Sebelumitu,masyarakatdikejutkanolehterungkapnyamateri-materiajaranterutama di sejumlahLembarKerjaSiswa (LKS) yang mengandungistilahdanmateri yang tidakpatut.Seperti, memuattentangperselingkuhan (istilahistrisimpanan) dan kata-kata vulgar.Kasusituterungkap di DKI Jakarta.
Sementaraitu disebuahsekolah di Sukabumijugaditemukanindikasipenyusupanajarankomunisme di LKS untukparasiswa.Dalamlembarsoal, terdapatkalimat yang menyatakan, “Indonesia mengembangkansendiriideologi yang dinilaitepatdengankondisibangsa Indonesia yang dinamakankomunis”.
Materilain yang takkalahriskandanberbahayajugaseringditemukandalam LKS sepertimateri gender, pergaulanbebasdanpluralisme.Misalnyatentangperan ayah danibu yang dipertukarkan, materipergaulanbebasdisisipkandalamtahapperkembangansosialseseorangdiantaranyaadalahmasaremaja yang diisidenganpacaran.Materitentangkerukunanumatberagama yang mengarahkepadapluralismjugaseiringdiangkatdalamsejumlah LKS.Padahalmateri-materiitusesungguhnyadigunakanuntukmembentukpolapikeranakdidik.
Lebihironislagi, materi ajar itujugadigadaikanpadakongkalingkongnafsukerakusanbisnisdengankerakusanmateripihak-pihaktertentu.Keberadaan LKS danbuku ajar tidakjarangdalampenentuannyasangatkentaldengan motif bisnisantarapenerbitdanpihaksekolah.Dari penjualan LKS danbukuajar itusekolahdanpenerbitmeraupkeuntungandari orang tuasiswa.
Tujuanmembentukpesertadidik yang berimandanberakhlakmuliamemangdisebutkan di dalam UU Sisdiknas.Namunkalimatituhanyasemacampemanis.Sebabrinciansistemdanprakteknyajustrujauhdarinilai-nilaikeimanandanketakwaan.Bagaimanaakanmewujudkanpesertadidik yang berimandanbertakwa, sementarapelajaran agama sangatsedikitdanitupundiajarkansekedarsebagaiilmu yang jauhdariamaliyahpraktis. Bagaimanamembentukmanusiaberkarakterdanberakhlakmulia, sementaraketentuan halal-haramdanmasalahakhlakjustrutidakmendapatperhatian.
Disampingitu, hasildaripendidikan yang ada, anakdidikdicetakuntukmenjadi “robot” ataubinatangsirkus, yang terampilmengerjakansesuatutapitidakmemilikikepribadian yang khas, apalagikepribadian Islam. Akhirnyatidaksedikitdarimerekahanyamenjadibagiandari “alatproduksi” kapitalis. Dan juga, karenatidakdibinakeimanandanketakwaannya, kepintaran yang dimilikikurangataubahkantidak membersumbangsihbagiperbaikanmasyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI