Seorang lelaki kurus, agak tua, berteriak sambil mengucapkan firman-Nya:
.
"Muhammad hanya utusan (Allah), telah berlalu utusan-utusan (nabi dan rasul) sebelumnya; kalau ia wafat atau terbunuh, apakah kalian akan berpaling dari agama kalian (?)."
Setelah itu si laki-laki dengan perawakan tinggi-gempal itu tertunduk lesu. Pipinya masih ada bekas air mata yang sudah kering. Matanya sembab, sebab telah lama ia menahan air matanya.
Sebelum ia wafat, ia pernah berpesan kepada syuhada uhud (sahabat yang meninggal pada perang uhud dan di kuburkan di sana), sebab beliau sering mendoakan mereka di malam hari yang hening. "Sahabatku, saya minta maaf, mungkin ini adalah malam terakhir aku mengunjungi kalian!".
Ya, lelaki itu adalah Muhammad salallahu alaihi wasallam. Pria yang tidak ada gantinya. Pria penuh ambisi yang visioner, ia ingin agamanya menang atas seluruh kekuatan dunia. Ia, padahal baru 4-5 tahu  membangun negara---madinah---ia beranikan diri untuk menyurati para penguasa arab, dan bahkan dua imperium besar: Romawi dan Persia.
Ia, adalah idola bagi siapapun yang menjadi sahabat, kerabat, tetangga. Sebab Ia tidak ada celah sedikitpun untuk dicela. Kecerdasannya mampu melerai tokoh-tokoh quraisy yang hampir pecah karena ada silang pendapat: siapa yang pantas meletakkan batu hitam (hajar aswad) di tempat semua. Saat itu Mekkah dilanda banjir. Banjir bandang itu melalap segala bangunan di area Mekkah, terutama "prasasti-prasasti" yang ada disekitaran Ka'bah, dan bahkan bangunan ka'bah ikut terdampak.
Para Sejarawan, Ilmuwan, dan Cerdik-pandai berlomba-lomba menulis kisah-kisah dalam hidupnya. Mereka mendedah bagian yang belum pernah dibedah peneliti sebelumnya. Tujuannya hanya satu, mereka ingin mendapat percikan "nur muhammad" yang memuliakan siapa saja yang memuliannya. Dalam hal ini, mereka (ilmuwan) mencari kemuliaan via karya tulis.
Terhadapnya, mari kita langitkan salawat, tak hanya sekali dua kali. Namun berikan salawat terbaikmu, sebab watak seorang pecinta adalah diukur dari seberapa ia sering menyebut nama kekasihnya. Muhammad bin Abdullah, nama yang begitu indah. Sangat layak mendapat pujian dari kita, umatnya.
Salallahu alaika, Ya Nabi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI