Masyarakat Islam (PMI) yang di peruntukan Mahasiswa semester 6 UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dimana Mahasiswa ditempatkan di daerah yang ingin di berdayakan, pada angkatan sekarang program ini dilaksanakan di Desa Karang Sari dan Desa Kertamukti, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada tahun ini jumlah mahasiswa yang di berangkatkan berjumlah 114 orang dimana dari jumlah itu di bagi menjadi 6 kelompok, satu kelompok terdiri dari 19 orang. PLT tahun ini bertema "Menuju desa mandiri" maka dalam pelaksanaanya PLT ini tentunya ada pembekalan terlebih dahulu sebelum pemberangkatan ke tempat, dimana mahasiswa dituntut untuk memahami dan mengaktualisasikan 4 siklus di daerah yang telah ditentukan, dan 4 siklus ini diantaranya:Â
Kegiatan program Praktik Lapangan Terpadu (PLT) sudah menjadi program tahunan dari Jurusan Pengembangan1. Sosialisasi Awal,Rembug Warga dan Refleksi sosial
2. Pemetaan sosial dan Pengorganisasian Masyarakat
3. Perencanaan parsitipatif dan Sinergi program
4. Pelaksanaan program , Monitoring dan Evaluasi
Dari 114 orang yang di bagi menjadi 6 kelompok dimana dalam 6 kelompok ini terdiri dari 2 posko. Posko 1 berada di Desa Karangsari tepatnya di Pondok Pesantren Alam Annaba dimana disana yang ditempatkan terdiri dari kelompok 1 dan 2. Sementara untuk posko 2 berada di Desa Kertamukti tepatnya di Pondok Pesantren Daarussalam yang ditempatkan terdiri dari kelompok 3 sampai 6.
Setiap kelompok dalam pelaksanaannya difokuskan kepada ruang lingkup DKM ; Kelompok 1 di daerah Ponpes Annaba, Kelompok 2 DKM Nurul hidayah & Masyarakat sekitar, Kelompok 3 DKM Al Furqon & Masyarakat sekitar, Kelompok 4 DKM Nurul Islam & Masyarakat sekitar, Kelompok 5 DKM Al Mukaromah & Masyarakat sekitar, Kelompok 6 DKM Sirojul Janah & Masyarakat sekitar. Setiap kelompok memiliki nama kelompoknya masing-masing, khususnya kelompok 4 bernama Mirsyab yang memiliki makna "cerminan para pemuda" Yang terdiri dari 19 orang dengan 8 laki laki dan 11 perempuan. Mirsyab diketuai oleh Aldian Ismuhadi dengan anggota antaranya ; Abdul Mukhlish Hammam, Ahmad Ali Aziz Mustofa, Muhammad Agung Gumelar, Muhammad Fadli Basyari, Sofa Marwah Almunawaroh, Ratu Maharani, Wilda Khoerunnisa Selfa Lestari, Rizki Syafarudin Nurahman, Luthfi Audry Miftahussalam, Meylani Dwi Khoirun Nisa, Khairunnisa Nailah Risanti, Nadhiva Adrikny Siraj, Anisyah, Anis Syifa Fauziah, Faaza Fauziyyah Rabbaniyyah, Aliya Rafa Salsabila, Debi Alfa Diansyah. Ke 19 orang ini ditempatkan di DKM Nurul Islam Kampung Cibitung Desa Kerta Mukti RT 01&02 RW 02 untuk pelaksanaan 4 siklus dalam program Praktik Lapangan Terpadu Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.Â
Mirsyab sebagai kelompok dalam program Praktik Lapangan Terpadu telah melaksanakan 4 siklus, dimana pada siklus terakhir yaitu pelaksanaan program, Mirsyab membantu pihak DKM sebagai organisasi masyarakat yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program kedepannya, melaksanakan suatu kegiatan dimana kegiatan itu bernama edukasi tentang sampah. Kemudian pada pelaksanaan siklus 1 yaitu Sosialisasi Awal,Rembug Warga dan Refleksi sosial, Pada hari Kamis tanggal 25 Mei 2023 Daerah DKM Nurul Islam mengadakan Rembug Warga yang bertempat di Masjid Nurul Islam dimana disana menghasilkan gambaran permasalahan yang ada seperti diantaranya; Pupuk yang mahal tapi hasil produksi murah, akses jalan yang kurang bagus, sampah dimana-mana, tidak adanya TPS dan sarana olahraga yang kurang memadai. Sesudah melaksanakan siklus 1 kelompok Mirsyab melaksanakan transek pada tanggal 31 Mei 2023 di sekitar DKM Nurul Islam.Â
" Ketika saya dan teman kelompok melakukan transek untuk mengetahui bagaimana Sumber Daya yang ada dimasyarakat DKM Nurul islam yang meliputi Sumber Daya Ekonomi, Sumber Daya Lingkungan dan Sumber Daya Manusia.Â
Potensi yang mereka miliki sangat banyak khusus nya di bidang pertanian atau perkebunan. Saat kita melakukan transek kita menemukan banyak titik penimbunan sampah seperti di pinggiran sungai, irigasi maupun pinggir jalan bahkan ada yang ditimbun hingga menumpuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Padahal dengan sampah yang ada bisa dimanfaatkan menjadi pupuk untuk pertanian di lahan yang masyarakat miliki.Â
Mulai dari potensi dan permasalahan itulah kita bersama sinergi bersama masyarakat yang mencakup tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemerintahan untuk bisa mengatasinya mengubah masalah yaitu sampah menjadi pupuk untuk dimanfaatkan guna potensi yang ada pada lingkungan masyarakat." Ujar Aldian Ketua Kelompok Mirsyab.Â