Mohon tunggu...
Muhammad Agung Syahrullah
Muhammad Agung Syahrullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Padang

إِنَّ مَعِىَ رَبِّى

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelisik Sejarah dan Beragam Keunikan Masjid Raya Syahabuddin

31 Desember 2023   16:28 Diperbarui: 31 Desember 2023   17:11 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Minggu lalu tanggal 18 Desember, Kami mahasiswa Universitas Negeri Padang melakukan kegiatan kkl (kuliah kerja lapangan) di Riau sebagai bagian dari mata kuliah sejarah Indonesia yang baru. kami melakukan, kegiatan kkl melihat dan mengamati sisa-sisa Istana Kesultanan Siak. Istana Siak yang menjadi daya tarik utama objek wisata sejarah ini sudah banyak dikunjungi oleh masyarakat, namun mungkin masih ada objek atau tempat lain yang belum ada dikunjingi masyarakat. Selain Istana Siak, masih ada peninggalan lain yang bisa kita kunjungi yaitu Balai Kepadatan Tinggi, Kompleks Makam Sultan Syarif Kasim II, Makam Tinggi Koto dan gudang Mesiu. Namun yang menjadi objek pengamatan sejarah dan keunikannya adalah Masjid Syahabuddin ini karena menarik.

Berbicara tentang sejarah masjid yang terletak di tepian Sungai Jantan, Jalan Sultan Ismail, Kampung Dalam, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Provinsi Riau ini merupakan saksi sejarah keberadaan Kerajaan Melayu Siak. Sri Indrapura di Sumatera Timur (sekarang bagian dari Provinsi Riau). Didirikan pada tahun 1926 pada masa pemerintahan Sultan Syarif Kasim II, Sultan Siak terakhir. Sultan menamakan masjid ini Masjid Syahhabuddin, nama yang masih dipakai sampai sekarang.

Masjid ini didirikan pada tahun 1882 oleh Sultan Syarif Kasim I. Masjid ini dibangun langsung oleh Kesultanan ke X sebagai tempat ibadah dirinya dan masyarakat sekitar. Saat masjid ini dibangun, sumber pendanaannya adalah bantuan masyarakat setempat. Masjid Syahabuddin atau Masjid Agung Syahabuddin saat ini telah mengalami beberapa kali renovasi yaitu pada tahun 1935, 1956 dan 2003. yang berarti sudah dilakukan tiga kali renovasi. Nama Syahabuddin berasal dari kata Syahab, suku Arab keturunan sultan kerajaan Siak, diawali dari sultan kedua, Sultan Muhammad Ali. Arsitektur bangunan ini terlihat perpaduan antara Arab dan Melayu. Masjid Agung Syahabuddin memiliki 3 pintu masuk dari timur, utara dan selatan.

Gaya bangunan Masjid Syahabuddin merupakan perpaduan arsitektur Arab dan Melayu. Gaya konstruksi masjid ini merupakan perpaduan budaya Arab dan Melayu karena memiliki warna kuning dan hijau. Warna kuning yang dominan dalam budaya Melayu mempunyai makna kehormatan dan kekayaan. Sebab, Sultan Syarif Kasim I merupakan Kesultanan Siak yang dulunya merupakan negara Melayu. Gaya arsitektur sederhana terbuat dari kayu. Namun saat ini sudah banyak perubahan yang dilakukan pada masjid ini, misalnya ada penambahan beberapa bagian agar masjid tidak halus.Warna kuning pada masjid melambangkan kehormatan dan kemakmuran kerajaan Siak, atau warna kuning mempunyai keistimewaan. arti. . tradisi masyarakat Melayu. Selain memiliki fungsi estetis, kuning merupakan warna sakral karena diambil dari lambang matahari dan warna emas yang melambangkan kehormatan dan kejayaan.

Keagungan, kemegahan dan kekudusan. Masjid ini juga mmeiliki khutbah diatas berwarna hijau ,Filosofi warna hijau mempunyai dua arti, pertama alam dan lingkungan, kedua ekonomi dan kesejahteraan, juga terdapat Bedug di sekitar Masjid Agung Syahabuddin. Gendang ini merupakan gendang pertama masjid ini dan gendang ini juga berukuran besar. Gendang tersebut merupakan warisan langsung dari Masjid Syahabuddin. Penggunaan gendang ini sering digunakan oleh penduduk setempat pada saat itu sebagai sarana mengumandangkan salat. Biasanya yang menabuh bedug adalah takmir. Ketika genderang ditabuh, orang-orang memahami bahwa itu adalah tanda dimulainya waktu salat. Selain takmir, ada kiyai atau tokoh agama yang juga bisa memainkan gendang. Kini bedug tersebut diletakkan di samping rumah Tahfidz Syahabuddin dan ditutup dengan panggangan besi. Saat ini bug tersebut masih digunakan atau dimainkan pada hari-hari besar keagamaan Islam.

Masjid tua ini juga mempunyai barang-barang antik seperti mimbar masjid, mimbarnya seperti sebuah bentuk mimbar dari Arabia, negara yang budayanya sepenuhnya Islam. Warga setempat sepakat bahwa mimbar ini sudah lama digunakan oleh keluarga sultan, bahkan sebelum dibangunnya Masjid Syahabuddin. Pada mimbarnya terukir teks tahun 1178 Hijriyah yang artinya kurang lebih 4 abad yang lalu dibandingkan tahun 1444 Hijriyah saat ini. Paduan suara tersebut merupakan peninggalan sultan lain yaitu Sultan Mahmud Abdul Jalil Rahmad Shah pada tahun 1962. Pemerintah tidak melakukan tindakan apapun untuk melestarikan sisa-sisa masjid tersebut, karena peninggalan tersebut merupakan peninggalan langsung dari Kerajaan Siak. Mimbar belum pernah dipindah, hanya ada satu mimbar yang tidak dibangun lagi karena stafnya dirusak dan diganti pada tahun 2006, mimbar aslinya warnanya sama dengan mimbar yg baru.

Makam Sultan Syarif Kasim juga terletak di sebelah Masjid Agung Syahabuddin. Setiap Pengunjung Masjid Syahabuddin juga dapat berziarah ke Makam Sultan Syarif Kasim dan dipandu oleh Penjaga Makam Sultan Syarif Kasim. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kecerobohan di kuburan, karena kuburan adalah kuburan suci dan keramat. Selain itu, terdapat Yayasan Rumah Tahfidzi di kawasan Masjid Agung Syahabuddin yang dikhususkan bagi anak-anak berbakat penghafal Alquran. Rumah Tahfidz Syahabuddin juga menjadi basis acara MTQ perwakilan wilayah Siak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun