Mohon tunggu...
Muhammad Ahsanul Hidayat
Muhammad Ahsanul Hidayat Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

sebaik baik amal ialah yng bermanfaat buat orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makan Nasional dan Islam di Indonesia

26 Oktober 2023   10:36 Diperbarui: 26 Oktober 2023   11:05 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegagalan ini tidak sulit untuk dilacak sebab-sebabnya yaitu terutama keunggulan penguasaan musuh dalam teknik perang dan persenjataan modern, sesuatu yang tak tertandingi oleh persenjataan yang dimiliki pejuang-pejuang Muslim dalam berbagai kontak senjata. Terlihat di sini bahwa do’a panjang dengan persenjataan ala kadarnya seja sering benar dilumpuhkan musuh. Tambahan lagi, pecahnya perlawanan-perlawanan yang diilhami Islam itu hampir selalu bersifat lokal dan sporadis. 

Tidak pernah dalam bentuk kesatuan yang menyeluruh, karena memang pada waktu itu kita belum lagi mengenal konsep kebangsaan seperti dicanangkan oleh Sumpah Pemuda 1928.

Inilah di antara sisi-sisi lemah dari perlawanan sporadis itu. Belajar dari kegagalan demi kegagalan untuk mendapatkan kemerdekaan dari kekuasaan asing pada abad ke-19, dengan kedatangan abad ke-20, umat Islam telah merubah strategi perjuangannya dari bentuk perang fisik kepada bentuk gerakan sosio-agama dan sosio-politik. 

Dari pihak musuh, umat Islam banyak juga mengambil pelajaran, seperti membentuk organisasiorganisasi modern dalam rangka menyiapkan umat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Asumsi dasarnya adalah bahwa tanpa sebuah umat yang cerdas akan sulit sekali mereka memahami arah perbuatan zaman. Melalui organisasi ini umat dilatih untuk berjuang secara teratur, berencana, dan menggunakan rasio sehat. Terjadilah proses pencerdasan, pencerahan dan pencairan berpikir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun