Mohon tunggu...
Muhammad Abyan Oktorio
Muhammad Abyan Oktorio Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perspektif Privillage dan Warga +62 dalam Menanggulangi Doktrin Pengobatan Tradisional Terhadap Kesehatan Masyarakat

25 September 2024   14:17 Diperbarui: 25 September 2024   14:18 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

MUHAMMAD ABYAN OKTORIO RAMADHAN/191241203 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pengobatan tradisional memiliki sejarah panjang dan peran penting dalam berbagai budaya di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Meskipun demikian, dalam praktiknya, terdapat perbedaan sudut pandang antara pemerintah dan masyarakat terkait pengaruh pengobatan tradisional terhadap kesehatan masyarakat. Perbedaan pandangan ini dapat dilihat dari berbagai aspek, termasuk kepercayaan, regulasi, dan dampak kesehatan.
Dari perspektif pemerintah, kesehatan masyarakat adalah prioritas utama yang harus dilindungi melalui pendekatan ilmiah dan berbasis bukti. Pemerintah cenderung lebih berhati-hati dalam mengizinkan penggunaan pengobatan tradisional secara luas. Kementerian Kesehatan, misalnya, lebih mendukung penggunaan obat-obatan modern yang telah melalui uji klinis ketat, karena keamanan dan efektivitasnya telah terbukti secara ilmiah.
Regulasi terkait pengobatan tradisional di Indonesia cukup ketat. Pemerintah, melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), mengawasi peredaran obat-obatan tradisional untuk memastikan bahwa produk tersebut aman dikonsumsi dan tidak membahayakan masyarakat. Pemerintah khawatir bahwa penggunaan obat tradisional yang tidak terkontrol dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya atau bahkan memperburuk kondisi kesehatan masyarakat, terutama jika produk tersebut tidak terdaftar atau tidak melalui proses pengujian yang memadai.
Selain itu, pemerintah juga khawatir tentang potensi penyalahgunaan pengobatan tradisional oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Banyak kasus di mana obat-obatan tradisional palsu beredar di pasaran, dan hal ini dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Dalam pandangan pemerintah, mengedukasi masyarakat tentang bahaya ini dan pentingnya menggunakan obat- obatan yang terbukti secara ilmiah adalah hal yang sangat penting.
Keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan modern juga menjadi alasan utama mengapa masyarakat lebih memilih pengobatan tradisional. Di banyak daerah terpencil, fasilitas medis yang memadai sulit dijangkau, dan biaya pengobatan modern sering kali dianggap terlalu mahal. Oleh karena itu, pengobatan tradisional menjadi alternatif yang lebih terjangkau dan mudah diakses.

Masyarakat juga sering kali merasa bahwa pengobatan tradisional lebih cocok untuk menangani penyakit ringan atau kondisi kronis yang sulit disembuhkan oleh pengobatan modern. Mereka melihat bahwa pengobatan tradisional tidak menimbulkan banyak efek samping dan lebih selaras dengan tubuh mereka dibandingkan obat-obatan kimia.
Perbedaan sudut pandang ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam mengelola kesehatan masyarakat. Di satu sisi, pemerintah ingin melindungi masyarakat dari risiko yang ditimbulkan oleh penggunaan pengobatan tradisional yang tidak teruji. Di sisi lain, masyarakat ingin mempertahankan tradisi dan kepercayaan mereka terhadap metode penyembuhan yang telah digunakan selama berabad-abad.
Tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana menciptakan keseimbangan antara regulasi dan kebebasan masyarakat dalam memilih metode pengobatan. Pemerintah harus menemukan cara untuk mengintegrasikan pengobatan tradisional ke dalam sistem kesehatan nasional tanpa mengorbankan standar keamanan dan efektivitas. Salah satu solusi yang mungkin adalah dengan mengembangkan lebih banyak penelitian ilmiah terhadap metode pengobatan tradisional sehingga dapat diakui secara resmi dan diatur penggunaannya.
Kesimpulannya, perbedaan sudut pandang antara pemerintah dan masyarakat dalam menyikapi pengobatan tradisional adalah cerminan dari kompleksitas masalah kesehatan di Indonesia. Sementara pemerintah fokus pada keamanan dan efektivitas berdasarkan bukti ilmiah, masyarakat lebih mengedepankan warisan budaya dan aksesibilitas. Untuk menjembatani perbedaan ini, diperlukan dialog yang konstruktif serta pendekatan yang menghormati tradisi sambil tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan masyarakat.
Kata Kunci : Kesehatan, Masyarakat, pengobatan, Pemerintah

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). (2020). Pengawasan Obat Tradisional di Indonesia. Jakarta: BPOM.
Hermawan, R. (2021). Persepsi Masyarakat Terhadap Pengobatan Tradisional di Pedesaan Jawa Tengah. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 16(3), 45-52.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Kebijakan Kesehatan Nasional dalam Penggunaan Obat Tradisional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun