Mohon tunggu...
pondok pesantren daarul arqom
pondok pesantren daarul arqom Mohon Tunggu... Penulis - muda qur'ani muda berprestasi

daarul arqom kampus 1 pulon malangan daarul arqom kampus 2 tulung, tulung, tulung daarul arqom kampus 3 wajong wetan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenang Kanjeng Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi wa Salam

9 Oktober 2022   11:32 Diperbarui: 9 Oktober 2022   11:39 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Yahudi Madinah, kurang apa mereka menganggu ia? Munafik madinah? Atau, musyrik yang tinggal di Thaif? Setelah semua yang mereka lakukan kepada-nya, ia tetap santun. Ya, walaupun kadang ia harus tegas kepada mereka, sebab perlakuan yang sudah melampaui batas!

Seorang Malaikat menyerunya setelah ia mereganggkan ototnya di bawah rindangnya pohon kurma. Malaikat itu berseloroh sambil menahan amarah, "Wahai Muhammad, sudikah engkau mengizinkan aku untuk menimpakan gunung ini kepada kaum-mu yang kurang ajar itu?", ia menjawab, "Jangan, saya berharap keturunan mereka ada yang beriman kepada Allah!"
Ia sekali-kali tak pernah ingin umatnya bersusah payah., Pernah suatu kali ia menegur sahabat karena terlampau lama mengimami salat, sebab ia takut orang-orang itu akan membenci salat karena mereka para pekerja yang dikejar waktu untuk bekerja. Sambil mengatakan kepada sahabat tersebut, "Apakah engkau rela menjadi fitnah bagi mereka!"

Ia, adalah orang yang sangat sayang kepada tetangganya, bahkan tetangga yahudi tua yang kurang ajar! Suatu ketika si tua yahudi dan buta itu berkata, "Muhammad telah gila!", sang lelaki itu tetap dalam pekerjaannya: menyuapi si nenek yahudi tua nan buta itu, sambil mendengar namanya disebut-sebut dengan disemati ejekan yang kita sendiri enggan mendengarnya.

Ia, adalah seorang lelaki yang penuh dengan cinta. Suatu ketika saat matahari mulai menyapa, ia datang ke rumah istri tercintanya.

Ia lapar, lalu menanyakan perihal lauk yang istrinya masak pagi itu. "Wahai istriku, apakah ada yang bisa kumakan hari ini?", katanya sambil tersenyum lebar. "Tidak ada, wahai suamiku!", sesegera mungkin ia menjawab, "Yasudah, aku puasa saja!". Istri mana yang sanggup kehilangan suami sepertinya ini? Wallah, tak ada!

Sayangnya tak hanya di dunia saja. Bahkan saat ia akan meninggal, yang beliau khawatirkan adalah umatnya. Tapi, kita tak pernah sedikitpun tumbuh cinta murni dan tulus kepadanya!

Ia, adalah sosok yang tidak akan masuk ke dalam surga sebelum semua umatnya selamat dari siksa neraka.

Ungkapan terakhirnya sebelum ia meninggalkan titian neraka, "Ya Tuhanku, selamatkan siapapun dari umatku yang pernah berucap dengan penuh keyakinan, laa ilaaha ilallah", sambil terisak ia berdoa, berharap umatnya ikut masuk ke surga bersamanya.

Ia, adalah orang yang paling mengenali umatnya dari bekas-bekas wudhu mereka. Muncul semburat cahaya dari sekujur tubuh umatnya, ia-pun sesegera mungkin memanggilnya.

Saat ia wafat, Tuhan bertanya kepadanya, "Engkau kuberi dua pilihan, hidup bahagia di dunia atau kembali kepadaku?", sambil menahan rasa sakit karena ada bekas racun yang mengalir dalam tubuhnya ia menjawab, "Ila rafiqil a'la". Ia, dengan penuh kesahajaan menjawab ingin bertemu dengan kekasihnya.

Langit madinah hitam pekat, air mata orang-orang bercucuran tak tentu arah. Salah seorang sahabat mondar-mandir sambil menenteng pedang ingin membunuh siapapun yang mengatakan 'Muhammad telah mati'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun