Mohon tunggu...
HME Irmansyah
HME Irmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Ipoleksosbud

Institute for Studies and Development of Thought (ISDT)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konspirasi Menjatuhkan Rizal Ramli

11 September 2015   09:56 Diperbarui: 11 September 2015   10:02 3652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="RR"][/caption]

Memang sejak awal pembentukan kabinet semasa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), nama Rizal Ramli (RR) sudah masuk nominasi untuk menduduki jabatan Menteri Koordinator Ekonomi, tapi disaat-saat terakhir, di saat injury time ada kekuatan besar yang menolak masuknya Rizal Ramli dalam kabinet SBY. Ada seseorang yang akhirnya menelepon RR agar menerima menjadi menteri perindustrian saja. Hal itu ditolak RR karena merasa hanya Presiden saja yang berhak menawarkan jabatan menteri dalam kabinet sesuai hak prerogatif seorang presiden.

Jika kita merunut kebelakang ketika RR masih muda, pernah ditawarkan oleh Sarwono Kusumaatmadja menjadi calon anggota DPR nomor jadi, tapi ditolak oleh RR.

Demikian pula ketika Kabinet Kerja JKW-JK ini akan dibentuk, nama Rizal Ramli sangat kencang masuk dalam nominasi, lagi-lagi ada penentangan dari sejumlah pihak. Tapi buat RR tidak mengapa, bahkan ketika pertengahan Agustus lalu RR diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk bergabung kedalam Kabinet Kerja sebagai Menteri Koordinator, dia masih pikir-pikir, tidak langsung menerima.

Dari ketiga hal diatas rasanya sudah cukup untuk menilai siapa dan bagaimana sebenarnya sikap RR. Bukan sekedar jabatan yang dia cari. Tapi lebih dari itu.

Rizal Ramli adalah seorang petarung tangguh sejak Gerakan Mahasiswa 1977-1978. Rizal Ramli membuat buku putih, semacam konsep perjuangan mahasiswa ketika itu, dia masuk bui di penjara Sukamiskin di Bandung sebagai tahanan politik aktivis mahasiswa. Pola pikirnya terstruktur. Sebagai orang yang punya karakter kritis dan latar belakang seperti itu,  RR pasti tidak mau melakukan kompromi dan berkoalisi dengan aktor-aktor NEOLIB.

Rizal Ramli sangat kritis terhadap kebijakan publik. Sosok yang cerdas dan berpihak kepada  UUD 1945. Kritis atas kebijakan dan program dan atau proyek pembangunan. Dia sangat paham latar belakang para tokoh politik di Indonesia yang dekat dengan kekuasaan..... Kenapa? Karena dia beroposisi dan kritis. Dia melenggang ke dalam KABINET KERJA saat ini tanpa beban. Pengetahuan dan pengalaman kerjanya di tingkat nasional lebih dari cukup.

"Segala sesuatu diserahkan ke asing, itu namanya mental terjajah", itu ucapan Rizal Ramli yang tidak akan saya lupakan. Ketika kepemimpinan pak Suhardjo, bekas Dirjen Bea Cukai, masalah bea cukai Indonesia dikontrakkan kepada perusahaan asing namanya SGS. Seolah-olah kita ini negara terjajah, ngurusin bea cukai saja bukanlah Ditjen Bea Cukai, namun perusahaan asing yang terima keuntungan 500 juta dollar AS lebih per tahun.

Ketika di luar pemerintahan, RR demikian kawan- kawannya menyebutnya, tetap saja memberikan kritik kepada pemerintah tidak peduli walaupun ketika itu RR menjadi Komisaris Utama pada PT Semen Gresik, sebuah BUMN.

Nah, dengan sikap dan karakter RR yang seperti itu menyebabkan para rent seekers (pemburu rente) ketakutan. Ada kepentingan yang terganggu. Ada bisnis yang terusik kenyamanannya. Comfort Zone mereka terganggu.

Beberapa hari ini ada orang yang teriak-teriak untuk menertibkan Rizal Ramli bahkan ada orang yang menginginkan agar Rizal Ramli di buang dari kabinet. Dengan mudah kita merabanya bahwa pastilah itu suara-suara yang mewakili pihak-pihak yang kepentingan bisnisnya terganggu bahkan kepentingan bisnisnya sendiri terancam, sulit untuk dipungkiri. Siapa mereka? Pengusaha Hitam dan Saudagar Hitam yang menjadi pejabat.

Teriakan demi teriakan ditujukan kepada Rizal Ramli. Semakin hari semakin sering, seiring dengan semakin gencarnya pula RR melakukan kepretan memberesi segala urusan yang merupakan benang kusut di sektor ekonomi riel saat ini. Kekuatan MAFIA itu memang besar dan sudah mengakar. Namun itu bukan alasan untuk membuat kita GENTAR terhadap mereka. Sekali lagi kita tidak gentar karena kita tidak berpihak kepada kepentingan bisnis kelompok dan tidak punya kepentingan apapun.

Kepentingan kita cuma satu, kemakmuran, kejayaan Negara dan Bangsa serta Rakyat Indonesia.

Saya, haqqul yaqin bahwa semua rakyat dan bangsa Indonesia yang berfikir jernih pasti merasa bahwa kini adalah saatnya kita bersama-sama untuk memerangi korupsi, mafia dan nepotisme. Alhamdulillah bahwa Allah SWT memberikan jalan kepada seorang Rizal Ramli untuk tampil lagi memberesi segala benang kusut yang merugikan negara ini. Insya Allah.

[caption caption="RR"]

[/caption] Foto Koleksi MEI

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun