Mohon tunggu...
Muhammad Achsanul Chuluqy
Muhammad Achsanul Chuluqy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyukai tulisan dan bacaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel Si Anak Pemberani

22 Oktober 2024   21:25 Diperbarui: 22 Oktober 2024   21:36 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keberanian Membela Keadilan dan Kebenaran

 

Identitas Buku

Judul buku          : Si Anak Pemberani

Penulis                 : Tere Liye 

Penerbit               : PT Sabak Grip Nusantara

Tahun terbit        : 2022         

Jumlah halaman  : 435 halaman

Pendahuluan

Darwis atau sering dikenal dengan nama pena Tere Liye adalah seorang penulis yang cukup terkenal dan produktif di Indonesia. Tere Liye memulai debut kepenulisan pada tahun 2005 dengan buku pertamanya yang berjudul "Hafalan Sholat Delisa" dan sudah menerbitkan lebih dari 50 buku dengan berbagai genre, salah satunya yaitu genre anak-anak dan keluarga. Novel "Si Anak Pemberani" merupakan salah satu buku yang termasuk pada genre tersebut. Novel "Si Anak Pemberani" merupakan rejudul dari Novel "Eliana" dan merupakan salah satu buku dari serial "Anak Nusantara" yang sebelumnya serial ini dinamakan serial "Anak-Anak Mamak". Lalu pada tahun 2018, Tere Liye merilis ulang buku tersebut dengan perubahan judul baru serta mengganti nama serial menjadi serial "Anak Nusantara". Pada November 2022, novel "Si Anak Pemberani" sudah masuk dalam cetakan ke-5 yang terhitung sejak novel ini diterbitkan ulang pada tahun 2018.

 Isi resensi (sinopsis/ringkasan)

            Novel "Si Anak Pemberani" menceritakan tentang seorang anak berumur 12 tahun yang bernama Eliana. Ketika anak-anak yang seumuran dengannya sibuk bermain, Eliana sebaliknya, ia sibuk memikirkan bagaimana cara menyelamatkan hutan, air, dan lahan di kampunya yang terancam rusak karena kehadiran orang-orang kota yang tidak bertanggung jawab. Seleruh penduduk kampung merasa dirugikan atas adanya penambangan pasir ilegal di sungai tersebut. Oleh karena itu, Eliana dan teman-temannya menyusun rencana untuk mengusir para penambang pasir di kampungnya tersebut dengan membentuk sebuah geng bernama "Empat Buntal" yang anggotanya terdiri dari Eliana, Hima, Damdas, dan Marhotap. Namun, di suatu malam di luar rencana "Empat Buntal", Marhotap nekat menjalankan aksinya seorang diri untuk merusak mesin besar para penambang ilegal, sayangnya Marhotap tertembak oleh petugas penjaga tambang dan menghilang tanpa jejak hingga akhirnya kehadiran Marhotap digantikan oleh Anton. Setelah Anton tergabung dalam geng "Empat Buntal", mereka pun memutuskan untuk melakukan operasi menghancurkan pertambangan lagi yang belum Marhotap selesaikan dari dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun