Selanjutnya, ia mengajak ibu itu untuk berjualan jus buah bersamanya secara kecil-kecilan. Pengetahuan yang didapat di bangku kuliah cukup mendalam tentang manfaat buah. Ini menunjang kelancaran usahanya. Selain itu, Angga berkeyakinan jalannya dipermudah karena niat mulia ingin membantu orang lain. Ia menuturkan selama niat kita tulus mau menolong orang, Tuhan tidak tidur. Pasti ada jalan yang memudahkannya. Sekalipun kuliah sambil berjualan minuman jus begitu, prestasi akademiknya tetap cemerlang. Ia pernah mencapai nilai IPK 4,0 sempurna ketika berada di semester IV.
Kita pantas berdecak kagum pada kegigihan perjuangan gadis yang lahir pada 20 Februari 1992 ini dalam usahanya meraih prestasi dalam pendidikan. Anugerah kecerdasan yang diberikan Tuhan, ia syukuri dengan cara tekun dan bekerja keras untuk mewujudkan mimpinya. Kemampuan ekonomi keluarga yang rendah untuk membiayai pendidikan bukanlah penghalangnya untuk mengukir prestasi. Angga mematahkan asumsi bahwa pendidikan tinggi hanya layak dimiliki anak-anak kaum berada. Ia mampu menginspirasi anak-anak lain dari keluarga sangat sederhana agar jangan takut bermimpi meraih prestasi setinggi-tingginya. Ia telah membuka mata kaum pinggiran di Indonesia bahwa hanya pendidikan yang layak dapat membebaskan mereka dari himpitan penderitaan hidup. Untuk itu layak diperjuangkan.
Setelah lulus S1 dengan predikat cumlaude, Angga masih bercita-cita ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Lalu pulang karena ingin membangun desanya. Sebuah dusun yang dihuni masyarakat dengan tingkat kemampuan ekonomi level menengah ke bawah. Ia bertekad bahwa desanya harus terbebas dari kemiskinan. Apabila ia berhasil melakukan itu, baru ia merasa dirinya berarti bagi orang banyak.
”Jadilah anak yang pintar karena itu akan berarti untuk orang lain,” inilah motivasi terbesar, yang tertanam dalam dirinya sejak dulu. ”Jadilah orang yang baik budinya, pekertinya dan bermanfaat untuk masyarakat.”
Kita belajar dari Angga. Kini kita dapat memahami bahwa daya juang yang besar untuk mengubah nasib, keinginan untuk membuat diri berarti bagi orang banyak bukanlah hal yang mustahil dilakukan. Selama di dalam diri masih ada keyakinan yang kuat untuk mewujudkan mimpi-mimpi selalu ada jalan yang memudahkannya. Tuhan hanya akan mengubah kondisi memprihatinkan yang dialami seseorang bila orang itu mau tergerak melakukannya. [M.I]