Dimuat di Rubrik Poros Mahasiswa Koran Sindo, 25 April 2014
Momentum pemilu legislatif yang telah dilaksanakan beberapa waktu tentu menjadi sebuah langkah awal untuk membenahi negeri. Dengan kemenangan yang didapatkan oleh caleg dari partai yang mengusungnya, tentu mengindikasikan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia telah percaya kepada mereka sebagai pemimpinnya.
Dari situ pula, masyarakat juga memiliki harapan besar kepada pemimpin pilihannya, agar kepemimpinan yang dijalankan ke depannya akan terjadi perubahan yang signifikan untuk mengatasi segala persoalan yang ada dalam masyarakat. Apabila harapan besar yang diberikan masyarakat kepada anggota dewan periode mendatang tidak dimaksimalkan dengan baik—apalagi kalau tidak terjadi perubahan— dapat dipastikan kekecewaan publik kepada wakil rakyatnya akan semakin tinggi.
Dan, tentunya hal ini akan menjadi catatan buruk bagi setiap anggota dewan, bahwa kepemimpinannya tidakmembawaperubahan berarti terhadapnegeri ini, karenasebagian masyarakat menganggap bahwa ada tidaknya pemimpin kehidupannya akan sama saja. Dengan kata lain, kerja anggota dewan sudah tidak diharapkan lagi atau dinilai nol. Sementara itu, kekecewaan masyarakat bisa dipastikan akan dibalas atau diluapkan pada pemilu-pemilu selanjutnya, apakah akan menggunakan hak pilihnya atau tidak.
Setelah melihat berbagai data yang menyebutkan bahwa peran anggota dewan sebelumnya tidak memberikanhasilyangsignifikan bagi negara, apalagi dengan catatan buruk yang hanya menghasilkan UU dengan jumlah sedikit. Hal ini menjadi sebuah tantangan yang tidak ringan bagi caleg terpilih. Mereka harus memiliki berbagai upaya untuk membuat kepemimpinan ke depan semakin apik. Hal itu bisa dibuktikan kalau hasil kerja mereka mampu melampaui jauh dari hasil yang telah dicapai anggota legislatif pada periode sebelumnya, atau setidaknya memiliki nilai lebih. Wallahu a’lam bi al-shawab.
MUHAMMAD ALI FUADI, Mahasiswa Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin;Â Penerima Beasiswa Unggulan Monash Institute
http://koran-sindo.com/node/384594
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H