Oleh: Muhammad Abdee Praja Mukti, Tenny Sudjatnika.
Jurusan Sastra Inggris, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. Jl. A.H. Nasution No. 105A, Cibiru, Bandung , Jawa Barat , Indonesia
E-mail: muhammadabdeeprajamukti@gmail.com., tennysudjatnika@uinsgd.ac.id.
ABSTRAK
Penelitian ini menelusuri sejarah sastra Arab dari masa Jahiliyah ke awal periode Islam dengan fokus pada eksplorasi warisan kultural yang terkandung dalam karya sastra dari periode tersebut. Pendahuluan menjelaskan konsep dasar tentang sastra, termasuk definisi, perkembangan, dan peran sastra dalam masyarakat. Dengan memahami konteks budaya dan sosial dari masa tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melacak dan menggali warisan kultural dalam sejarah sastra Arab. Eksplorasi ini akan membantu memahami nilai-nilai dan kontribusi sastra Arab terhadap perkembangan sastra dunia.
Kata Kunci: Sastra Arab, Masa Jahiliyah, Periode Islam, Warisan Kultural, Eksplorasi Sejarah, Budaya Arab, Kontribusi Sastra
A. PENDAHULUAN
Dalam kajian sastra, pertanyaan mendasar yang sering kali dihadapi adalah tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan sastra itu sendiri. Sejak zaman dahulu, para sarjana sastra berupaya menjawab pertanyaan tersebut dengan berbagai pendekatan, namun jawaban yang memuaskan masih belum tercapai. Profesor A. Teeuw, seorang tokoh penting dalam kajian sastra Indonesia, menyoroti kompleksitas objek kajian sastra yang seringkali tidak pasti, bahkan samar. Sebagaimana dikemukakan Teeuw, keistimewaan ilmu sastra adalah bahwa objeknya tidak selalu jelas dan dapat berubah-ubah (Teeuw, 1984:21).
Dalam konteks bahasa Barat, istilah "sastra" dikenal sebagai "literature" dalam bahasa Inggris, "Literatur" dalam bahasa Jerman, dan "littrature" dalam bahasa Perancis, semuanya berasal dari bahasa Latin "litteratura". Kata "litteratura" sendiri awalnya digunakan untuk merujuk pada tata bahasa dan puisi, menunjukkan bahwa sastra awalnya berhubungan erat dengan keahlian dalam penggunaan bahasa tertulis. Namun, dalam perkembangannya, penggunaan istilah "sastra" atau "literature" mencakup segala bentuk tulisan dalam bahasa tertulis, mencakup karya-karya dengan nilai estetik (Teeuw, 1984:22-24).
Di sisi lain, dalam konteks bahasa Arab, tidak ada satu kata pun yang sepenuhnya sesuai dengan konsep "sastra" dalam arti yang dimaksud. Kata yang paling dekat adalah "adab", yang pada awalnya digunakan untuk merujuk pada undangan untuk menyantap makanan. Namun, seiring perkembangan, kata "adab" berkembang bersamaan dengan peradaban Arab dari zaman jahiliyah ke zaman Islam, menggambarkan pendidikan baik dalam hal lisan maupun budi pekerti (Dhaif, 2001:7-10).