Mohon tunggu...
Muhammad AfifAlhanif
Muhammad AfifAlhanif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Pelajar

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Memulai Investasi Sejak Usia Dini

16 Maret 2024   11:19 Diperbarui: 16 Maret 2024   14:25 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di zaman yang serba canggih seperti saat ini pastinya sudah banyak sekali informasi-informasi yang beredar di dunia maya salah satunya adalah informasi tentang investasi. Investasi adalah suatu tindakan atau suatu proses mengalokasikan sejumlah sumber daya, seperti uang, waktu, atau usaha, ke dalam suatu aset atau proyek dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Tujuan utama dari investasi adalah untuk menghasilkan imbal hasil atau pendapatan yang lebih besar dari jumlah sumber daya yang diinvestasikan. Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk aset, termasuk saham, obligasi, real estat, mata uang, komoditas, perusahaan startup, dan banyak lagi. Investasi ini sangat penting bagi ketahanan finansial bagi sang investor di masa yang akan datang.

Untuk memulai investasi ini tidak harus dimulai dari dana yang besar, bisa membeli dengan harga yang terjangkau. Investasi saat ini bisa di mulai dari Rp. 10.000 yakni investasi pada reksa dana dan saham. Investasi yang seperti inilah yang bisa di bilang cocok untuk para pemula yang mau memulai berinvestasi sejak dini. Untuk memulai investasi, kita juga harus mengetahui tingkatan risiko dari instrument investasi yang ada. Sebagai pemula, alangkah baiknya kita meminimalisir kerugian yang kita terima dari hasil investasi ini.

Menurut data dari siaran pers KSEI tentang "Antusiasme Investor Muda Berinvestasi Terus Meningkat" menyebutkan bahwa jumlah investor  pasar modal Indonesia yang tercatat di KSEI berdasarkan single investor identification (SID) telah mencapai 11,72 juta sampai dengan September 2023. Pertumbuhan investor selama sekitar 10 bulan terakhir ditopang oleh pertumbuhan investor reksa dana sebesar 14,47% dan investor Surat Berharga Negara (SBN) 15,45%. Pertumbuhan juga dicatatkan oleh investor saham selama sekitar 10 bulan terakhir yang meningkat 13,27%. Secara rinci, jumlah investor pasar modal terdiri dari 5,02 juta investor saham, 10,99 juta investor Reksa Dana, dan 959 ribu investor surat berharga negara (SBN). Jika digabung dengan SID peserta tabungan perumahan rakyat (Tapera), maka total jumlah SID telah mencapai 16 juta. Jumlah investor pasar modal Indonesia tumbuh 13,76% dari tahun sebelumnya 10,31 juta.

Dari data di atas menunjukan bahwa masih cukup sedikit masyarakat kita yang masih belum melek akan pentingnya investasi pada usia sejak dini. Selain itu juga beberapa informasi yang penulis dapat, tidak sedikit masyarakat yang masih belum memulai investasi sejak dini. Berbagai macam alasannya, salah satunya masih banyak yang belum ngerti. Selain itu juga masih tingginya sifat konsumerisme sehingga masih banyak yang belum mau untuk berinvestasi sejak dini. Selain itu juga ada factor-faktor lainnya mengapa masyarakat kita masih belum mau berinvestasi sejak dini antara lain:

  • Gaji atau penghasilan yang kecil.
  • Banyaknya pengeluaran.
  • Belum ada gambaran tentang masa depan.
  • Takut risiko investasi.
  • Sulit Dipelajari Bagi Milenial.

Oleh karena itu, ini merupakan PR kita bersama agar masyarakat kita mulai melek akan pentingnya investasi sejak dini. Manfaat atau keuntungan yang di dapat dari investasi sejak 

dini sangat besar bagi sang investor individu. Berikut manfaat atau keuntungan dari investasi sejak dini antara lain:

  • Mampu Menyiapkan Dana Darurat
  • Lebih Matang Untuk Merencanakan Keuangan
  • Financial Freedom
  • Mengamankan Aset Dengan Keuntungan Yang Besar
  • Bisa Memberikan Passive Income
  • Memudahkan Meraih Impian
  • Membiasakan Diri Hidup Hemat
  • Memutus Rantai Generasi Sandwich dll.

Itulah manfaat atau keuntungan yang di terima sang investor individu jika memulai investasi sejak usia sedini mungkin. Dari begitu banyak manfaat atau keuntungan yang di terima pada diri kita sendiri ataupun keluarga kita tentang pentingnya memulai investasi sejak sedini mungkin, masih maukah kita untuk tidak mencobanya terlebih dahulu?. Alangkah baiknya kita coba terlebih dahulu dari tingkatan investasi yang rendah risikonya(low risk) sebelum mencoba ke ranah investasi yang risikonya tinggi(high risk). Contoh investasi yang low risk(rendah risiko) ada seperti investasi pada reksadana pasar uang, obligasi/surat utang negara baik dia berbentuk SUN ataupun yang syariah (SBSN), dan kemudian juga ada deposito, sementara yang high risk(risiko tinggi) ada seperti reksadana saham, saham itu sendiri, cryptocurrency,dll. 

Adapun untuk pengertian SBN adalah surat berharga yang diterbitkan oleh negara dan di jamin oleh negara. Pengertian SUN sendiri adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. Sedangkan SBSN, atau yang lazim juga disebut Sukuk Negara, adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.

Kedua SBN ini yang di tawarkan kepada masyarakat memiliki varian, yakni konvensional dan syariah. Untuk konvensional terdiri dari ORI(Obligasi Negara Ritel). Untuk ORI ini merupakan produk yang kuponnya memiliki nilai tetap dan dapat di perdagangkan. Sementara SBR(Saving Bonds Ritel) ini merupakan produk yang tingkat kupon mengambang dan tidak bisa diperdagangkan. Untuk kategori Syariah sendiri ada Sukuk Ritel yang bisa punya tingkat imbalan tetap dan dibayarkan setiap bulan. Pun, Sukuk Ritel juga bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Ada juga Sukuk Tabungan yang punya tingkat imbalan mengambang dan tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Atau, produk lain yang namanya Cash Waqf Linked Sukuk Ritel atau CWLS Ritel. CWLS Ritel ini adalah investasi wakaf uang pada sukuk negara yang imbalannya disalurkan untuk membiayai program sosial dan pemberdayaan ekonomi umat. Dan untuk memulai investasi pada SBN ini kita memerlukan modal yang cukup besar yakni kita bisa beli di mulai dari harga Rp.1.000.000,- dan kelipatannya untuk setiap 1 kuponnya. Walaupun investasi pada instrument ini memerlukan modal yang cukup besar, instrument investasi ini termasuk golongan investasi yang tingkat risikonya rendah.

Oleh karena itu, Sebelum memulai sesuatu yuk pelajari terlebih dahulu dan pahami tingkatan risiko dari masing-masing instrument investasi yang ada. Setelah di pahami, maka ambilah risiko yang paling rendah terlebih dahulu sebelum ke yang risikonya tinggi, tetapi jika yakin dan berani ambil risiko yang tinggi ya silahkan saja. Yuk mulai investasi sejak sedini mungkin demi masa depan yang cerah.

Penulis: Muhammad Afif Alhanif & Rafi Maulana Said G.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun