PENULIS : MUHAMMAD ADZKARURRABBANI ZOHRI (MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA)
Setelah resmi dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia ke -- 8 Prabowo Subianto juga telah resmi mengumumkan nama-nama Menteri yang akan mengisi kabinet yang diberi nama Kabinet Merah Putih (KMP). Meskipun sebelumnya Prabowo telah memanggil beberapa nama ke kediamannya di Kertanegera, yang mana nama-nama tersebut tersinyalir akan menjadi kandidat kuat yang akan mengisi kabinet kerja Prabowo Gibran.Â
Kabinet yang di umumkan Prabowo pada 21 Oktober lalu terdiri dari 48 orang Menteri, salah seorang yang menarik dan menjadi sorotan publik adalah nama Prof Abdul Mu'ti yang terpilih menjadi Menteri Pendidikan Dasar & Menengah, dimana Kementerian ini sebelumnya bernama Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), kini di bagi menjadi tiga Kementerian yakni Kementerian Kebudayaan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi.Â
Dengan adanya nama Abdul Mu'ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, di nilai akan mampu memberikan solusi terbaik terhadap segala masalah yang sedang di alami Indonesia dalam bidang pendidikan.
Menjabat sebagai Sekertaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan pengalamannya sebagai seorang akademisi pakar pendidikan islam Indonesia, Prof Mu'ti juga saat ini menjadi Dosen dan Guru Besar di UIN Syarif Hidyatullah Jakarta. Tentu sederet pengalamannya ini di anggap akan mampu merevolusi pendidikan yang ada di Indonesia. Sebagaimana yang di sampaikan Presiden Prabowo Subianto bahwa kemajuan pendidikan masuk dalam program pokok pembangunan nasional.Â
Dalam berbagai wawancara Mu'ti menjelaskan pentingnya meningkatkan kesadaran membaca kepada anak Indonesia, seperti data baru yang di rilis oleh Programme for International Student Assessment (PISA) tentang literasi anak Indonesia pada tahun 2022 mendapatkan 359 point. Jumlah ini menurun dari sebelumnya pada tahun 2018 Indonesia mendapatkan 371 point. Dan Indonesia menempati posisi 70 dari 80 negara yang di survei oleh PISA. Data ini menunjukkan begitu rendahnya minat membaca anak Indonesia sehingga Mu'ti menekankan untuk meningkatkan minat baca pada anak Indonesia.Dalam salah satu wawancaranya ia menyampaikan bahwa tema program yang akan di jalankannya yakni "Pendidikan Bermutu Untuk Semua".Â
Dalam program ini ia akan mengambil tiga program utama yakni, pertama pemenuhan hak konstitusional setiap warga negara yakni mendapatkan pendidikan atau istilahnya "Education for all / pendidikan yang merata untuk semua". Karena dalam catatannya ia menyampaikan banyak sekali anak Indonesia yang belum dapat mengenyam pendidikan serta beberapa faktor penyebabnya antara lain: faktor ekonomi, domisili, fisik (divabilitas), dan sarana pendidikan yang tidak tersedia, sehingga menurutnya salah satu langkah untuk mewujudkan pendidikan untuk semua ini dengan cara memperbanyak rumah belajar.Â
Rumah belajar yang dimaksudnya bukan hanya sekedar homeschooling tapi bagaimana rumah belajar itu nantinya bisa bekerja sama dengan masyarakat di wilayahnya sehingga kedepannya masyarakat yang belum mendapatkan layanan pendidikan akan bisa di jangkau melalui sekolah rumah atau bahkan pendidikan bermodel digital.Â
Program yang kedua adalah peningkatan mutu dan sarana prasarana pendidikan, karena banyak sekali data yang menunjukkan satuan pendidikan kita yang masih belum mendapatkan sarana yang memadai. Peningkatan mutu ini akan diwujudkan melalui sertifikasi guru, kesejahteraan guru dan kompetensi guru. Karena menurutnya salah satu solusi pendidikan kita adalah dengan memperhatikan mutu guru sebagai penggerak utama untuk kemajuan pendidikan Indonesia.
Selain itu juga Mu'ti menyampaikan pentingnya pendidikan karakter kepada siswa/i, karena salah satu masalah yang sedang menjadi perbincangan banyak orang saat ini adalah kurangnya pendidikan karakter yang tentunya akan menjadi salah satu kefokusan utama dalam program pendidikannya. Ia juga memperkenalkan beberapa program pendidikan yang menurutnya perlu di tingkatkan seperti wajib belajar 13 tahun dan penguatan pendidikan sejak usia dini. Selain itu dia menyamapikan pesan presiden Prabowo Subianto tentang pentingnya penguatan pendidikan sains & teknologi melalui pengajaran matematika pada tingkat usia dini. Karena menurutnya ilmu matematika merupakan salah satu induk utama dari pelajaran-pelajaran yang lain, terutama ketika anak-anak itu akan mempelajari sains & teknologi maka mereka sangat membutuhkan dasar-dasar matematika yang kuat, namun ia juga menggaris bawahi bahwa matematika yang di maksud bukan matematika yang rumit tentunya. Tetapi akan ada pengkajian sesuai kelompok usia anak yang akan di ajarkan. Intinya pondasi utama penguatan pendidikan usia dini adalah literasi, numerasi & sosialisasi.
Ia juga menyampaikan bahwa dalam satu bulan ke depan ia akan berusaha menjadi pendengar yang baik yakni dengan memanggil seluruh Kepala Dinas se-Indonesia untuk memberikan masukan dan solusi pendidikan di masing-masing daerah. Selain itu dia juga akan memanggil para peneliti untuk menyampaikan hasil penelitiannya tentang permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia.Tentu yang menjadi point utamanya adalah bagaimana program-program ini nantinya akan mampu memberikan dampak yang lebih baik untuk pendidikan yang ada di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI