Mohon tunggu...
muhammad aidil faradis
muhammad aidil faradis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik UINSA

Saya Muhammad Aidil Faradis, pemuda berusia 20 tahun yang tengah menekuni ilmu politik di UINSA. Minat saya terhadap dinamika sosial dan politik mendorong saya untuk mendalami ilmu ini. Di luar kegiatan perkuliahan, saya memiliki hobi menulis puisi dan cerpen, dua media yang saya gunakan untuk mengekspresikan pemikiran dan perasaan. Melalui puisi, saya mencoba merangkai kata-kata menjadi sebuah keindahan estetis yang sarat makna, sementara cerpen menjadi wadah bagi saya untuk berimajinasi dan bercerita. Kedua hobi ini menjadi pelengkap bagi kehidupan akademis saya, memberikan keseimbangan dan inspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Santri Harus Melek Politik

21 Desember 2024   10:05 Diperbarui: 21 Desember 2024   10:05 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa Santri Harus Melek Politik?


Santri, sebagai generasi yang memiliki landasan moral dan spiritual yang kuat, memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk politik. Namun, sering kali ada anggapan bahwa politik bukanlah ranah yang sesuai untuk santri karena dianggap penuh dengan intrik dan kepentingan duniawi. Pandangan ini perlu diluruskan, mengingat pentingnya peran santri dalam membangun tatanan masyarakat yang adil dan makmur. Berikut adalah alasan mengapa santri harus melek politik.

Politik adalah Bagian dari Islam

Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga hubungan antarmanusia, termasuk dalam urusan politik. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil."
(QS. An-Nisa: 58)

Ayat ini menunjukkan bahwa politik, yang mencakup pengelolaan amanat dan keadilan, adalah bagian dari ajaran Islam. Santri, sebagai penjaga nilai-nilai agama, memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa politik berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan.

Mencegah Penyalahgunaan Kekuasaan

Ketika santri tidak terlibat atau memahami politik, kekuasaan dapat jatuh ke tangan orang-orang yang tidak memiliki moralitas dan integritas. Rasulullah SAW bersabda:

"Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya."
(HR. Bukhari)

Santri harus menjadi bagian dari solusi dengan memastikan bahwa kepemimpinan berada di tangan orang-orang yang amanah dan kompeten.

Politik adalah Sarana untuk Mewujudkan Kemaslahatan

Politik bukan semata-mata soal kekuasaan, tetapi juga sarana untuk mewujudkan kemaslahatan umat. Dengan terlibat dalam politik, santri dapat memperjuangkan kebijakan yang pro-rakyat, mendukung pendidikan, dan mengentaskan kemiskinan. Dalam konteks ini, politik menjadi ladang amal yang besar jika dijalankan dengan niat yang ikhlas.

Menjadi Penyeimbang dalam Dinamika Politik

Santri, dengan pendidikan moral dan spiritualnya, dapat menjadi penyeimbang dalam dinamika politik yang sering kali diwarnai oleh kepentingan pragmatis. Kehadiran santri dalam politik dapat membawa nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan kepedulian sosial.

Menjawab Tantangan Zaman

Era modern menuntut setiap individu, termasuk santri, untuk memahami isu-isu global dan nasional, seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial. Melek politik memungkinkan santri untuk beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan identitas keislamannya.

Melek politik bukan berarti santri harus menjadi politisi, tetapi santri harus memahami bagaimana politik bekerja dan bagaimana berkontribusi dalam proses politik untuk kebaikan bersama. Dengan bekal ilmu agama dan moralitas yang kuat, santri memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang membawa politik ke arah yang lebih bermartabat dan berorientasi pada kemaslahatan umat.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun