Mohon tunggu...
Muhammad Ichsan
Muhammad Ichsan Mohon Tunggu... Freelancer - Menyukai seni sastra, sosial dan budaya

http://ichsannotes.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tulus, Musisi Pemotivator Nan-Puitis

10 Agustus 2016   22:44 Diperbarui: 10 Agustus 2016   22:54 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau bisa Patahkan kakiku
Patah tangan Rebut senyumku
Hitamkan Putihnya hatiku
Tapi tidak mimpi-mimpiku

Jelas sekali kekuatan semangat optimisme disuarakan oleh musisi ini. Pada larik awal, Tulus seakan ingin mengatakan pada pecinta musik bahwa rintangan yang berbentuk berbagai kesulitan tak jarang melumpuhkan kita. Diri bisa menjadi terpuruk dan menyerah kalah.

//Kau bisa patahkan kakiku /
//Kau bisa lumpuhkan tanganku/

Namun, ketika kita yakin itu semua adalah batu ujian yang justru akan menguatkan tekad untuk maju, segalanya akan teratasi. Ini secara langsung terungkap dalam baris: //Tapi tidak mimpi-mimpiku/ .

Terkadang hidup memang tak sesuai dengan apa yang diangankan. Kenyataan bisa bertolak belakang dengan keinginan. Akan tetapi, manakala kita mampu bangkit dari beban perasaan kecewa yang menindih jiwa, segalanya akan normal kembali. Hati yang sebelumnya terasa perih, perlahan terobati. Roman wajah yang tampak kecut, mulai melukiskan senyum kembali. Dalam lagu ini, Tulus dengan gaya puitik nan lugas mengatakan:

//Kau bisa Merebut senyumku/
//Tapi sungguh Tak akan lama/
//Kau bisa Merobek hatiku/
//Tapi aku tahu obatnya/

Ada kesan filosofi eksistensialisme yang termuat dalam lagunya ini. Seolah hendak menguraikan rumusan tentang nilai guna dari keberadaan diri individu dalam kehidupannya. ”Jika ingin hidup dalam diri hidup itu sendiri, berarti sebuah pertimbangan nilai,” demikian dikatakan Filsuf Albert Camus

Dan musisi seperti Tulus menggambarkannya dengan lebih gamblang dalam lagu Manusia Kuat. Ia uraikan bahwa orang akan lebih menghargai nilai diriya ketika dia mampu berdiri lagi setelah berkali-kali jatuh terpuruk dalam kegagalan. Baginya justru karena pernah gagal, orang akan menjadi invididu kuat dan berjiwa teguh – diri yang bernilai.

//Manusia-manusia kuat Itu kita/
//Jiwa-jiwa yang kuat Itu kita/

Seseorang akan merefleksi dirinya melalui kegagalan dan mulai menemukan jalan lain untuk ditempuh demi impiannya. Derita akibat kegagalan tak akan mampu melenyapkan terangnya pandangan terhadap diri dan dunianya – demikian kiranya kesimpulan Tulus.

//Kau bisa Hitamkan putihku/
//Kau takkan gelapkan apapun/
//Kau bisa Runtuhkan jalanku/
//Kan ku temukan jalan yang lain/

Akhirnya, untuk mengingatkan kita kembali tentang kebesaran Tuhan, musisi Indie ini menambahkan nuansa pikiran eksistenliasme relijius ala filsuf  Soren Kierkegard. Manusia dengan segala hal tak pasti yang dialaminya dalam hidup, mengakui ketidakberdayaannya. Tepat secara bersamaan, ia akan menuju lebih dekat lagi pada Tuhan. Sebab, ia menyadari ada Zat Tunggal yang menentukan segala sesuatu dalam kehidupan duniawi. Karenanya, bila ia hendak hidup bahagia dan terhindar dari keputus-asaan akibat kegagalan, berserah diri secara total merupakan jalan satu-satunya. Menurut Tulus kebahagiaan itu atas izin Yang Maha Pemberi.

//Bila bukan KehendakNya uhuuuu/
//Tidak satupun [?] akan dapat bahagia/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun