”Sampai saat ini saya heran sekali. Mengapa majelis hakim hanya bisa menjatuhkan vonis untuk pelanggaran hukum yang saya lakukan? Mengapa mereka tak mau menemani saya selama dipenjara? Padahal, kan, itu ide mereka menjebloskan saya ke penjara selama hampir 5 tahun. Mestinya mereka juga tinggal bersama saya. Berbagi kesenangan seperti bermain ular tangga seharian atau petak-umpet.”
Mengganti Kritik dengan Dorongan
Mengomeli diri sendiri dengan mencurahkan perhatian pada hal yang negatif (dilakukan di masa lalu) sangat tidak bermanfaat. Kritik pada kesalahan yang penah diperbuat boleh diberikan tapi yang bersifat konstruktif dengan tanpa rasa sesal yang menekan, si-A, misalnya, bisa mengkritik diri sendiri dengan berkata:
”Tak sia-sia saya menghabiskan waktu di penjara selama hampir lima tahun. Lihatlah saya kini bisa berkarya dengan kualitas yang tak kalah dengan karya orang lain dalam bidang yang sama. Saya harus lebih giat lagi supaya karya saya bisa semakin berkualitas tinggi.”
Dorongan penuh semangat hidup dari dalam diri biasanya lebih cepat membuat seseorang lepas dari sesal masa lalu. Ia bisa melakukan perbaikan diri ke arah yang lebih baik lagi. Karena, kesalahan itu mencerahkan dan orang biasanya jadi jeli memetik hikmah.
Kenali Aset Kepribadian yang Dimiliki
Hal-hal yang baik dalam kepribadian seseorang sungguh merupakan asetnya yang paling berharga. Bentuknya bisa sebagai watak yang khas melekat pada diri seperti :
- Kemampuan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan yang baru.
- Kemampuan tinggi untuk mengeksplorasi sesuatu yang menarik karena berjiwa petualang.
- Kemampuan mencurahkan kasih-sayang sehingga memiliki sifat penyayang.
- Pantang menyerah dalam mencapai tujuan yang membuat diri ambisius.
- Peka terhadap keindahan artistik sehingga menjadikan diri sebagai seorang berjiwa seni.
- Memiliki banyak ketrampilan praktis sehingga membuat diri sebagai orang yang cakap.
- Bisa memusatkan perhatian penuh pada apa yang dikerjakan yang menjadi diri seorang yang fokus.
Dan banyak lagi lainnya.
Ketika seseorang bisa menemukan hal-hal baik yang sebenarnya telah ia miliki sejak lama, ia bisa memanfaatkannya untuk mengidentifikasi dirinya kembali dengan cara pandang yang positif dalam rangka upaya memperbaiki diri. Hal-hal yang baik membantu membangun rasa percaya diri sehingga dapat digunakan untuk mem-format ulang pola pikir ke arah yang produktif ketimbang memberikan label diri negatif karena kenangan buruk di masa lalu. Menanamkan ke dalam pikiran sebentuk pandangan ke depan bisa dimulai, dalam kasus si-A, ia bisa mengatakan pada diri sendiri:
”Saya orang yang mudah beradaptasi. Saat ini saya baru keluar dari penjara karena kenakalan saya di masa lalu. Tapi, mengingat keadaan di luar sini udara begitu segar dihirup, saya pasti bisa berpikir kreatif untuk memperbaiki diri. Puji syukur kepada Tuhan!”