Mohon tunggu...
Muhammad Akmal
Muhammad Akmal Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya Madridista

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis Interpretasi Citra Satelite NDVI, NDWI, dan SWIR di Daerah Denpasar

23 Oktober 2024   20:07 Diperbarui: 23 Oktober 2024   20:10 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
browser.dataspace copernicus

Nama : Muhammad Akmal 

Kelas : A

NIM : 2410416210027

Program Studi : Geografi 

Mata Kuliah : Penginderaan Jauh

Dosen Pengampu : Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si., M.Si.

Mahasiswa S1 Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat

Citra satelit adalah gambar yang diambil oleh satelit yang mengorbit Bumi. Citra ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti pemantauan lingkungan, perencanaan kota, pertanian, dan pengelolaan sumber daya alam. Citra satelit dapat memberikan informasi tentang penggunaan lahan, perubahan iklim, dan bencana alam, serta membantu dalam penelitian ilmiah dan analisis data geospasial. Ada berbagai jenis citra satelit, termasuk citra optik, radar, dan inframerah, masing-masing dengan keunggulan tertentu tergantung pada aplikasi yang diinginkan.

disini saya akan menganalisis 3 jenis citra satelit di daerah Denpasar yang sudah saya download  :

1. NDVI Sentinel-2 L2A

NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) adalah indeks yang digunakan untuk mengukur kehijauan atau kerapatan vegetasi. Nilai NDVI berkisar antara -1 hingga 1.

Sentinel-2 L2A merupakan data satelit yang telah diproses dan dikoreksi, sehingga dapat digunakan untuk analisis vegetasi.

Nilai Tinggi (Hijau Tua): Menunjukkan vegetasi yang sangat hijau dan sehat.
Nilai Rendah (Kuning atau Coklat): Menunjukkan sedikit atau tidak ada vegetasi, atau vegetasi yang stres.

1. Distribusi Vegetasi:
Wilayah Perkotaan: Umumnya memiliki nilai NDVI yang rendah, ditunjukkan dengan warna kuning atau coklat. Hal ini mengindikasikan sedikitnya tutupan vegetasi akibat pembangunan infrastruktur.
Wilayah Pertanian: Memiliki nilai NDVI yang lebih tinggi, ditunjukkan dengan warna hijau. Ini mengindikasikan adanya lahan pertanian yang produktif.
Wilayah Hutan/Perbukitan: Jika ada dalam area gambar, umumnya memiliki nilai NDVI yang tinggi, menunjukkan tutupan vegetasi yang lebat.

2. Kondisi Vegetasi:
 Sehat: Area dengan warna hijau tua menunjukkan kondisi vegetasi yang baik dan subur.
 Stres: Area dengan warna kuning atau coklat mengindikasikan adanya tekanan pada vegetasi, seperti kekeringan, hama, atau penyakit.

3. Perubahan Lahan:
Dengan membandingkan gambar NDVI pada waktu yang berbeda, kita dapat melihat perubahan tutupan lahan, seperti perluasan area perkotaan atau perubahan penggunaan lahan pertanian. 

analisis NDVI juga mempunyai manfaat Untuk memantau pertumbuhan tanaman, mengidentifikasi area yang kekurangan nutrisi, dan mengoptimalkan penggunaan pupuk. Untuk memantau deforestasi, kebakaran hutan, dan kesehatan hutan serta mempelajari dampak iklim terhadap vegetasi. Perencanaan Tata Ruang Untuk mengidentifikasi area yang cocok untuk pertanian, perhutanan, atau pembangunan.

2. NDWI Sentinel-2 L2A

browser.dataspace copernicus
browser.dataspace copernicus
NDWI (Normalized Difference Water Index) gambaran visual mengenai distribusi kandungan air atau kelembaban di permukaan bumi pada suatu wilayah tertentu.

Analisis Citra Satelit Wilayah Denpasar Berdasarkan Peta NDWI:

Dominasi Vegetasi: Wilayah Denpasar didominasi oleh tutupan vegetasi yang cukup baik, terlihat dari warna hijau yang mendominasi peta. Ini mengindikasikan bahwa wilayah ini masih memiliki kualitas lingkungan yang cukup baik. Terbukti dengan banyaknya warna Hijau Menunjukkan area dengan tutupan vegetasi yang sehat dan cukup lembap.

Distribusi Badan Air: Terdapat beberapa area dengan warna biru, yang mengindikasikan keberadaan badan air seperti sungai, danau, atau sawah. Ini penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan ketersediaan air.

Variasi Kelembaban: Terdapat variasi warna hijau yang menunjukkan perbedaan tingkat kelembaban pada berbagai area. Ini bisa dipengaruhi oleh jenis vegetasi, topografi, serta aktivitas manusia. contoh Hijau Muda hingga Kuning: Menunjukkan area dengan tutupan vegetasi yang lebih kering atau area tanah terbuka.

Area Urbanisasi: Terlihat beberapa area dengan warna hijau muda hingga kuning, yang kemungkinan merupakan area perkotaan dengan tutupan vegetasi yang lebih sedikit dan permukaan yang lebih keras. 

Peta NDWI ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan, Pemantauan perubahan tutupan lahan, membandingkan peta NDWI pada waktu yang berbeda dapat membantu mengidentifikasi perubahan tutupan lahan akibat urbanisasi, deforestasi, atau perubahan penggunaan lahan lainnya. Pemantauan Kualitas Air, Perubahan warna biru pada badan air dapat mengindikasikan perubahan kualitas air.

Peta ini kuga dapat menjadi salah satu input dalam perencanaan tata ruang untuk memastikan pemanfaatan lahan yang berkelanjutan.

Pemantauan kekeringan, Perubahan warna hijau menjadi kuning atau coklat dapat menjadi indikasi awal terjadinya kekeringan.

Pemetaan lahan basah, Peta ini dapat membantu mengidentifikasi area lahan basah yang penting untuk menjaga keanekaragaman hayati.

terdapat juga beberapa kekuranganya: 

Kondisi atmosfer seperti awan dapat mempengaruhi akurasi data NDWI.

Jenis vegetasi yang yang tidak sama memiliki karakteristik spektral yang berbeda, sehingga interpretasi data NDWI perlu memperhatikan jenis vegetasi yang ada.

Resolusi spasial citra satelit dapat mempengaruhi tingkat detail informasi yang diperoleh.

Peta NDWI merupakan alat yang sangat berguna untuk memahami kondisi lingkungan suatu wilayah. Dalam konteks wilayah Denpasar, peta ini memberikan gambaran umum mengenai distribusi air dan vegetasi.

3. SWIR Sentinel-2 L2A

browser.dataspace copernicus
browser.dataspace copernicus
SWIR (Shortwave Infrared) adalah spektral band pada citra satelit yang sensitif terhadap energi gelombang pendek inframerah.

SWIR sangat sensitif terhadap kandungan air pada vegetasi dan tanah. Area dengan kandungan air tinggi akan memiliki nilai reflektansi yang lebih rendah pada band SWIR. memiliki karakteristik spektral yang unik pada band SWIR, sehingga dapat digunakan untuk identifikasi jenis mineral. SWIR juga dapat digunakan untuk membedakan jenis vegetasi, kondisi kesehatan vegetasi, dan bahkan untuk mengestimasi biomassa. Beberapa jenis polusi dapat dideteksi menggunakan band SWIR, seperti tumpahan minyak atau pencemaran air. 

Analisis Citra SWIR Wilayah Denpasar 

  • Vegetasi, mengingat Denpasar merupakan daerah dengan banyak vegetasi, citra SWIR kemungkinan akan menunjukkan variasi yang signifikan dalam reflektansi, terutama di area perkotaan dan pedesaan. Area dengan vegetasi yang sehat dan berdaun lebar cenderung memiliki nilai reflektansi yang lebih rendah pada SWIR dibandingkan dengan area dengan vegetasi yang stres atau jarang.
  • Kandungan Air, Daerah-daerah seperti sungai, sawah, dan area pesisir akan memiliki nilai reflektansi yang rendah pada SWIR karena kandungan air yang tinggi.
  • Jenis Tanah, jika terdapat perbedaan jenis tanah yang signifikan di wilayah Denpasar, citra SWIR dapat membantu membedakannya berdasarkan kandungan mineral yang berbeda.
  • Perubahan Penggunaan Lahan: citra SWIR dapat digunakan untuk memantau perubahan penggunaan lahan dari waktu ke waktu, seperti konversi lahan pertanian menjadi kawasan permukiman atau industri.

SWIR dapat digunakan untuk berbagai tujuan:

 Mengidentifikasi perubahan kualitas air di sungai, danau, atau kawasan pesisir.

 Membedakan jenis vegetasi, mengestimasi biomassa, dan memantau kesehatan ekosistem.

 Mendeteksi daerah yang mengalami kekeringan berdasarkan penurunan kandungan air dalam vegetasi.

 Membantu dalam perencanaan tata ruang yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan.

 Membantu dalam pemantauan bencana alam seperti banjir, kekeringan, atau kebakaran hutan.

KESIMPULAN

Citra NDWI, NDVI, dan SWIR adalah tiga jenis citra satelit yang sama-sama sering digunakan dalam penginderaan jauh untuk menganalisis kondisi permukaan bumi. Masing-masing memiliki karakteristik dan keunggulan yang berbeda, namun secara umum ketiganya saling melengkapi dalam memberikan informasi yang lebih komprehensif tentang suatu wilayah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun