Mohon tunggu...
Muhammad Akbar
Muhammad Akbar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang mahasiswa program studi Teknologi Prodoksi dan Pengembangan Masyarakat Sekolah Vokasi IPB, yang bergerak dalam penyuluhan pertanian, peternakan dan perikanan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Budidaya dan Pasca Panen Maggot BSF Melaui Metode Sangrai dan Penguatan Kelembagaan

14 Desember 2023   22:14 Diperbarui: 14 Desember 2023   22:21 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyampaian materi penguatan kelembagaan oleh Muhammad Aziz selaku Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB. Sumber: Dokumentasi Pribadi. 

Selanjutnya, materi bimbingan teknis dibawakan oleh Ma'mun Murod selaku mahasiswa Sekolah Vokasi IPB. Ma'mun memaparkan materi terkait teknis mengeringkan maggot melalui metode sangrai.

Metode sangrai menjadi metode yang sederhana dan tidak membutuhkan alat khusus. Alat yang diperlukan meliputi wajan, kompor, baki, saringan kawat, dan pasir. Ma'mun mengatakan "Tujuan dari dilakukannya pengeringan maggot adalah untuk mempertahankan kualitas maggot supaya memiliki masa simpan yang lebih lama, yaitu mencapai 4-6 bulan jika disimpan rapi dalam wadah tertutup. Penggunaan silika gel food grade juga harus diperhatikan dalam penyimpanan maggot karena untuk mengantisipasi maggot kering berjamur".

Diharapkan dengan adanya penerapan metode pengeringan ini bagi masyarakat dapat menjadi nilai tambah pada produk maggot. Maggot menjadi lebih tahan lama dengan kualitas protein tidak berkurang. Produk maggot ini juga diharapkan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dan menciptakan mandiri protein.

Penyampaian materi penguatan kelembagaan oleh Muhammad Aziz selaku Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB. Sumber: Dokumentasi Pribadi. 
Penyampaian materi penguatan kelembagaan oleh Muhammad Aziz selaku Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB. Sumber: Dokumentasi Pribadi. 
Pengelolaan limbah organik berbasis maggot BSF di Desa Sukaharja diharapkan memberi dampah positif bagi masyarakatnya. Pembentukan organisasi diperlukan untuk keberlanjutan kepengurusan pengelolaan limbah. FGD yang dihadiri oleh para ketua poktan, RT/RW, dan masyarkat Desa Sukaharja. Bapak Sukma beranggapan bahwa proses pengelolaan limbah memerlukan orang-orang dengan minat dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. 

Proses FGD yang difasilitasi oleh Muhammad Aziz Maulana memancing pendapat-pendapat dari masyarakat. Hasil dari FGD ini adalah terbentuknya struktur organisasi serta penguatan kelembagaan dari seluruh lapisan masyarakat untuk berkontribusi dalam pengelolaan limbah organik berbasis maggot BSF di Desa Sukaharja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun