Mohon tunggu...
Muhammad abdul Rolobessy
Muhammad abdul Rolobessy Mohon Tunggu... Jurnalis - Editor

Bahasa mati rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bersetubuh, Diwaktu Subuh

15 September 2024   01:34 Diperbarui: 15 September 2024   01:34 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam Gelap gulita itu, aku berlari menuju terang yang aksara.
Telapak kakiku yang sudah suci, kini kotor kembali.
Keji menghampiriku dan iblis menertawai
manusia di muka bumi

Di Ruas jalan yang sepi itu.
Ada yang di perkosa atas nama cinta.
Hampir saja matahari terbit namun, ia masih berbaring sakit. Berteriak histeris atas histori menjemput pagi.

Apakah cinta meminta namanya di bahwa dalam hawa dan nafsu?

Apakah rindu memohon agar namanya berbaring karena tubuh?


Tuhan Apakah dogma-dogma cintaku akan dipaksa habis-habisan oleh tangis yang ku pendam sebelum wajahku di sajadah, dan lonceng di bunyikan oleh para biarawati.

Yang ku tahu ruang kamar dan tempat tidur adalah kematian sementara dari raga yang istirahat.
Namun kenapa air-air suci itu yang menetas dari dahi-dahi tanah yang bergerak.

Apakah hidup ku hanya sebatas ranjang di dunia? Tidak mungkin. Ini sudah pasti penistaan mengatasnamakan cinta yang menyiksa.

Aku ingin sekali  memandangi Langit cemerlang saat pagi mulai memancarkan cahayanya.
Sebab itulah kehangatan saat bising nya kota membuatku yang tak begitu takut atas kegelapan.
Karena tubuhku hanya saban hari di duduki dinasti ranjang para pecandu cinta

Bagiku kenikmatan telah mati dalam empat genggaman tanganku dan tangan mereka. 

Apakah aku adalah wanita dan birahi?Lantas mereka lelaki yang abadi saat dosa adalah dewa rahwana ranjang cinta.


Bagiku mereka  adalah orang-orang yang kehilangan arah, bercinta atas nama rasa maka tubuh telah beribadah dengan dasar buruk di ranjang berdarah rona senja saat adzan dan bunyi lonceng itu tiba.

Sumber penulis: M. Abdoel rolobessy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun