Mohon tunggu...
MUHAMMAD AGAM DWIPUTRA
MUHAMMAD AGAM DWIPUTRA Mohon Tunggu... Arsitek - Mahasiswa_S1 Arsitektur Universitas Mercubuana

NIM : 41221120005 Universitas Mercu Buana Meruya, Fakultas Teknik prodi Arsitektur. Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kuis 2 -Pendidikan Anti Korupsid dan EtikUMB

19 September 2024   14:54 Diperbarui: 19 September 2024   14:54 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PPT Modul Dosen : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

QUIZ 2

Praktik Stoicisme, Membedakan Antara Fortuna vs Virtue Untuk Menjadi Sarjana Unggul dan Profesional

 Pengertian Stoikisme

Stoisisme adalah sebuah filsafat yang mengajarkan pentingnya pengendalian diri, kebijaksanaan, dan penerimaan terhadap hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan. Dalam konteks pendidikan, penerapan prinsip-prinsip stoisisme dapat membantu siswa menjadi sarjana yang unggul dan profesional yang sukses. Berikut adalah beberapa cara untuk menerapkan praktik stoisisme dalam kehidupan akademis dan profesional.


Stoikisme adalah aliran filsafat yang muncul di Yunani kuno sekitar abad ke-3 SM, didirikan oleh Zeno dari Citium. Filsafat ini mengajarkan cara hidup yang berfokus pada pengendalian diri, kebijaksanaan, dan penerimaan terhadap hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan. Stoikisme menekankan pentingnya kebajikan sebagai satu-satunya kebaikan sejati dan mengajarkan bahwa emosi negatif dapat diatasi melalui pemahaman dan rasionalitas.

Sejarah Stoikisme

Stoisisme berkembang dalam tiga fase utama: Stoisisme Awal, Stoisisme Pertengahan, dan Stoisisme Akhir.

1. Stoisisme Awal: Didirikan oleh Zeno dari Citium, yang mengajarkan bahwa kebahagiaan dapat dicapai melalui hidup sesuai dengan kodrat dan kebajikan. Zeno menekankan pentingnya rasionalitas dan pengendalian diri.

2. Stoisisme Pertengahan: Dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Panaetius dan Posidonius, fase ini menggabungkan unsur-unsur dari filsafat lain, termasuk Platonisme dan Aristotelianisme. Mereka mulai menekankan aspek sosial stoisisme, seperti hubungan interpersonal dan tanggung jawab sosial.

3. Stoisisme Akhir: Tokoh-tokoh seperti Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius adalah perwakilan utama dari fase ini. Mereka menulis karya-karya mendalam tentang penerapan stoisisme dalam kehidupan sehari-hari, dengan menekankan pentingnya ketabahan mental dan moralitas.

Prinsip-Prinsip Utama Stoikisme

1. Keutamaan sebagai Kebaikan Utama: 

Stoisisme mengajarkan bahwa satu-satunya kebaikan sejati adalah kebajikan, yang meliputi kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan pengendalian diri. Semua hal lainnya, seperti kekayaan dan kesehatan, dianggap sebagai "hal-hal yang tidak penting" yang tidak menentukan kebahagiaan sejati.

2. Penerimaan Takdir:

Stoisisme mengajarkan pentingnya menerima hal-hal yang tidak dapat kita ubah. Ini termasuk menerima takdir, kematian, dan tantangan hidup. Dengan menerima kenyataan, individu dapat mengurangi penderitaan emosional dan menemukan kedamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun