Mohon tunggu...
Muhammad Aldie pratama
Muhammad Aldie pratama Mohon Tunggu... Konsultan - Freelance

Lulusan Sarjana Teknik Sipil Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Perilaku Banjir Bandang Akibat Keruntuhan Bendung Alam pada Daerah Hulu Kota Batu

23 September 2024   13:11 Diperbarui: 23 September 2024   13:27 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banjir bandang di daerah Hulu Kota Batu terjadi pada saat intensitas curah hujan tinggi. Masalah utama penyebab banjir bandang adalah curah hujan badai ekstrim di DAS Hulu Sungai Brantas. Pada tanggal 4 November 2021, terjadinya musibah bencana banjir bandang di Daerah Hulu Kota Batu disebabkan hujan deras pada pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB. Dampak banjir tersebut melanda  setidaknya 120 Kartu Keluarga yang berdomisili di 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Batu Kota, Kecamatan Bumiaji dan Kecamatan Junrejo. Dampak musibah tersebut mengakibatkan 7 orang korban meninggal dunia, 17unit rumah rusak berat serta sisanya rusak ringan.

Banjir bandang yang terjadi di anak sungai Daerah Hulu Kota Batu berasal dari hujan yang terjadi pada pukul 22.00-00.00 WIT, hujan deras dengan intensitas besar di sekitar hulu sungai Brantas menyebabkan terjadinya longsor kecil pada tebing aliran sehingga sedimen tersebut menahan alur aliran sungai sehingga dampak banjir ini semakin parah, terdapat kayu gelondongan dan bebatuan besar yang larut ke hilir. Kejadian tersebut diakibatkan oleh jebolnya bendung-bendung alam di hulu sungai yang terbentuk oleh material tebing sungai yang longsor akibat curah hujan yang tinggi. 

Menurut wawancara langsung peneliti terhadap pihak BPBD Kota Batu mengenai bendung alam adalah bendung yang terbuat secara alami tanpa adanya sentuhan sama sekali dari manusia. Proses terjadinya bendung alam  secara alami dikatakan bahwa mulanya terbentuk menjadi embung ataupun penahan air yang berasal dari sedimen tebing sungai ataupun rentuhan pohon yang masuk kedalam aliran sungai.

Secara kronologis bencana banjir bandang yang melanda pada daerah Kota Batu dapat ditarik historis kebelakang pada tahun 2019. Dimana di Daerah Busung Latin terdapat Gunung Pucung yang sempat mengalami bencana kebakaran hutan. Dimana imbas dari kebakaran tersebut mengakibatkan beberapa pepohonan yang masuk ke daerah tebing-tebingan aliran air di Busung Latin. Longsoran-longsoran sedimen tebing ataupun pohon yang berada pada aliran sungai bisa dikatakan sudah terjadi sebelum tahun 2016, tetapi pemicu terbesarnya berada pada 2019. Dimana dari peristiwa tersebut mengakibatkan menyumbatnya aliran air yang berasal dari Daerah Busung Latin dan kondisi tersebut tidak diketahui ataupun terprediksi oleh pihak BPBD Kota Batu dikarenakan daerah tersebut berada di dalam hutan yang jauh dari pemukiman. 

Selanjutnya menurut penuturan pihak BPBD Kota Batu mengatakan bahwa terjadinya banjir bandang pada tanggal 4 November tersebut berada pada anak sungai pada hulu berantas, bukan terjadi pada sungai brantas-nya. Selain itu, Kota Batu belum pernah adanya kejadian banjir bandang. Namun, banjir aliran air atau genangan biasa sering terjadi dikarenakan volume tampunga sungai yang kecil dan volume intensitas hujan yang besar. 

Balik keperistiwa terjadinya bencana banjir bandang yang terjadi pada taggal 4 November  2021, dikatakan memang bendungan alam yang terbentuk lebih dari 2-4 tahun tidak kuat menahan aliran air yang ada, dari hulu anak sungai brantas atau Kali Mati dimana anak sungai tersebut memiliki intensitas air yang kecil pada hari biasanya dengan volume penampang sekita 2,5 meter - 2,7 meter. Dengan terjadinya hujan dengan intensitas yang tinggi membuat penampang tidak mampu menahan sehingga menyebabkan bendung alam tersebut runtuh atau jebol, dimana aliran tersebut tidak hanya membawa air saja dengan volume yang besar,  tetapi juga membawa pepohonan yang tumbang, lumpur serta bebatuan besar yang mengakibatkan kerusakan pada rumah-rumah ataupun jalananan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun