Mohon tunggu...
Muhammad Aji Styawan
Muhammad Aji Styawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kulo mung sadermi ngelampahi mawon

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengenal Filsafat ar-Razi

12 Mei 2022   12:58 Diperbarui: 12 Mei 2022   13:20 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Filsuf muslim terkenal setelah al-Kindi adalah ar-Razi. Nama lengkap ar-Razi ialah Abu Bakar ar-Razi. Ia lahir, tumbuh dan wafat di Rayy, didekat Taheran Persia. Ia adalah dokter terbesar yang ada pada masa keemasan Islam. Ia pernah menulis sebanyak 20.000 lembar kertas dalam setahun; karyanya sendiri sebanyak 232 buah dengan tema besar tentang kedokteran. Karyanya diterjemahkan ke dalam Bahasa latin pada tahun 1297 M, dan sejak 1486 M karyanya menjadi bacaan wajib di kampus -- kampus Eropa sampai abad ke -- 17.

Namun amat sangat disayangkan tulisannya tentang filsafat belum ditemukan. Hal itu terjadi karena para filsuf selanjutnya telah menghancurkan karyanya setelah menuduh ar-Razi menyimpang dari atau mengingkari ajaran Islam. 

Maka dari itu, Ar-Razi tak terlalu dikenal dan jarang disebut dalam literatur filsafat Islam. Sehingga, terbersit dalam hati saya untuk menyuguhkan sedikit pemikiran Ar-Razi agar kaum muslim umumnya, dan para pelajar filsafat khususnya, dapat mengenal.

Ajaran Lima Kekal

Ajaran ar-Razi yang pertama tentang filsafat dikenal sebagai ajaran "Lima kekal", yaitu Tuhan, Jiwa Universal, Materi Pertama, Ruang Absolut, dan Zaman Absolut. 

Ajaran tersebut menjelaskan bahwa dunia ini muncul bukan dari ketiadaan, melainkan dari sesuatu yang ada yang terwujud dari alam benda yang empirik ini. Alam benda ini muncul dari materi pertama dan selalu membutuhkan ruang. Sehingga, ruang itu mesti ada dan ruang dari seluruh alam benda ini disebut sebagai ruang absolut.

Akan tetapi segala hal yang ada di dunia ini pasti akan terkikis oleh perubahan, karena ia bersifat dinamis. Misalnya, batu yang lama-kelamaan akan hancur dan menjadi butiran pasir apabila tergerus oleh air, namun pasir itu kemudian menggumpal dan menjadi batu kembali. Proses tersebut begitu tersistem, tertib dan teratur karena ada sesuatu tak terlihat yang mengendalikan itu semua, yakni Tuhan.   

Namun, awalnya Tuhan tidak membuat alam ini dari materi pertama. Ar-Razi menyatakan bahwa pada suatu saat jiwa universal tertarik dan ingin bermain-maqin dengan materi pertama. Jiwa dibantu oleh Tuhan untuk dengan membuat alammini dari materi pertama agar jiwa dapat merasakan kesenangan di dalamnya. Jiwa mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan raga sebagai tempat singgah. Namun, mengingat sifat materi begitu menggoda, jiwa akhirnya menjadi terlena. Padahal, kesenangan sejati terletak pada pemisahan antara jiwa dan materi.

Penghargaan Atas Akal

Oleh karena itu, Tuhan memberikan jiwa potensi akal agar manusia tidak tertipu dan dapat menyadari bahwa kesenangan sejati bukan terletak di luar alam materi ini. Untuk itu, melakukan penyucian diri dengan filsafat. 

Dengan kata lain, filsafat yang berpacu pada rasio menuntun manusia agar menginsyafi bahwa kesenangan yang sebenarnya sejati ialah apabila manusia mampu mengontrol hawa nafsu materi. Jika jiwa sudah suci, maka ia akan kembali ke alam asalnya; namun apabila jiwa masih terlena oleh godaan materi, ia akan tetap bersedia di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun