Mohon tunggu...
Muhammad Afzal
Muhammad Afzal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Game/Fotografer/Streaming/Social

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dina dan Anak Kucing yang Lemas di Pinggir Jalan

19 Desember 2024   09:15 Diperbarui: 19 Desember 2024   09:15 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Matahari mulai tenggelam di ufuk barat ketika Dina pulang dari perpustakaan. Jalan kecil di kampungnya terasa tenang, hanya ditemani suara jangkrik. Tiba-tiba, Dina mendengar suara kecil, hampir tenggelam di antara gemerisik dedaunan.

"Meong... meong..."

Dina berhenti dan mencari sumber suara itu. Di pinggir jalan, di bawah semak-semak, ia menemukan seekor anak kucing yang tampak lemas, dengan tubuh kotor penuh lumpur. Nafasnya terlihat berat, dan ia tak mampu berdiri. Dina merasa hatinya tertusuk.

"Oh, kasihan sekali kamu," ucapnya pelan sambil mendekati anak kucing itu. Dina mengingat pelajaran yang pernah ia dapatkan di sekolah tentang Rasulullah SAW yang menyayangi hewan, bahkan seekor kucing.

Dina segera mengambil botol air minum di tasnya dan menyobek sedikit bungkus tisu. Dengan hati-hati, ia membasuh tubuh anak kucing itu, membersihkan lumpur dari bulunya. Anak kucing itu mengeluarkan suara lemah, seolah merasakan kebaikan Dina.

Namun, ia sadar membersihkan saja tidak cukup. Anak kucing ini butuh lebih dari itu. Dina segera memasukkannya ke dalam kantong kain besar yang ia bawa untuk buku, lalu mempercepat langkahnya pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Dina meletakkan anak kucing itu di atas handuk bersih. Ia meminta tolong kepada ibunya untuk mencari sisa susu di dapur. "Bu, kasihan sekali anak kucing ini. Kita bantu dia, ya?"

Ibunya tersenyum lembut. "Baiklah, Dina. Kamu memang selalu perhatian pada yang lemah."

Dina memberikan susu hangat sedikit demi sedikit dengan sendok kecil. Anak kucing itu akhirnya mulai minum, meskipun perlahan. Setelah selesai, Dina membungkusnya dengan kain agar tetap hangat.

Malam itu, Dina tak henti mengawasi kucing kecil itu sambil berdoa, "Ya Allah, semoga ia segera sehat dan kuat. Berikan aku kekuatan untuk menjaganya."

Keesokan harinya, anak kucing itu mulai menunjukkan tanda-tanda pulih. Ia mengeong lebih kuat, mencoba berdiri meski belum sempurna. Dina merasa lega. Hari-hari berikutnya, Dina merawatnya dengan penuh kasih sayang hingga akhirnya kucing itu benar-benar sembuh dan menjadi sahabat kecilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun