Mohon tunggu...
MUHAMMAD AFIF
MUHAMMAD AFIF Mohon Tunggu... Editor - Teknik Informatika

Mahasiswa Teknik informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN-P32 Menciptakan Inovasi Pengolahan Sampah Rumah Tangga Menjadi Eco Enzym

30 Maret 2021   21:51 Diperbarui: 31 Maret 2021   11:29 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Sumberejo merupakan salah satu Desa yang dijadikan tempat melaksanakan KKN Pencerahan, Desa Sumberejo merupakan Desa yang berada di Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Secara administratif desa Sumberejo berbatasan dengan, sebelah Utara berbatasan dengan Desa Mojorangagung, Cemeng, Bakalan, Jedong, Urangangung kecamatan Sidoarjo, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pilang, Lebo kecamatan Wonoayu. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Suko kecamatan Sidoarjo, dan sebelah Barat dengan Desa Wonokasian, Ketimang kecamatan Wonoayu.


Desa Sumberejo merupakan desa yang luas karena memilki 18 Rt. Maka dari itu banyak juga pengeluaran limbah Rumah tangga yang di produksi setiap harinya oleh Desa Sumberejo. Rumah tangga merupakan penyumbang sampah terbesar setiap harinya. Upaya alternatif untuk mengurangi limbah rumah tangga di Desa Sumberejo adalah dilakukan dengan memanfaatkan limbah rumah tangga untuk pembuatan Cairan organik cair yang kaya manfaat.


Mahasiswa KKNP 32 UMSIDA membuat inovasi agar limbah rumah tangga dapat ditangani dan dijadikan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan. Tim KKN32 membuat inovasi pembuatan pupuk dari limbah rumah tangga seperti sampah sisa sayur setelah memasak dan sampah sisa kulit buah. Samapah tersebut dipilah dan dijadikan diolah menjadi pupuk organik cair yang difermentasikan selama 3 bulan. Pupuk organik cair tersebut bernama Eco enzym.


sejatinya eco enzyme adalah hasil fermentasi sampah rumahan. Bahan dasarnya adalah sampah-sampah organik, seperti kulit buah dan sayuran. Kemudian bahan dasar itu dipadu dengan gula dan air. Soal jenis gula apa yang digunakan bisa opsional ; boleh gula putih atau gula aren. Setelah itu, selebihnya adalah air yang disarankan ter-timbang secara proporsional jadi tidak asal.

ibu syahrorini yang juga selaku Dpl program KKN-P32 juga langsung terjun sebagai pemateri dalam sosialisasi pembuatan eco enzym di balai desa sumberejo 


Terkait berapa komposisi yang pas untuk kuantitas sampah-gula-air, sejumlah praktisi memiliki tawaran ukuran masing-masing. Diantaranya, formula 3 (sampah rumahan) : 1 (gula) : 10 (air). Rasionya begitu. Jadi, dipastikan ter-timbang dengan baik.
Bahan yang telah tercampur, lalu dimasukkan ke dalam wadah tertutup. Tidak sampai kedap harus diberikan ruang untuk udara masuk di wadah tersebut. Karena, fermentasi menghasilkan gas. Sehingga perlu cukup rongga agar gas bisa keluar dari wadah.

Sasaran dalam sosialisai tersebut adalah Ibu – Ibu PKK untuk mempraktikkan cara pembuatan Eco enzym. Agar Ibu – ibu PKK dapat memanfaatkan limbah rumah tangga mereka dengan benar dan juga bermanfaat bagi kehidupan sehari hari. Sosialisai ini juga bertujuan untuk menyelamatkan bumi dari limbah rumah tangga yang menumpuk. Manfaat dari cairan organik cair Eco enzym adalah berguna sebagai cairan disunfektan, dan dapat juga untuk menyembuhkan luka, karbol dan pembersih alami, sabun cair. 

“Kalau semua rumah tangga sudah memisahkan sampah organik dan dimanfaatkan dari rumah, coba bayangkan manfaatnya bagi Desa Sumberejo. Karena memang sampah rumah tangga itu 70 persennya organik. Dengan pemisahan di rumah-rumah, TPA (tempat pembuangan akhir sampah) tidak terlalu dibebani oleh sampah rumah tangga,” Kata Ibu Kepala Desa Sumberejo Yang ditemui pada Sabtu(27/3/2021)


acara yang juga dihadiri ibu kepala desa dan ibu carik ini Diharapkan  Ibu – ibu PKK dan warga Desa Sumberejo dapat memanfaatkan limbah rumah tangga agar bisa membuat sendiri cairan organik yang kaya manfaat bagi kehidupan dalam jangka panjang, lebih berani menggunakan cairan organik untuk lahan pertanian dengan hasil yang lebih baik dan tidak merusak lahan pertanian itu sendiri. Karena pemakaian pupuk kimia dalam jangka panjang dapat merusak struktur tanah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun