"kamu sudah besar dek, jangan cuma baca yang gituan aja dong."
"lah, bacaanmu masih ginian?"
Komentar-komentar di atas adalah komentar yang sering kali kita dengar dari Ibu atau dari teman kita ketika melihat kita masih sering membaca anime atau menonton cartoon. Padalah menonton atau membaca anime/cartoon sendiri sebenarnya tidak melulu berati kita kekanak-kanakan lo. Berikut ini beberapa alasan mengapa menonton anime/cartun tidak berati kita kekanak-kanakan.
"kamu sudah besar dek, jangan cuma baca yang gituan aja dong."
"lah, bacaanmu masih ginian?"
Komentar-komentar di atas adalah komentar yang sering kali kita dengar dari Ibu atau dari teman kita ketika melihat kita masih sering membaca anime atau menonton cartoon. Padalah menonton atau membaca anime/cartoon sendiri sebenarnya tidak melulu berati kita kekanak-kanakan lo. Berikut ini beberapa alasan mengapa menonton anime/cartun tidak berati kita kekanak-kanakan.
Tidak Lagi Cocok Untuk Anak-Anak
0Â Advanced issues foundâ–²
Â
Jika tadi alasan orang tua atau beberapa teman yang tidak pernah menonton anime adalah karena itu kekanak-kanakan, maka sebaliknya. Menurut saya justru beberapa anime-anime yang ada sekarang malah tidak lagi cocok untuk anak-anak.
Ingat awal mula kemunculan dragonball tahun 1984? Kartun tersebut masih minim menunjukan siluet yang berbau tidak senonoh dan lebih mengutamakan daya imajinasi pertarungan bangsa saiya. Baju yang dipakai perempuan-perempuannya juga sopan-sopan, sederhana, dan masih sesuai untuk dilihat anak umur 3 sampai 10 tahunan.
Lah kartun jaman now? Pernah lihat naruto kan? Bahkan diadegan-adegan awal terlihat scene dimana naruto menyamar menjadi sasuke dan berusaha berciuman dengan sakura. Gak terlalu seksual banget sih, tapi gimana kalau yang nonton anak bayi atau balita? Ehehehe, bisa bingung ibuknya ngejelasin. Itu baru naruto yang sensualitasnya cukup minim, terus, gimana dengan adegan-adegan yang ada di one piece, fairy tail, bleach, dll?
Bahkan untuk anak-anak, pakaian yang dipakai karakter Nami di anime one piece, atau lucy di anime fairy tail, lalu tsunade di naruto, matsumoto di bleach, dan lain sebagainya tidak cocok untuk dijadikan konsumsi anak-anak kecil yang  belum baligh. Hehe, Bahkan adegan cerita yang sekarang kerap kali diberikan bumbu-bumbu sensualitas semakin menggambarkan bahwa anime itu memang bukan untuk mereka, si anak-anak. Tapi memang untuk kita, orang dewasa yang sudah bisa menyaring dan ngerti yang gituan .
Mengajarkan Kerja Keras
Tokoh serial One Punch Man juga tak kalah hebat mencontohkan kerja keras. Saking kerasnya dia berlatih, si ganteng ini sampai merubah rambutnya menjadi botak. Meilihat anime atau manga harusnya membuat kita mencontoh perjuangan mereka, bahwa kekuatan dan keberhasilan itu tidak ada yang instan tapi membutuhkan latihan yang rutin dan istiqomah.
Pantang Menyerah
Mencontohkan Kerjasama
Salah satu hal baik lainnya yang bisa ditiru dari anime diantaranya adalah, kerja sama. Banyak anime yang mengajarkan kepada kita pentingnya melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan, lihat saja Tsubasa Ozora yang bisa selalu selangkah didepan Gotjiro Hyuga karena kemampuannya melakukan kerjasama dengan rekan-rekannya. Ada juga Songoku, yang meski disebut sebagai makhluk terkuat di alam semesta, tapi tetap meminta bantuan penduduk bumi ketika menyiapkan bola semangat untuk membasmi musuh terkuat Buu. Kerjasama antara Kagami Taiga dengan Kuroko di SMA Seirin juga tidak kalah menarik, melalui kerjasama yang apik, keduanya mampu mengalahkan 5 keajaiban di dunia basket SMA di Jepang.
Ada juga monkey D. Luffy yang selalu mampu membuat aliansi kuat dengan bajak laut bajak laut kuat disekitarnya untuk melawan para yonkou (bajak laut penguasa) dilautan. Naruto juga mampu merangkul teman-teman ninjanya untuk memenangkan perang dunia ninja yang ke tiga dan masih banyak aksi aksi kerja sama lainnya dalam setiap anime yang menarik untuk dicontoh.
Memiliki Tekad yang Kuat
Makin Sayang Keluarga
      Harta yang paling berharga, adalah keluarga~ petikan lagu dari serial TV keluarga cemara tersebut agaknya senada dengan kebanyakan sifat karakter utama dalam anime/cartoon yang kita tonton. Masih ingat bagaimana pengorbanan Itachi Uciha terhadap Sasuke Uciha?, tokoh yang terkenal sebagai salah satu antagonis utama dalam cerita tersebut sekaligus salah satu ninja terkuat dalam sejarah konoha ternyata memiliki cinta dan rasa kasih sayang yang sangat dalam kepada adiknya. Bahkan setelah menjadi mayat hidup pun Ia masih terus memikirkan adiknya tersebut.
      Pengorbanan yang dilakukan Portgas D. Ace kepada Monkey D. Luffy tidak kalah mengharukan. Yups, demi menghalau tinju magma seorang admiral mengenai adiknya, Ia rela mengorbankan nyawanya. Salah satu scenes paling mengharukan di serial ini. . Usaha keras spongsbobs membantu saudaranya yang datang ke bikini bottom juga tidak kalah serunya. Meski Stanley Squarpants punya sifat yang 180 derajad berbanding terbalik dengan Spongesbobs Squarepants, Spongesbobs terus bersabar mengajarinya banyak hal hehe. Tuh dicontoh, makin sayang sama keluarga yaa para penikmat kartun.
Jadi Pemberani Dong..
      Demi melindungi mereka yang dianggap berharga, atau mempertahankan harga diri, para tokoh dalam film kartun dan anime selalu berani dan siap mengorbankan nyawanya. Tak ada rasa takut sedikitpun menghadapi lawan yang jauh lebih kuat, jauh lebih besar.
       Dalam serial Attack on Titans, demi bisa melihat dunia dengan lebih luas dan terbebas dari penjara tembok raksasa, Eren Jaeger, Mikasa Ackermen, Armin Arlert dan rekan-rekannya harus menghadapi raksasa pemakan manusia setiap harinya. Pun begitu pada kartun manhwa (salah satu animasi buatan korea), pada serial Noblesse, Cadiz Etrama di Raizel, Frankenstein dan teman-tamannya harus berani menghadapi serangan tiba-tiba setiap harinya, yang bisa kapan saja merengut nyawa mereka. Apalagi waktu hidup rai yang sudah tidak lama.
Menjadi sarana Hiburan yang Menyenangkan
Tidak dipungkiri, semakin jadi dewasa semakin rumit kehidupan kita dan tantangannya. Menyelesaikan pekerjaan yang rasanya tidak ada habisnya tiap waktu, menghadapi atasan dengan berbagai tipenya, mengerjakan tugas kuliah sekaligus belajar, mengejar beasiswa, mencoba berinvestasi, merintis bisnis sendiri, tidak lagi bergantung pada orang tua, mencari pasangan hidup, atau mungkin mengurus keluarga bagi yang sudah berumahtangga dan sebagainya.
      Berbagai macam problematika hidup tersebut tentunya membutuhkan tempat untuk sekadar pelarian dari rutinitas. Nah, disini bahayanya. Jika tidak pintar mencari hiburan yang positif bisa jadi terjerumus pergaulan atau pola jalan yang tidak baik. Nongkrong sampai pagi, Jalan dengan lawan jenis sampai terlewat melampaui batas, hobi nongkrong di club atau cafe, minuman keras, obat-obatan terlarang, sex bebas dan lain sebagainya yang bahaya-bahaya.
      Nah biasanya orang yang menggunakan kartun sebagai sarana hiburannya akan lebih aman dari pengaruh pengaruh buruk tadi. Membaca dan menonton anime sudah menjadi sarana pelepas penat yang terbaik bagi mereka, jadi tak jarang para suami-suami dan pria-pria pencinta anime anteng dirumah dan tidak suka keluyuran hehe.. Idaman banget ya kita. ^_^
oleh : Muhammad Ilham Abidin
hak cipta gambar: google.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H