Salah satu prinsip utama dalam kepemimpinannya adalah "bisa rumangsa, ojo rumangsa bisa", yang berarti mampu merasakan dan memahami perasaan orang lain tanpa merasa lebih unggul. Hal ini menunjukkan pentingnya empati dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin yang baik harus mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain, memahami kebutuhan dan tantangan mereka, serta tidak menganggap dirinya lebih mampu atau lebih baik dari orang lain.
2. Angrasa Wani
Prinsip "angrasa wani" menggambarkan keberanian mengambil risiko. Hal ini mencakup keberanian untuk salah, berbuat, mencoba, dan berinovasi. Seorang pemimpin yang baik tidak takut menghadapi tantangan dan berani mengambil langkah baru, meskipun ada kemungkinan gagal. Sikap ini penting untuk mendorong kemajuan dan perubahan positif di masyarakat.
3. Angrasa Kleru
Konsep "angrasa kleru" menekankan pentingnya mengakui kesalahan. Pemimpin yang bijaksana adalah pemimpin yang tidak hanya berani mengambil keputusan, tetapi juga berani mengakui kesalahannya. Hal ini mencerminkan sikap kesatria dan integritas, yang sangat penting dalam membangun kepercayaan di antara pengikut dan masyarakat.
4. Bener Tur Pener
Terakhir, prinsip "bener tur pener" menekankan perbedaan antara apa yang benar dan apa yang pener (benar dalam konteks yang lebih luas). Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus mampu membedakan antara kebenaran mutlak dan kebenaran yang sesuai dengan konteks sosial dan budaya. Pemahaman ini penting untuk membuat keputusan yang adil dan bijaksana.
Kategori Kepemimpinan Mangkunegara IV
Kepemimpinan KGPAA Mangkunegara IV dapat dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu Nistha, Madya, dan Utama. Setiap kategori mencerminkan tingkat kualitas dan karakter seorang pemimpin.
1. Nistha
Kategori Nistha mengacu pada pemimpin yang buruk dan tidak benar. Pemimpin dalam kategori ini cenderung mengutamakan kepentingan pribadi dan tidak memperhatikan tanggung jawabnya terhadap masyarakat. Mereka dapat mengambil keputusan yang merugikan orang lain dan tidak memiliki integritas. Dalam konteks ini, pemimpin yang masuk dalam kategori Nistha dianggap tidak layak memimpin karena tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.