Mohon tunggu...
Muhammad Akbar
Muhammad Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perkenalkan nama saya Muhammad Akbar, saya mahasiswa program studi pendidikan bahasa Indonesia, universitas Islam negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kendalikan Diri dengan Stoikisme

27 Mei 2024   22:05 Diperbarui: 27 Mei 2024   22:13 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halo sobat, apakah masih ada diantara sobat yang masih merasa susah untuk mengontrol emosi? Tentunya hal tersebut pastinya mengganggu kehidupan sobat sobat semuanya, karena dengan tidak dapat mengontrol emosi, sobat semuanya pasti akan susah dalam menghadapi dan mengambil keputusan dalam hidup ini. Yuk sobat semuanya, kita simak tentang stoikisme, yang dapat membantu permasalahan emosional sobat semuanya!

Filosofi stoikisme adalah aliran pemikiran kuno dari Yunani yang mulai digagas oleh Zeno dari Citium sekitar 300 tahun sebelum Masehi. Arti stoicism atau "stoikisme" sendiri adalah karena konon Zeno sering mengajar di tempat terbuka yang disebut "Stoa Poikile" atau "Serambi Dicat". Selain Zeno, ada juga tokoh filsuf lain seperti Cleanthes dan Epictetus yang ikut menyumbangkan pemikiran dalam aliran ini.

Menurut Dr Listiyono, stoikisme seperti mengajarkan kita untuk menghargai waktu. Ada pemahaman bahwa realitas adalah proses riil yang harus dihadapi dengan sungguh-sungguh agar hidup manusia menjadi lebih baik dan lebih etis dari sebelumnya.

Stoikisme adalah salah satu aliran filsafat yang banyak mengajarkan mengenai kendali diri. Dengan memahami prinsip ini, kita dapat mengubah perspektif tentang hidup dan menjadi lebih mampu menghadapi tantangan dengan sikap yang lebih bijaksana dan tenang.

Point penting dalam ajaran stoikisme :

1. Fokus pada hal yang bisa dikendalikan

Karena sejak awal sudah fokus untuk memisahkan mana hal-hal yang bisa dikontrol atau tidak, Anda mestinya akan lebih fokus pada hal yang bisa dikendalikan. Melakukan upaya ini tentunya baik untuk kondisi kesehatan mental, sebab Anda tak perlu sering stres ketika banyak peristiwa yang terjadi di luar ekspektasi.

2. Harapkan yang terbaik, tapi antisipasi hal terburuk

Prinsip stoikisme juga mengajarkan seseorang supaya lebih legowo dalam menerima seluruh kejadian dalam hidup. Seorang Stoic biasanya akan mengharapkan hasil terbaik dengan tetap mengantisipasi hal terburuk. Dengan begini, Anda bisa menetapkan ekspektasi agar selalu berada di tengah, tidak terlalu ke atas dan tidak terlalu ke bawah.

3. Memento mori

Memento mori adalah bahasa Yunani yang artinya mengingat kematian. Ini juga menjadi salah satu ajaran stoikisme yang akan membantu seorang Stoic untuk memikirkan, mengucapkan, dan melakukan hal-hal baik. Dengan mengingat kematian secara tepat, Anda jadi bisa menjadi versi terbaik bagi sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun