Dalam terminologi penumpang, kata "depan" merujuk pada suatu tempat yang sebenarnya imajiner yang jaraknya tak baku dan menentu namun dianggap dekat oleh penumpang. Karena tidak adanya persamaan persepsi, terkadang perdebatan antara kenek dan penumpang akan terjadi. Tapi sudah pasti diketahui siapa pemenangnya, PENUMPANG. Karena penumpang adalah rajanya raja.
Sebenarnya carut-marut kualitas bus kota ini menunjukkan 2 hal, pemerintah yang kurang serius melihat permasalahan ini karena dianggap masyarakat sudah terbiasa, tidak banyak keluhan.Â
Karena sebagian orang yang mengeluhkan hal tersebut adalah orang yang tidak menggunakan kendaraan tersebut, yaitu para kelas menengah ngehek yang suka protes karena mobilnya terhalang oleh bus yang sedang ngetem cari penumpang, atau karena jalur mobilnya diserobot oleh bus tersebut, atau karena mobilnya terserempet oleh bus tesebut, pokoknya karena bus tersebut tidak enak dilihat, kumal dan berpolusi pekat.Â
Alasan kedua adalah, pemerintah memang ingin membiarkan bus kota ini berevolusi menjadi kendaraan yang layak pakai, yang entah kapan secara keseluruhan dapat berubah sambil memberikan sedikit penjelasan, "Tenang masyarakat, bajaj pasti berlalu".
Mungkin, beberapa saat lagi cerita itu sudah tidak akan terjadi lagi. Jakarta akan di lalui kendaraan pembawa massa banyak. Berteknologi tinggi. Moderen. Metropolis. Sekelumit cerita ini mungkin menjadi kenangan bagi Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H