Jangan Berburuk Sangka
Judul               : Misteri Bukit Berkabut
Penulis              : Erlita Pratiwi
Editor              : Pradikha Bestari
Ilustrator            : Indra Bayu
Penerbit            : Kiddo (Kepustakaan Populer Gramedia-KPG)
Tahun Terbit         : Desember, 2018
Jumlah Halaman      : 186 halaman
ISBN Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : Â 978-602-481-039-9
Peresensi           : Muhammad Rasyid Ridho, Pengajar Kelas Menulis SD Plus Al-Ishlah Bondowoso
Novel ini bercerita tentang Rini dan Novi yang liburan akhir pekannya dijadikan untuk berlibur di rumah Bude Ratih, kakak Ibu Rini. Rumah Bude Ratih di daerah perkebunan teh di puncak di daerah Karanganyar, Jawa tengah. Liburan ini bakal menjadi liburan yang menyenangkan sekaligus menegangkan, sehingga tak akan mudah dilupakan oleh mereka berdua. Mengapa?
Jadi, setelah sampai di rumah Bude Ratih, mereka tentu merasa senang dengan rumah Bude Ratih yang khas, udara yang segar, dan tempat bermain yang menyenangkan. Sayangnya, ada satu orang yang membuat suasana menjadi kurang menyenangkan. Dialah Pakde Roso, kakak Bude Ratih.
Ketika Rini dan Novi bersama Bude Ratih, tiba-tiba Pakde Roso datang dan memarahi Bude, karena tidak mencari kaleng teh putih yang hilang. Seketika itu obrolan mereka berhenti dan Bude pun kembali sibuk mencari teh putih yang hilang tersebut. Sejak itu pula Novi jadi penasaran mengapa teh putih yang mengapa menjadi sebuah keributan. Padahal, mereka tinggal perkebunan Teh, tinggal nanam dan metik lagi saja bisa.
Ternyata tidak semudah itu. Setelah diberitahu oleh Rini, akhirnya Novi baru tahu yang membedakan teh putih dengan teh biasanya. Teh putih mulai dikenal di Cina pada masa pemerintahan Dinasti Song (960 M -- 1270 M). Hingga kini, teh putih masih langka dan tidak mudah ditemui. Teh Putih berasal dari pucuk teh dan dua helai daun termuda yang belum terbuka dan masih diselimuti bulu-bulu berwarna putih keperakan seperti uban. Pada proses pemetikan teh putih tidak boleh terkena tangan secara langsung, tidak rusak oleh serangga, tidak menyentuh tanah, dan dipetik antara pukul 05.30 -- 09.00. Pucuk teh ini kemudian dikeringkan dengan bantuan snar matahari dan angin pegunungan, bukan dengan mengalirkan uap panas di pabrik teh (halaman 26).
Setelah tahu ini, Rini dan Novi pun semakin penasaran juga, siapa sebenarnya yang mengambil Teh Putih milih Pakde Roso dan Bude Ratih. Mereka pun mencoba menyelidiki dan mencoba membongkar misteri ini. Bahkan, penyelidikan ini sampai membawa mereka ke bukit yang berkabut dan terkenal angker.
Sampai di sana mereka yang memang juga takut, bertemu dengan sosok yang menyeramkan dan sekilas mirip dengan orang yang biasa bekerja di rumah Bude Ratih. Apakah orang tersebut adalah orang yang sama atau beda orang? Apakah dia yang menjadi pencuri teh putih Bude Ratih? Biar nggak penasaran, ketimbang saya bocorkan, lebih asyiknya, baca langsung buku ini.
Buku ini tidak hanya bercerita tentang petualangan Rini, Novi, dan segala hal tentang teh mulai sejarah dan cara menyajikannya, tetapi juga membahas tentang kuliner yang ada di Jawa Tengah, seperti soto karang, wedang uwuh, tengkleng dan sebagainya. Selain itu, buku ini juga membahas dan menjelaskan tentang tempat-tempat bersejarah seperti Pabrik Gula Tasik Madu, Candi Cetho dan Candi Sukuh.
Jadi, buku ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberi pembaca inspirasi dan pengetahuan tentang Jawa Tengah. Dengan membaca pengetahuan tersebut, tidak hanya membuat otak gembira, tetapi juga membuat hati menjadi lebih cinta kepada Indonesia. Harapannya penulis mungkin begitu, dan ini akan dirasakan oleh pembaca, insya Allah.
Akhirnya, buku ini cocok jadi teman akhir pekan. Menemani liburan santai, sambil berpetualang ke Jawa Tengah tanpa ongkos berangkat dan pulang. Selamat membaca!
Pernah dimuat di Harian Singgalang.
*
Buku ini bisa dibaca gratis di @rumahbukutamancahaya
Ohya, kalau mau mencari info tentang buku baru, resensi buku, quotes dan info kuis atau giveaway berhadiah buku, bisa gabung ke channel telegram yang saya kelola yang bernama Buka buku Buka Dunia : t.me/bukabukubukadunia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H