Mohon tunggu...
Muhammad Abdul Aziz
Muhammad Abdul Aziz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Jurnal Nasional Al-Mashrafiyah

27 Juli 2024   15:06 Diperbarui: 27 Juli 2024   15:11 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

3.   Channel Hobby Makan.

Channel ini menggunakan cara yang berbeda pula dari pada channel yang sudah disebutkan sebelumnya. Channel ini berfokus pada pemberdayaan pedagang-pedangan kecil, dengan memborong seluruh dagangan yang mereka jual dan barang yang dibeli dibagikan kepada orang-orang sekitar. Pada kolom komentar dan hasil analisis dari sampel yang diambil menghasilkan 49% memberikan pujian dan doa, 25% menyatakan terinspirasi, 2%memberikan saran, serta 24% memberikan komentar responsive.

4.   Channel Naisa Alifia Yuriza (N.A.Y)

Channel ini menggunakan cara yang mirip dilakukan oleh channel Baim dan Paula dalam membawakan konten sedekah yang ia kemas dengan social experiment, namun dia tetap mengemas dengan hal unik yaitu membuat dialog dengan orang yang ditargetkan ingin diberikan sedekah. Dalam komentar yang dianalisis menhasilkan 93% berisikan doa dan pujian, 5% terinpirasi dan sisanya berupa komentar responsif.

5.   Channel Berbagi Rezeki

Channel ini mengangkat cara yang cukup sama dengan beberapa sampel akun yang diambil pada jurnal ini. Channel ini menggunakan social experiment untuk membuktikan bahwa orang yang ditargetkan ini menjadi orang yang pas untuk diberikan sedekah yang mereka bawa. Channel ini memfokuskan pada pedagang-pedagang kecil yang memiliki kepribadian yang baik dilihat dari hasil social experiment yang dibawakan. Hasil komentar menunjukkan hasil 59%menyatakan doa dan pujian, 14% menyatakan terinspirasi, 21% komentar responsive, 5% komentar berbentuk masukan dan lainnya komentar kontra terhadap konten tersebut.

(Luik dan Aritonang 2021; Ramadas dkk. 2021) Maraknya teknologi informasi dan komunikasi membuka peluang baru untuk monetisasi dengan mengelola iklan di page, software atau konten yang berbeda. Hal ini disebut dengan freelance digital dalam (Shevchuk, Strebkov, dan Tyulyupo 2021), dimana jutaan freelancer dari seluruh dunia bekerja untuk klien yang jauh melalui platform tenaga kerja online.

Artikel ini membahas bagaimana platform digital seperti YouTube menjadi sarana monetisasi bagi para kreator konten. Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, peluang untuk menghasilkan pendapatan melalui media digital semakin luas. Para freelancer dan kreator konten kini dapat memperoleh penghasilan dengan berbagai cara, termasuk melalui pengelolaan iklan dan pembuatan konten di platform online (Luik dan Aritonang, 2021; Ramadas dkk., 2021; Shevchuk, Strebkov, dan Tyulyupo, 2021).

YouTube khususnya telah menjadi platform utama bagi banyak kreator untuk mendapatkan penghasilan. Beberapa YouTuber populer di Indonesia, seperti Ria Ricis, AH, dan Rans Entertainment, telah berhasil meraih pendapatan miliaran rupiah. Di antara berbagai jenis konten yang ada, konten berbagi (sedekah) menjadi salah satu yang menarik perhatian, dengan channel seperti "Hobby Makan" dan "Berbagi Rezeki" menunjukkan bahwa konten ini bisa menarik banyak penonton dan membantu pertumbuhan channel (Luik dan Aritonang, 2021).

Konten berbagi di YouTube sering kali ditemukan di channel hiburan dan tidak terbatas pada jenis channel tertentu. Para kreator membuat konten sedekah dengan menampilkan kegiatan sosial atau eksperimen sosial untuk memilih target bantuan. Konten YouTube sebagai wadah untuk pelaksanaan sedekah terang-terangan, memiliki fungsi motivasi untuk orang lain turut serta bersedekah diperbolehkan (Hidayat 2020). Sebab perilaku seseorang dapat dipengaruhi melalui tontonan dan lingkungan sekitarnya.Konten ini dapat mendorong penonton untuk ikut bersedekah, karena menampilkan tindakan berbagi secara terbuka dapat memotivasi orang lain untuk berperilaku serupa (Gusfahmi, 2011; Nasution, 2011; Hidayat, 2020; Nofiaturrahmah, 2018).

Kekurangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun