Mohon tunggu...
Muhammad Afdhal
Muhammad Afdhal Mohon Tunggu... karyawan swasta -

saatnya bangkit

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sesosok Pemimpin, Penular Virus Kebaikan

9 Mei 2014   09:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:42 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemimpin sepatutnya pemberi inspirasi setelah mendengar banyak aspirasi. Mereka adalah orang yang mengemban amanah untuk mencurahkan segala kemampuan yang dipunyai untuk sepenuhnya kesejahteraan rakyat.


Memiliki pemimpin baik, tentu saja impian banyak masyarakat di tengah hiruk pikuk berita tentang mengantrinya mereka dibui, diOTTkan oleh KPK. Tentu saja Tuhan selalu menyediakan yang baik-baik, walau selalu dalam jumlah yang sedikit.

Mereka yang baik ini, tersebar dari ujung barat Indonesia sampai ke ujung timur, beraneka ragam warna kulit dan kebiasaan baik yang dipunya, memberikan semangat, menumbuhkan optimisme di tengah kekecewaan mendalam melihat hasil pemilu.

Pemimpin kiranya punya virus yang mematikan, virus kebaikan. Dari ucapan dan tingkah lakunya masyarakat sengaja atau tidak akan terbiasa melakukan hal-hal baik. Jujur, berani berkata kebenaran, tampil dengan kesederhanaan. Menabrak nilai-nilai tinggi berefek negatif, yang dibuat para pendahulu.

Pemimpin adalah representasi yang dipimpinnya dalam sistim yang disepakati di negeri ini, sehingga tidak terlalu sulit mengambil kesimpulan apabila negeri ini masih sedikit Pemimpin Baik, itu bisa berarti masih sedikit pula persentase masyarakat yang mau berbuat baik.

Maka tugas memberikan pencerahan kepada seluruh masyarakat, menjadi beban kepada siapa saja yang mau bercerita, menulis, berdiskusi, berbuat, memandang dari banyak sisi. Sehingga mendapat penglihatan yang lebih luas pada setiap jenjang kehidupannya. Bukankah para pendaki gunung yang kehilangan arah di belantaranya hutan, memiliki salah satu pengetahuan yaitu menaiki pohon tinggi agar dapat melihat ke segala arah untuk kemudian menemukan jalan yang lurus, benar.

Aceh, khususnya Banda Aceh benar-benar kehilangan sosok yang satu ini,

[caption id="attachment_323084" align="aligncenter" width="300" caption="(Alm) Ir. Mawardy Nurdin, M.Eng, Sc"][/caption]

Jumlah meraka tak banyak, dan dipanggil dalam waktu yang singkat. Rasa yakin bahwa Pemimpin Cerdas seperti ini akan segera dikirim kembali, terus dipelihara oleh mereka yang merasa terpenuhi dahaganya oleh tindakan-tindakan berisi dari seorang Mawardy Nurdin. Selamat Jalan Pak, serasa anda diberikan tempat yang tinggi di sana.

Wassalam,

MA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun