Mohon tunggu...
MUHAMMAD AGAM DWIPUTRA
MUHAMMAD AGAM DWIPUTRA Mohon Tunggu... Arsitek - Mahasiswa_S1 Arsitektur Universitas Mercubuana

NIM : 41221120005 Universitas Mercu Buana Meruya, Fakultas Teknik prodi Arsitektur. Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Besar 2 - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

18 November 2024   03:05 Diperbarui: 18 November 2024   03:05 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pemimpin memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan perubahan, baik pada level individu, organisasi, maupun masyarakat. Dalam konteks budaya Jawa, pemikiran Mangkunegara IV menekankan pentingnya pemimpin untuk "menghidupi perasaan" atau menguasai raos gesang. Hal ini mengacu pada kemampuan untuk memimpin dengan kepekaan batin, empati, dan integritas.


Menghidupi Perasaan dalam Kepemimpinan


Kepekaan Batin:
Pemimpin yang mampu merasakan dan memahami perasaan orang lain dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan suportif. Kepekaan ini memungkinkan pemimpin untuk lebih menanggapi kebutuhan dan perhatian anggota tim, sehingga meningkatkan keterlibatan dan motivasi.


Empati:
Empati adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat. Pemimpin yang berempati dapat membangun komunikasi yang lebih baik dan menciptakan rasa saling percaya. Hal ini terutama penting dalam situasi yang menantang, di mana anggota tim mungkin merasa tertekan atau tidak berdaya.


Integritas:
Integritas adalah fondasi kepemimpinan yang efektif. Pemimpin yang memiliki integritas akan selalu bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya, sehingga menjadi panutan bagi orang lain. Hal ini membantu membangun kredibilitas dan kepercayaan di antara anggota tim dan masyarakat.


Relevansi dalam Pencegahan Korupsi dan Transformasi Diri


Pendekatan yang diusulkan Mangkunegara IV sangat relevan dalam konteks pencegahan korupsi dan transformasi kepemimpinan diri. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kemampuan membawa makna hidup menjadi penting:
Pencegahan Korupsi:


Pemimpin yang memiliki kepekaan dan integritas cenderung lebih mampu menghindari praktik korupsi. Dengan memahami dampak tindakannya terhadap orang lain, mereka akan lebih berhati-hati dalam membuat keputusan yang dapat merugikan masyarakat.
Transformasi Diri:


Mewujudkan makna juga berarti refleksi diri dan berusaha untuk terus berkembang. Pemimpin yang rendah hati dan terbuka terhadap kritik akan lebih mampu membuat perubahan positif dalam diri mereka sendiri, yang pada gilirannya akan memengaruhi tim dan organisasi secara keseluruhan.


Membangun Budaya Organisasi yang Positif:
Pemimpin yang membawa makna hidup dapat menciptakan budaya organisasi yang sehat, di mana nilai-nilai seperti kejujuran, saling menghormati, dan kolaborasi menjadi norma. Hal ini penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan inovatif.

Modul Prof Apollo
Modul Prof Apollo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun