tidaklah memiliki pengertian yang rancu apalagi ambigu, ikhlas merupakan suatu sikap yang tegas. Pun dalam masalah perasaan, dalam masalah hati. Ikhlas memiliki pengertian yang jelas, dalam ihwal cinta, dengan ikhlas, cinta terasa begitu mulia, dengan ikhlas kita dapati suatu pengertian baru tentang cinta bahwa cinta tak pernah meminta untuk menanti, ia mengambil kesempatan atau mempersilahkan, yang pertama berbentuk keberanian, yang kedua berbentuk pengorbanan.

Lalu berkaitan dengan mereka yang memutuskan untuk menjauh dari kehidupan kita, berniat untuk menghapus kita dari kenangan yang ada cukuplah kita jadikan energi cinta yang kita punya untuk mereka menjadi energi doa, sebuah doa yang selalu mengharapkan mereka untuk mendapatkan yang terbaik. Bukankah banyak cara untuk mencinta, dan saya pikir cinta dalam bentuk ini merupakan salah satu cara yang santun dalam sebuah ketidaksiapan kita dalam mengambil kesempatan.

“Jika dia memutuskan untuk pergi menjauh, itu berarti sudah saatnya kau memulai kesempatan baru. Percayalah, jika dia memang cinta sejati kau, mau semenyakitkan apa pun, mau seberapa sulit liku yang harus dilalui, dia tetap akan bersama kau kelak, suatu saat nanti. Langit selalu punya skenario terbaik. Saat itu belum terjadi, bersabarlah. Isi hari-hari dengan kesempatan baru. Lanjutkan hidup dengan segenap perasaan riang.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun