Mohon tunggu...
Muhammad Adnan zayusman
Muhammad Adnan zayusman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam

Pemuda pejuang S.Sos yang sedang menempuh pendidikan Bimbingan Konseling dengan penuh problematikanya, sehingga berkeinginan untuk berbagi pengetahuan maupun pengalaman dalam berbagai problem-problem yang sudah pernah terlintaskan atau problem aktual dalam ranah Bimbingan Konseling ataupun gangguan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rasulullah dalam Mendidik Anak

13 November 2023   20:06 Diperbarui: 13 November 2023   20:33 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam bahasa Indonesia, pola asuh dikenal sebagai pola interaksi antara orang tua dan anak, termasuk di dalamnya sikap dan perilaku yang ditunjukkan orang tua ketika berinteraksi dengan anak, bagaimana orang tua menegakkan aturan, mengajarkan nilai atau norma, menunjukkan kepedulian dan kasih sayang, serta menunjukkan sikap dan perilaku yang baik untuk dicontoh oleh anak. Cara Nabi Muhammad membesarkan anak-anaknya dipandang sebagai teladan ideal oleh umat Islam di seluruh dunia. 

Sebagai Rasulullah, ajaran dan tindakannya mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk bagaimana menjadi orang tua yang baik. Artikel ini mengeksplorasi dampak pola asuh Nabi Muhammad SAW dan mengapa penting bagi orang tua untuk mengikuti teladannya. Dengan berfokus pada cinta, kasih sayang, empati, dan nilai-nilai moral, artikel ini bertujuan untuk menunjukkan hikmah dan bimbingan yang dapat kita petik dari cara Nabi berinteraksi dan membesarkan anak-anaknya. Mengikuti pola asuhnya tidak hanya mempererat ikatan keluarga, tetapi juga membantu anak-anak Muslim tumbuh dengan nilai-nilai Islam. Berikut pola asuh Rasulullah dalam mendidik Anak.

Menjadi Tauladan Bagi Anak

Rasulullah SAW dikenal dengan budi pekerti dan ajarannya yang sangat baik, yang telah diwariskan secara turun-temurun. Salah satu metode yang digunakan untuk mengajarkan ajaran Rasulullah SAW adalah dengan menggunakan metode keteladanan, yaitu dengan memberikan contoh yang baik untuk ditiru oleh orang lain. Metode ini sangat efektif untuk mengajarkan nilai dan moral kepada anak-anak dan orang dewasa. adapun beberapa ajaran penting dari Nabi Muhammad SAW yang dapat dipelajari melalui metode keteladanan: Moralitas: Rasulullah SAW dikenal dengan karakter dan moralnya yang sangat baik, yang ditunjukkan melalui tindakan dan perkataannya. Dengan mengikuti teladannya, kita dapat belajar untuk bersikap baik, jujur, dan penuh kasih terhadap orang lain. 

Tauhid: Tauhid adalah keyakinan akan keesaan Allah, dan merupakan prinsip fundamental dalam Islam. Rasulullah SAW mengajarkan para pengikutnya tentang Tauhid melalui tindakan dan ajarannya, dan dengan mengikuti teladannya, kita dapat belajar untuk memperkuat iman dan keyakinan kita kepada Allah. Shalat: Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya salat, dan beliau mengajarkan kepada para pengikutnya bagaimana cara melaksanakannya dengan benar. Dengan mengikuti teladannya, kita dapat belajar untuk berdoa dengan tulus dan penuh dedikasi, dan menjadikannya sebagai bagian dari rutinitas harian kita.

Mengajari Anak dengan Kebiasaan Baik

Pembiasaan adalah sesuatu model asuhan yang sangat ditekankan oleh Rasulullah karena anak-anak memperoleh pengetahuan melalui apa yang mereka lihat, pikirkan, dan lakukan. Jika anak dibiasakan untuk melakukan hal-hal yang baik dalam kesehariannya, maka hal ini akan membekas hingga ia dewasa. Rasulullah Saw. bersabda, "Dari Abdullah bin Masu'ud, ia berkata kepada ayahnya tentang bagaimana seharusnya mereka memperlakukan anak-anaknya. Tanamkanlah kepada mereka kebaikan, karena sesungguhnya kebaikan itu akan membiasakan mereka." (HR. Bukhari dan Muslim).

Memberikan Nasihat Baik pada Anak

Model pendidikan melalui nasihat merupakan salah satu cara yang dapat mempengaruhi anak untuk membuka jalan langsung ke dalam jiwa melalui pembiasaan. Nasihat adalah penjelasan tentang kebenaran dan kemaslahatan dengan tujuan menjauhkan orang yang dinasihati dari keburukan dan mengarahkannya ke jalan yang membawa kebahagiaan dan manfaat. Melalui nasihat ini, pendidikan harus memperhatikan dua aspek, yaitu membimbing ke jalan yang benar dan menolak kemungkaran. Ketika anak sudah memahami keduanya, barulah peran nasihat yang sebenarnya dibutuhkan. 

Daya nalar anak masih membutuhkan bimbingan agar dapat menarik kesimpulan yang pasti dari apa yang dilihatnya. Dengan nasihat ini, orang tua mendorong anak untuk memperbaiki kesalahannya dengan menjelaskan sebab dan akibat. Rasulullah selalu memperhatikan waktu dan tempat ketika memberikan nasihat kepada anak. Orang tua harus dapat memilih waktu yang tepat agar hati anak dapat menerima dan terpengaruh oleh nasihatnya. Orang tua harus memberikan nasihat dengan lembut dan tepat.

Memperhatikan Anak dalam Tiap Tindakannya

Secara psikologis, anak-anak membutuhkan cinta dan perhatian. Anak-anak, remaja dan orang dewasa membutuhkan cinta dan kasih sayang. Sejalan dengan makna kontekstual hadis di atas, Carl Rogers, salah satu tokoh psikologi perilaku, berpandangan bahwa proses suasana (pendekatan emosional) dalam pendidikan individu bukanlah hasil belajar. Artinya, orang tua harus lebih peka terhadap kebutuhan akan kasih sayang dalam proses pengasuhan dan pendidikan anaknya. Yang diinginkan dalam proses pengasuhan anak adalah perasaan gembira, senang.

Memberikan Pujian atau Hadiah ketika Anak Berprestasi

Rasulullah memberikan Hadiah berupa materi ketika anak atau siswa telah melakukan perbuatan baik. Orang tua atau pendidik dapat memberikan hadiah berupa materi berupa benda atau makanan yang dapat diterima oleh anak. Pemberian hadiah dalam bentuk non-materi Rasulullah juga memberikan hadiah dalam bentuk non-materi. Ketika anak berhasil menyelesaikan tugas atau menunjukkan perilaku terpuji, orang tua atau pendidik dapat memberikan ungkapan verbal berupa kata-kata pujian atau kata-kata sanjungan seperti "masyaallah, pintar sekali anakmu". Selain itu, memberikan ekspresi non verbal seperti mengacungkan jempol atau memberikan senyuman juga bisa menjadi reward yang efektif.

Memberikan Hukuman ketika Anak berbuat Salah

Rasulullah juga memberikan hukuman ketika anak atau murid melakukan kesalahan. Namun, hukuman yang diberikan haruslah proporsional dan tidak berlebihan. Rasulullah memberikan hukuman dengan cara memberikan hukuman atau pukulan yang diberikan kepada anak-anak ketika mereka melakukan kesalahan.

Begitulah gambaran pendidikan Rasulullah ketika mendidik anak, semoga kita selalu meneladaninya dan diberikan keberkahan oleh Allah SWT dengan Mengikuti ajaran beliau Rasulullah, dalam mendidik anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun