Â
Marilah kwan, mari berjalan menjelajahi kota ini Hujan begitu deras dan kehidupan telah terjaga dari lenanya Dan kini mengembara menyusuri sungai-sungai dan got-got sempit Mari kita ikut jejak-jejak musim yang ekstrim ini, yang melewati.. Tanah Abang..Casablanca..Pondok Bambu hingga bekasi Tuk menadah ilham dari aras ketinggian, Di atas hamparan lautan pekerja beroda dua sesak berdesak-desak. Matahari enggan mengeluarkan pakaiannya dari lipatan simpanan, dan menyangkutnya pada bangunan-bangunan yang kaku koh , dan mereka kelihatan bagai penonton bisu tak bersuara.. Mobil-mobil mewah bersentuhan dijalan saling berpelukan bagai kekasih Air hujanpun pun lincah berlompatan menari ria, Di sela-sela roda-roda , diantara dua sepasang sepatu butut menyanyikan lagu riang. Dan asap-asap kenalpot bermekaran dari mesin buatan Laksana buih-buih bersemburan, dari jantung perkotaan Kemarilah, kawan setiaku.. mari meneguk sisa air mata musim dingin, dari sebotol plastik merek Aqua Dan menenangkan jiwa, dengan gerimis nada-nada Curahan simfoni bunyi klakson yang berkicauan dan berkelana riang dalam bayu mengasyikkan Mari duduk di pinggir bahu jalan itu, tempat manusia berteduh berteduh dalam persembunyian, dan meniru Keinginan mereka dalam pertukaran … Harapan dan kerinduan Tentang budaya, kota , keluarga dan perasaan..