Mohon tunggu...
KKN UPGRIS
KKN UPGRIS Mohon Tunggu... Lainnya - Swasta

Berita

Selanjutnya

Tutup

Seni

Mahasiswa UPGRIS Memperkenalkan Warisan Budaya Tari Simo

19 Desember 2024   05:03 Diperbarui: 19 Desember 2024   05:51 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     Dalam upaya melestarikan kebudayaan lokal, kelompok mahasiswa Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) yang tergabung dalam Kelompok 7 melaksanakan kegiatan pengenalan dan pelatihan Tari Simong kepada siswa SMP Negeri 3 Gringsing. Kegiatan ini berlangsung sangat meriah, dan disambut dengan antusias oleh para siswa serta guru.

     Kelompok 7, yang terdiri dari Tiara Kasih Kintani (24120339), Adinda Fatimatuzzahra (24120336), Jihanita Salsyakira (24120365), Widya Rizki Puji Lestari (24120354), dan Salwa Niswiy Khilma (24120343), mengambil inisiatif untuk mengenalkan seni Tari Simong sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat sekaligus pelestarian budaya tradisional.

     Kegiatan dimulai dengan sesi pengenalan sejarah dan makna Tari Simong oleh para mahasiswa. Mereka menjelaskan asal-usul tarian ini serta pentingnya melestarikan budaya lokal di tengah modernisasi. Selanjutnya, siswa diajak untuk mempraktikkan gerakan dasar Tari Simong dengan bimbingan langsung dari anggota Kelompok 7.“Kami sangat senang bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang Tari Simong kepada adik-adik di SMP Negeri 3 Gringsing. Ini adalah kesempatan bagi kami untuk mendekatkan generasi muda dengan budaya lokal mereka sendiri,” ujar Tiara Kasih Kintani, ketua kelompok.Para siswa tampak antusias mengikuti setiap gerakan yang diajarkan. Beberapa siswa bahkan menunjukkan bakat luar biasa dalam menari, yang menambah semangat dalam suasana pelatihan.

Gambar 2
Gambar 2

     Tari Simong merupakan salah satu kesenian khas dari Gringsing yang memiliki keunikan tersendiri. Tarian ini menggambarkan kehidupan masyarakat agraris dengan gerakan dinamis yang mencerminkan semangat gotong-royong dan kebersamaan. Selain itu, Tari Simong juga memiliki filosofi mendalam tentang hubungan harmonis antara manusia dengan alam.Tarian ini berlatar legenda tentang sosok Ki Ageng Gringsing yang memiliki kesaktian seperti dapat berubah menjadi simo atau harimau dan ilmu kanuragan untuk menyadarkan para garong, rampok, begal serta mengajarkan budi pekerti dalam ajaran agama islam.Tari simo Gringsing diciptakan Yoyok Bambang Priambodo,pendiri sanggar Greget Semarang. Tarian ini digarap menggunakan tata gerak / Sekaran tari kerakyatan yang ada dan berkembang dikabupaten Batang serta gerak tari tradisi gaya Surakarta dan wilayah pesisir Jawa Tengah.

Penampilan kesenian dapat ditampilkan dengan tema kepahlawanan yang gagah, tegas, berani, dan berwibawa. Sesuai makna tari Simo Gringsing. Dalam penyajiannya, tari Simo Gringsing dibagi menjadi 3 bagian:

  • Maju Beksan (ada 2 ragam gerak)
  • Beksan (ada 9 ragam gerak)
  • Mundur Beksan.

Tari simo Gringsing di iringi gending yang menggunakan dasar – dasar gending gaya Surakarta dan Yogyakarta serta wilayah pesisir di Jawa Tengah.

Alat music yang digunakan biasanya, terdiri dari:

  • Rebana
  • Jidor
  • Terompet

Busana tari Simo Gringsing dirancang untuk mencerminkan tema kepahlawan yang gagah, berani, tegas, dan berwibawa. Busana ini terdiridari kain batik (jarik) dengan motif simbolis, atasan berupa rompi atau jaket pendek yang dihiasi ornament, serta aksesoris seperti ikat kepala, sabuk, kalung, kekuatan dan kewibawaan. Ditambah dengan hiasan wajah yang tegas, keseluruhan busana mendukung karakter dan pesan tarian, menjadikannya simbol seni pertunjukan tradisional yang penuh makna.

Gambar 3
Gambar 3

     Menurut Soeryodiningrat, ahli tari dari Yogyakarta, tari merupakan gerakan-gerakan dari seluruh bgian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama music serta memiliki tujuan tertentu. Sekolah Dasar adalah lembaga pendidikan yang bersifat formal dengan memberikan pembelajaran sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai dasar peranan perkembangan peserta didik. Umumnya anak SD lebih suka bermain, bekerja dalam kelompok, melakkan dan memeragakan sesuatu secara langsung. Guru dapat memberikan metode pembelajaran yang melibatkan peserta didik agar lebih efektif sebagai pendekatan untuk melihat karakteristik siswa.

     Tari Simo Gringsing memiliki potensi besar untuk diajarkan disekolah. Bukan hanya sebagai bentuk pelestaria budaya, tetapi juga sebagai media pembelajaran yang efektif. Menerapkan tari simo gringsing dalam lingkungan sekolah memiliki banyak manfaat, baik bagi siswa maupun bagi pelestarian budaya local. Penerapannya yaitu dengan cara menjadikan tari simo Gringsing sebagai bagian dari kegiatan ekstrakulikuer, mata Pelajaran seni budaya, atau kegiatan kesenin sekolah lainnya. Denga itu siswa akan dapat lebih mengenal dan mencintai warsan budaya daerahnya dan mengembangkan kreatifitas serta keterampilan di bidang tari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun