Mohon tunggu...
Muhammad Akbar
Muhammad Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perkenalkan nama saya Muhammad Akbar, saya mahasiswa program studi pendidikan bahasa Indonesia, universitas Islam negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kendalikan Diri dengan Stoikisme

27 Mei 2024   22:05 Diperbarui: 27 Mei 2024   22:13 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo sobat, apakah masih ada diantara sobat yang masih merasa susah untuk mengontrol emosi? Tentunya hal tersebut pastinya mengganggu kehidupan sobat sobat semuanya, karena dengan tidak dapat mengontrol emosi, sobat semuanya pasti akan susah dalam menghadapi dan mengambil keputusan dalam hidup ini. Yuk sobat semuanya, kita simak tentang stoikisme, yang dapat membantu permasalahan emosional sobat semuanya!

Filosofi stoikisme adalah aliran pemikiran kuno dari Yunani yang mulai digagas oleh Zeno dari Citium sekitar 300 tahun sebelum Masehi. Arti stoicism atau "stoikisme" sendiri adalah karena konon Zeno sering mengajar di tempat terbuka yang disebut "Stoa Poikile" atau "Serambi Dicat". Selain Zeno, ada juga tokoh filsuf lain seperti Cleanthes dan Epictetus yang ikut menyumbangkan pemikiran dalam aliran ini.

Menurut Dr Listiyono, stoikisme seperti mengajarkan kita untuk menghargai waktu. Ada pemahaman bahwa realitas adalah proses riil yang harus dihadapi dengan sungguh-sungguh agar hidup manusia menjadi lebih baik dan lebih etis dari sebelumnya.

Stoikisme adalah salah satu aliran filsafat yang banyak mengajarkan mengenai kendali diri. Dengan memahami prinsip ini, kita dapat mengubah perspektif tentang hidup dan menjadi lebih mampu menghadapi tantangan dengan sikap yang lebih bijaksana dan tenang.

Point penting dalam ajaran stoikisme :

1. Fokus pada hal yang bisa dikendalikan

Karena sejak awal sudah fokus untuk memisahkan mana hal-hal yang bisa dikontrol atau tidak, Anda mestinya akan lebih fokus pada hal yang bisa dikendalikan. Melakukan upaya ini tentunya baik untuk kondisi kesehatan mental, sebab Anda tak perlu sering stres ketika banyak peristiwa yang terjadi di luar ekspektasi.

2. Harapkan yang terbaik, tapi antisipasi hal terburuk

Prinsip stoikisme juga mengajarkan seseorang supaya lebih legowo dalam menerima seluruh kejadian dalam hidup. Seorang Stoic biasanya akan mengharapkan hasil terbaik dengan tetap mengantisipasi hal terburuk. Dengan begini, Anda bisa menetapkan ekspektasi agar selalu berada di tengah, tidak terlalu ke atas dan tidak terlalu ke bawah.

3. Memento mori

Memento mori adalah bahasa Yunani yang artinya mengingat kematian. Ini juga menjadi salah satu ajaran stoikisme yang akan membantu seorang Stoic untuk memikirkan, mengucapkan, dan melakukan hal-hal baik. Dengan mengingat kematian secara tepat, Anda jadi bisa menjadi versi terbaik bagi sesama.

Manfaat penerapan stoikisme 

Dalam kehidupan:

1. Fokus pada hal yang bisa kita kontrol 

Stoikisme mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, yaitu pikiran dan perasaan kita. Di saat yang sama, ini berarti kita tidak perlu terlalu mengkhawatirkan hal-hal yang ada di luar kendali kita. Nah, dengan fokus pada hal-hal yang bisa kita kontrol, pikiran kita pun akan menjadi lebih tenang dan kita bisa mengambil tindakan penting dengan kepala dingin.

2. Tidak terlalu peduli sama opini orang lain 

Stoikisme juga mengajarkan kita untuk tidak terlalu peduli pada pendapat negatif orang lain tentang kita. Ingat, kita tidak bisa mengontrol apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Alhasil, kita bisa menjadi lebih percaya diri dan lebih berani mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai dan prinsip kita sendiri.

3. Lebih bersyukur dengan hidup 

Stoikisme juga mengajarkan kita untuk lebih menghargai apa yang sudah kita miliki dan bersyukur atas segala hal dalam hidup. Kita pun menjadi lebih bisa menikmati momen-momen kecil dan melihat sisi positif dari setiap situasi.

4. Mengendalikan Emosi 

Filosofi stoikisme menekankan bahwa kitalah yang memegang kendali atas pikiran dan perasaan kita, bukan sebaliknya. Artinya, kita bisa belajar untuk mengelola emosi dengan lebih baik, bukan dikendalikan oleh emosi. Kita bisa belajar untuk tidak terlalu terpengaruh oleh emosi negatif seperti amarah atau kecemasan. Hal ini membantu kita untuk tetap tenang dan berpikir jernih sekalipun dalam situasi sulit.

5. Pandangan yang realistis 

Filosofi stoikisme menekankan bahwa logos atau akal merupakan aspek terpenting untuk menjalani hidup dengan baik. Akal atau kemampuan berpikir inilah yang membuat manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Dengan menerapkan filosofi stoikisme, kita selalu didorong untuk menggunakan akal sehat dan melihat hidup dengan lebih realistis. Kita pun akan memahami bahwa hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana dan kadang-kadang kita akan mengalami kegagalan atau kesulitan. Namun, ini kesulitan dalam hidup tidak boleh membuat kita putus asa. Justru, ini bisa menjadi motivasi untuk terus maju dan berkembang.

Kesimpulan dari menerapkan stoikisme

Menurut filosofi stoikisme, rahasia untuk merasa tenang dan bahagia adalah dengan memikirkan hal-hal yang kita bisa kendalikan, sementara menerima dengan lapang dada hal-hal yang tidak bisa kita ubah. Dengan mengikuti prinsip-prinsip filosofi stoikisme ini, kamu bisa menumbuhkan kebijaksanaan, ketenangan pikiran, dan keteguhan mental dalam menghadapi segala situasi, termasuk di tempat kerja. Jadi, untuk menghadapi tantangan apa pun yang kamu hadapi, cobalah terapkan filosofi stoikisme mulai sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun