Mohon tunggu...
muhammad tangguh
muhammad tangguh Mohon Tunggu... -

simple, bersahabat,cinta indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Fase

25 Februari 2016   11:18 Diperbarui: 25 Februari 2016   11:26 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejauh ini

kadang  kekuatan iman melejit sekuat nafas

atau seringkali dia meloncat-loncat girang

juga pernah meredup,remang-remang

 

sejauh ini, hatiku

beningannya memancar kelangit-langit

bak cermin tenang memantul

juga pernah mengeruh, menggenang

 

dari pada itu,

menyendiri adalah kambing hitam

pelampiasan sekaligus rehabilitasi

mengumpulkan kepercayan pada diri sendiri;evaluasi

 

katanya:

"kita lah  tuts-tuts nada

menyala lalu mati.

menyuarakan kehendak    tuannya

lalu berhenti sebagai melodi

untuk itu,

pantaskah kita mengandai-andai?

meminta sesuka hati?

sungguh, pada titik ini pun seharusnya kita   bersyukur"

 

ya Rabb

kugenggam sisa tangisku.

biar kubawa melewati jalanan berdebu .

sebagai penyejuk saat ku layu

karna nafasku masih panjang untuk dituliskan

di ujung ini,di pangkal ini, Aku memulainya kembali

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun