Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau dan jumlah penduduk kurang lebih 240 juta jiwa serta memiliki karakteristik yang berbeda. Karakter inilah yang membentuk kebudayaan masyarakat berbeda. Indonesia masyarakatnya multi etnis, sehingga terdapat ratusan kelompok etnis beserta subtansinya masing-masing. Indonesia merupakan negara berpendudukan majemuk dimana mereka disatukan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan semboyan "Bhineka Tunggal Ika" (berbeda namun satu jua) (Supriatin & Nasution, 2017).
Pendidikan multikultural merupakan sebuah ide yang muncul dalam mengatasi permasalahan akan sebuah perbedaan yang terjadi pada diri manusia sekarang. Pendidikan multikultural ini penting diterapkan dikehidupan sehari-hari karena pendidikan multikultural dapat memanusiakan manusia dengan sebaik-baiknya, tidak ada perbedaan satu sama lain atau adanya kesetaraan, dapat bekerjasama, dan saling menghormati tanpa membedakan ras, agama, budaya, etnis, jenis kelamin, dan bagaimana cara memandang seseorang (Agustian, 2019).
      James A. Banks (2010:3) mendefinisikan pendidikan multikultural merupakan ide dalam mereformasi pendidikan yang ada dan memiliki tujuan utama yaitu mengubah struktur lembaga disekolah agar peserta didik laki-laki dan perempuan, peserta didik berkebutuhan khusus, peserta didik yang tergabung dari beragam etnis, ras, bahasa, dan budaya dapat memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai prestasi akademik disekolah (Agustian, 2019)
      Pendidikan multikultural di Indonesia masih menjadi proses yang akan diterapkan disekolah. Masih banyak para peserta didik yang masih membeda-bedakan suatu ras, agama, budaya, etnis, dan jenis kelamin. Dalam masalah ini tentu menjadi sebuah PR bagi para pendidik yang ada disekolah agar peserta didiknya dapat menerima sebuah perbedaan tersebut. Tujuan dari para pendidik menerapkan pendidikan multikultural disekolah agar dapat mendorong peserta didik sadar terhadap kebudayaan, mampu mengapresiasi budaya lain, berpartisipasi dalam kebudayaan bahkan dapat memelihara budaya tersebut.
      Adapun alasan penulis mengangkat isu ini karenan masih banyak terdapat peserta didik yang tidak dapat menghargai sebuah perbedaan budaya yang ada disekitar mereka, sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan multikultural itu harus segera diterapkan di Indonesia agar dapat merubah pola pikir para peserta didik yang ada disekolah.Â
A. Pendidikan Multikultural
      Pendidikan multikultural merupakan sebuah perkembangan dari keragaman yang ada di sekolah, dimana terdapat tuntunan bersama bagi setiap kelompok. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pendidikan multikultural adalah pendidikan yang cakupannya seluruh siswa di sekolah tanpa membeda-bedakan gender, etnis, ras, budaya, strata sosial, dan agama. James A. Banks (1993: 35) membahas mengenai dimensi-dimensi yang terdapat pada pendidikan multikultural, diantaranya :
- Content Integration, menggabungkan budaya dan kelompok dalam menggambarkan konsep dasar, generalisasi, dan teori dalam mata pelajaran di sekolah.
- The knowledge construction process, membawa siswa dalam memahami nilai budaya dalam sebuah mata pelajaran di sekolah.
- An equality pedagogy, menyesuaikan pengajaran dengan cara belajar siswa untuk memfasilitasi prestasi akademik siswa yang beragam baik dari ras, budaya, dan sosial.
- Prejudice reduction, mengidentifikasi karakteristik ras siswa dan menentukan metode pembelajaran, kemudian membuat siswa agar dapat berbaur dengan seluruh bagian yang ada di sekolah seperti staff sekolah, guru, teman-teman dan lain-lain sehingga menciptakan budaya akademik yang toleren dan inklusif.
Jadi dapat dikatakan pendidikan multikultural ini dapat membuat siswa mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam sekolah dan luar sekolah dalam memahami status sosial, ras, suku, agama agar dapat tercipta kepribadian yang cerdas dalam menghadapi masalah keberagaman budaya sekitar (Amin, 2018).
B. Nilai-nilai Budaya Dalam Pendidikan Multikultural
      Keberagaman kebudayaan sering disebut dengan multikultural dalam keberagaman budaya, keberagaman sudut pandang, serta keragaman lain yang melekat pada masyarakat. Suryana dan Rusdiana (2015) mengatakan multikultural merupakan cara pandang seseorang mengenai keberagaman yang ada atau kebijakan kebudayaan dalam menekankan penerimaan realitas keberagaman dalam budaya dalam masyarakat seperti menyangkut nilai-nilai sosial, sistem, budaya, kebiasaan, dan kepercayaan. Multikultural ini tidak hanya berfokus dalam perbedaan kebudayaan saja, tetapi juga dapat membentuk sikap seseorang dalam menanam nilai-nilai sejati terhadap perbedaan yang ada disekitarnya (Nurhidayah, Rahmawati, & Saputra, 2022).
      Salah satu program yang dikemukakan oleh Bunnet mengenai pendidikan multikultural yaitu program nilai-nilai kearifan lokal. Tujuan dari nilai kearifan lokal ini yaitu agar siswa dapat memiliki rasa toleransi dan rasa cinta terhadap kebudayaan di Indonesia. Kearifan lokal termasuk dalam bagian kebudayaan dalam pandangan konseptual, Haryanati Subadio (Brata, 2016) mengatakan kearifan lokal itu sama dengan cultural identity yang diartikan sebagai identitas dalam kebudaayan suatu bangsa. Kearifan lokal ini merupakan suatu produk yang dapat memberikan nilai budaya dari masa lalu secara terus menerus dapat menjadi pegangan hidup sehari-hari (Nurhidayah et al., 2022).
      Jadi dapat dikatakan pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal adalah pendidikan yang dapat mengajarkan siswa untuk dapat melekat dengan situasi konkret dihadapi sekarang. Suwito (Wagiran, 2012) mengemukakan pendidikan kearifan lokal itu meliputi ; 1) dapat membangun manusia yang berpendidikan dengan dilandasi pengakuan terhadap eksitensi manusia sejak dalam kandungan, 2) pendidikan harus berbasis dalam kebenaran dan keluhuran budi sehingga dapat menjauhkan cara berpikir yang tidak benar, 3) pendidikan harus sesuai dengan ranah moral, spiritual (ranah afektif) bukan hanya ranah kognitif dan ranah psikomotorik saja, 4) dapat bekerjasama antara budaya, pendidikan dan pariwisata dalam mengembangkan pendidikan yang berkarakter (Nurhidayah et al., 2022).
Dalam mengemukakan nilai budaya dalam pendidikan multikultual juga dapat melalui kurikulum yang inklusif dimana kurikulum mencakup materi untuk merefleksikan keberagaman budaya Indonesia seperti pengajaran sejarah ataupun kesenian daerah, pelatihan guru yang dimana guru diberikan bekal pelatihan mengenai nilai-nilai multikultural dalam mengajar, berkolaborasi dengan komunitas lokal suatu daerah dimana sekolah dapat bekerjasama dalam komunitas yang ada disekitar dalam mengenalkan kepada siswa mengenai budaya-budaya apa saja yang ada di lingkungan sekitar (Nurhidayah et al., 2022).
C. Tantangan dan Solusi Pendidikan Multikultural Di Indonesia
      Indonesia merupakan negara yang memiliki ragam budaya cukup luas dan merupakan negara dengan multikultural terbesar di dunia. Dalam berlangsungnya multikultural yang luas ini tentu tidak lepas dengan sebuah tantangan dan solusi tersendiri karena Indonesia memiliki keanekaragaman yang sangat luas di dalamnya. Adapun beberapa tantangan yang terdapat dari multikultural ini :
- Keanekaragaman suku bangsa, Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa yang luas sehingga munculah permasalahan di akibatkan banyak suku bangsa yang berkembang, munculnya tantangan ini dikarenakan adanya pemahaman yang berbeda antar budaya di Indonesia sehingga memunculkan salah paham satu sama lain.
- Aneka ragam agama, Indonesia merupakan negara dengan ragam agama yang bermacam-macam. Masuknya agama di Indonesia ini memiliki pemahaman yang banyak dengan cara perdagangan, interaksi, dan dari bangsa asing yang masuk sebelumnya ke Indonesia. Tentu saja terdapat pula pemahaman yang berbeda sehingga memunculkan tantangan tersendiri dalam agama, seperti kasus yang sering terjadi mengenai penistaan agama (Husaini, Rosyada, Wahab, Nurhayati, & Afifah, 2022).
Selain tantangan-tantangan di atas tentunya terdapat solusi pendidikan multikultural dalam mengatasinya :
- Meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran di sekolah, guru dapat diberikan pelatihan khusus dalam memahami konsep multikulturalisme dan cara pembelajaran yang inklusif saat ini agar siswa dapat mengerti saat ingin mengatasi segala tantangan yang ada mengenai multikultural sekarang ini.
- Mengembangkan kurikulum, lembaga-lembaga tertentu seperti lembaga pendidikan khususnya mampu memberikan atau menyusun kurikulum yang dapat memecahkan studi kasus mengenai multikultural di Indonesia sekarang agar siswa dapat berpikir secara kritis dalam pembelajaran yang ada di kelas.
Dalam pendidikan multikultural di Indonesia tentu memiliki sebuah tantangan dan solusinya tersendiri dalam menghadapinya, Ali dan Noor (2019) mengatakan peran penting pendidikan multikultural ini tentu sangat positif dalam menggerakan demokrasi sekarang khususnya di Indonesia itu sendiri. Isnani (2014) juga mengatakan pemahaman mengenai multikulturalisme ini menjadikan seseorang paham mengenai ideologi yang terus berkembang dan harus diperjuangkan karena dapat menjadi landasan untuk tegaknya demokrasi, hak asasi, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia (Husaini et al., 2022).
SUMBER TULISAN
Agustian, M. (2019). Pendidikan Multikultural. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
Amin, M. (2018). Pendidikan Multikultrual. Jurnal Kajian Islam Kontemporer, 09(1).
Husaini, A. Al, Rosyada, I., Wahab, J. A., Nurhayati, N., & Afifah, M. N. (2022). Tantangan Multikulturalisme dalam Berbagai Aspek di Indonesia. Yasin, 2(1).
Nurhidayah, S., Rahmawati, A., & Saputra, D. S. (2022). Pendidikan Multikultural Berbasis Kearifan Lokal. Journal of Innovation in Primary Education, 1(1).
Supriatin, A., & Nasution, A. R. (2017). Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat. Elementary: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 3(1), 1.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H