Mohon tunggu...
Muhammad Abyan Oktorio
Muhammad Abyan Oktorio Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tantangan Penyakit Demam Berdarah dan Peran Kesehatan Masyarakat

19 September 2024   20:19 Diperbarui: 19 September 2024   20:22 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


 
191241203
 
MUHAMMAD ABYAN OKTORIO RAMADHAN
 
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
 
UNIVERITAS AIRLANGGA
 
.Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang ditularkan melalui nyamuk dan merupakan masalah Kesehatan masyarakat utama di daerah tropis dan subtropic di seluruh dunia. Atau bisa diartikan Demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. DBD adalah penyakit akut dengan manifestasi klinis perdarahan yang menimbulkan syok yang berujung kematian. DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejala-gejala umum yang sering dialami oleh penderita DBD demam mendadak, sakit kepala, nyeri dibeakang bola mata, mual dan muntah, manifestasi pendarahan seperti mimisan atau gusi berdarah, kulit ruam kemerahan, nyeri pada persendian, munculnya bintik kemerahan pada di kulit penderitanya. Namun seiring dengan mutasi genetik virusnya, gejala DBD tidak ada tanda tanda yang spesifik hanya demam dan gejala flu yang tidak kunjung sembuh, namun tidak ada bintik dan ruam kemerahan di kulit.
 
Ada 3 Tantangan terbesar yang dihadapi oleh Indonesia dalam menghadapi DBD :
yang pertama adalah surveilans yang masih bersifat pasif, dimana laporan dibuat masih berdasarkan laporan dari Rumah Sakit. Kita masih belum dapat mengestimasikan jumlah kasus yang real. Sebaiknya semua lini harus dapat mengambil peran agar deteksi kasus menjadi lebih mudah.
 
yang kedua adalah manajemen kasus. Meskipun angka kematian dapat ditekan hingga 1%, kita tentu masih berharap agar angka ini masih terus bisa diturunkan lagi. Kita masih berharap jangan ada lagi kasus-kasus yang datang terlambat.
yang terakhir dan paling penting adalah partisipasi masyarakat. Peran serta masyarakat untuk ikut serta secara konsisten menjaga lingkungannya tidak terjangkit dengue memang masih sulit. Berbagai terobosan oleh pemerintah seperti gerakan 3M plus, jumantik dan sebagainya telah lama beredar. Namun masyarakat yang mudah lupa dan bosan menjadi masalah. Sebagai contoh setelah beberapa waktu tidak ada kejadian luar biasa, masyarakat menganggap aman dan menjadi lengah, akibatnya ketika terjadi ledakan kasus, masyarakat hanya bersikap reaktif.
 
 
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya DBD dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama yaitu:
1.FAKTOR MANUSIA
Riwayat infeksi dengue sebelumnya dapat mempengaruhi imunitas seseorang terhadap infeksi berikutnya. Kekurangan gizi juga dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga seseorang lebih rentan terhadap infeksi. Usia juga berpengaruh, anak-anak dan remaja lebih rentan terkena DBD dibandingkan orang dewasa. Seseorang dengan penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, atau gangguan imun dapat meningkatkan risiko komplikasi DBD.
 
2.FAKTOR NYAMUK
Semakin tinggi kepadatan nyamuk Aedes aegypti di suatu daerah, semakin besar risiko penularan DBD. Nyamuk Aedes aegypti yang aktif menggigit pada siang hari dan sering menghisap darah manusia.
 
3.FAKTOR LINGKUNGAN
Genangan air bersih merupakan tempat perindukan utama nyamuk Aedes aegypti. Suhu yang hangat dan kelembaban yang tinggi mendukung pertumbuhan nyamuk. Pertumbuhan penduduk di perkotaan dan kepadatan penduduk yang tinggi dapat meningkatkan risiko penularan DBD. Perubahan penggunaan lahan juga dapat menciptakan habitat baru yang cocok untuk nyamuk Aedes aegypti.
 
 
Peran kesehatan masyarakat dalam mengatasi demam berdarah sangatlah krusial. Mereka bertindak sebagai garda terdepan dalam upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan penyakit ini. Beberapa peran penting kesehatan masyarakat dalam mengatasi demam berdarah yaitu, pengumpulan dan analisis data untuk mengidentifikasi pola penyebaran, faktor-faktor yang mempengaruhi, distribusi geografis yang kemudian dilaporkan kepada pihak terkait untuk dapat melakukan tindakan yang tepat.
 
Kemudian melakukan pencegahan dengan edukasi kesehatan melalui berbagai media, seperti memberikan edukasi tentang pencegahan DBD dengan 3M (menguras, menutup, dan mengubur), pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, dan tanda-tanda awal penyakit. Mempromosikan perilaku hidup sehat yang dapat mencegah penularan demam berdarah, seperti menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah, menggunakan kelambu saat tidur, dan menghindari gigitan nyamuk. Dan dengan berkolaborasi dengan sektor lain seperti RT/RW, kelurahan, kecamatan, dan pemerintah untuk melaksanakan program secara terpadu.
 
Kesimpulannya DBD bukan hanya tantangan bagi peran Kesehatan Masyarakat namun diperlukan Kerjasama dari berbagai pihak untuk menentuaskan kasus kasus tersebut, disini rasa empati kita sangat diperlukan mengingat manusia adalah makluk social yang besifat mutualisme (saling membutuhkan satu sama lain). Contoh awal pergerakan agar terhindar dari tantang tersebut yaitu seperti mengadakan sosialisai yang bertema "BAHAYA DBD" dan contoh lain seperti gotong royong.
 
Kata Kunci : Aedes, DBD, Kesehatan Masyarakat, Nyamuk.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Dari Internet
 
WHO, 2017. Dengue Explorer. Geneva : World Health Organization
 
Wijayanti dan Lestariningsih, 2014. Analisis Determinan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Upaya Penangulangannya di Kota Metro. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai . Vol. VII. No. 1 Juni 2014
 
Https://ejournal.itekes-bali.ac.id
 
Dari Buku:
 
Hartono, R., (2019), Buku Stop Demam Berdarah, Yogyakarta: Husada Mandiri

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun