Mohon tunggu...
Muhammad Adiyat
Muhammad Adiyat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Utama dalam Mangatasi Pengangguran Sruktural di Era Digital

2 Juli 2023   17:18 Diperbarui: 2 Juli 2023   17:19 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengangguran adalah salah satu masalah yang kompleks dan mendesak di dunia saat ini. Dalam era digital yang terus berkembang, tantangan dan peluang baru muncul dalam upaya mengatasi pengangguran. Tingkat pengangguran yang tinggi bisa menjadi indikasi kurangnya lapangan kerja yang tersedia di suatu negara. Hal ini bisa disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan ekonomi, rendahnya investasi, serta kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja Tingginya tingkat pengangguran bisa berdampak pada meningkatnya kemiskinan dan ketimpangan sosial. 

Dalam upaya mengatasi pengangguran, perlu dilakukan upaya-upaya untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan bermutu, meningkatkan kualitas dan akses pendidikan, serta memberikan pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Menurut Yanuar (2009) pengangguran adalah keadaan di mana angkatan kerja yang ingin memperoleh pekerjaan tapi belum mendapatkannya.

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi karena perubahan bentuk ekonomi suatu wilayah atau negara. Singkatnya, pengangguran struktural terjadi karena perubahan barang atau jasa pelanggan yang sesuai keinginannya dan tidak dapat dipenuhi oleh tenaga kerja. Pengangguran struktural ini juga dapat terjadi di bagian tertentu dalam sektor ekonomi. Contohnya yakni perubahan komposisi tenaga kerja, resesi ekonomi, relokasi perindustrian, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, contoh pengangguran struktural yang umum terjadi adalah masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah. Pasalnya, pihak-pihak berikut merasa lebih kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan.

Tantangan Pengangguran dalam Era Digital

*Otomatisasi dan Teknologi Canggih: Kemajuan teknologi, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan otomatisasi, telah mengubah lanskap kerja secara dramatis. Beberapa pekerjaan tradisional telah digantikan oleh mesin dan robot, meningkatkan risiko pengangguran struktural.

*Ketidaksesuaian Keterampilan: Perubahan cepat dalam kebutuhan pasar kerja mengakibatkan ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki oleh pekerja dengan permintaan pasar. Keterampilan digital dan kemampuan beradaptasi menjadi sangat penting dalam menghadapi tantangan ini.

*Ekonomi Gig dan Kerja Mandiri: Munculnya ekonomi gig dan kerja mandiri telah memberikan fleksibilitas kepada pekerja, tetapi juga menciptakan ketidakpastian dan ketidakstabilan. Pekerjaan sementara dan kontrak pendek dapat meningkatkan risiko pengangguran yang tidak terjamin.

Cara mengatasi pengangguran struktural

1.Pengadaan pendidikan dan latihan untuk siap kerja terhadap pekerjaan baru.

2.Memindahkan tenaga kerja ketempat yang membutuhkan.

3.Meningkatkan mobilitas tenaga kerja dan modal yang ada.

4.Meningkatkan industri pada karya.

Menurut Penulis. Dalam hal ini, peran masyarakat dan sektor swasta juga tidak kalah pentingnya. Masyarakat perlu terus mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi makro, dengan memperhatikan konsumsi dan investasi yang sehat, serta meningkatkan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja. Sedangkan sektor swasta perlu mengambil peran aktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan memanfaatkan potensi-potensi yang ada di Indonesia.

Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan permasalahan ekonomi makro di Indonesia dapat teratasi dan pertumbuhan ekonomi dapat berjalan dengan baik serta berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun