Mohon tunggu...
muhammad akhyar
muhammad akhyar Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, penulis, trainer.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Risalah Ayah: Prima Facie

15 November 2010   22:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:35 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Nanti sajalah, lebih baik uang ditabung untuk biaya sekolah anak-anak.”

Temannya itu hanya menggaruk-garuk kepalanya.

Dzulhijjah 1425

Ayahku adalah orang Melayu, tak heran impian terbesarnya adalah naik
haji, menyambangi tanah suci, menyambut panggilan Ilahi Rabbi. Aku tahu
mimpinya itu, jelas sekali. Suatu ketika aku berbincang-bincang padanya.

“Pak, tidak ingin naik haji? Kulihat teman-teman bapak sudah banyak yang pergi ke Mekkah.”

“Buat apa kita naik haji nak, kalau masih banyak kewajiban kita yang belum selesai di sini.”

“Bukankah ibadah haji wajib hukumnya Pak?”

“Aku kira”, ia menghela nafas, “menyekolahkan anak setinggi yang aku mampu lebih merupakan kewajibanku saat ini”

Aku terdiam.

Dzulhijjah 1430

Takbir terus berkumandang bersahut-sahutan. Aku menghadirkan ornamen-ornamen sejarah itu, kini di depanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun