sudah sejak lama banyak sekali orang-orang atau publik menyuarakan tentang kesetaraan gender. artikel ini akan membahas kesetaraan gender dalam pembangunan.
pertama-tama apasih yang di sebut kesetaraan gender, konsep dikembangkan dengan mengacu pada dua instrumen internasional yang mendasar dalam hal ini yakni Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa semua manusia dilahirkan bebas dan sama. Dengan merujuk pada Deklarasi ini, Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan mencantumkan istilah " hak yang sama untuk laki-laki dan perempuan " dan " kesetaraan hak laki-laki dan perempuan " , konsep kesetaraan gener  merujuk pada kesetaraan penuh laki-laki dan perempuan untuk menikmati rangkaian lengkap hak-hak politik , ekonomi , sipil , sosial dan budaya. Konsep ini juga merujuk pada situasi di mana tidak ada individu yang ditolak aksesnya atas hak-hak tersebut, atau hak-hak tersebut dirampas dari mereka, karena jenis kelamin mereka. Menurut saya pribadi kesetaraan gender adalah perlakuan yang adil dan setara terhadap semua gender, gender sendiri berbeda dengan jenis kelamin, gender lebih ke kontruksi sosial atas seks yang menjadi peran dan perilaku suap.
lalu apa hubungannya kesetaraan gender dalam pembangunan dan mengapa gender relevan dalam pembangunan.
Kesetaraan gender memainkan peran penting dalam pembangunan berkelanjutan dan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap berbagai aspek pembangunan, baik secara sosial, ekonomi, maupun politik. Memahami isu gender dapat memungkinkan proyek untuk memperhatikan persoalan gender dan membangun kapasitas untuk menghadapi dampak-dampak ketidaksetaraan dan untuk memastikan adanya keberlanjutan. Ketika kita berbicara mengenai Kesetaraan Gender, kita berbicara tentang kesamaan di muka hukum serta kesetaraan peluang, termasuk peluang untuk mengemukakan pendapat. Kerap kali, hal  kesetaraan gender adalah mengenai pemberian peluang yang lebih baik kepada perempuan dalam semua hal tersebut.Â
disini ada peran kesetaraan gender atau lebih ke perempuan dalam pembangunan
1. dalam bidag pendidikan
Dalam bidang Pendidikan memberikan akses yang setara untuk Pendidikan bagi perempuan. Hal ini dapat membuka peluang untuk karir dan kontribusi yang lebih besar dalam masyarakat. Selain itu pemerintah saat ini telah mengimplementasikan wajib belajar 12 tahun. Kebijakan tersebut tertuang dalam Pasal 31 UUD Negara RI dan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Kebijakan tersebut tentu dapat meminimalisir kasus-kasus pernikahan pada usia dini yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan data UNICEF per akhir tahun 2022, saat ini Indonesia berada di peringkat ke-8 di dunia dan ke-2 di ASEAN, dengan total hampir 1,5 juta kasus. Peningkatan partisipasi perempuan dalam Pendidikan merupakan langkah penting menuju kesetaraan gender dan pembangunan yang berkelanjutan. Factor lain yang juga penting untuk dipertimbangkan termasuk akses Pendidikan yang berkualitas, kesetaraan akses untuk semua lapisan masyarakat, dukungan finansial, serta kendala sosial dan budaya yang menghambat partisipasi perempuan dalam Pendidikan.
Peningkatan partisipasi perempuan dalam Pendidikan merupakan langkah penting menuju kesetaraan gender dan pembangunan yang berkelanjutan. Factor lain yang juga penting untuk dipertimbangkan termasuk akses Pendidikan yang berkualitas, kesetaraan akses untuk semua lapisan masyarakat, dukungan finansial, serta kendala sosial dan budaya yang menghambat partisipasi perempuan dalam Pendidikan.
2. dalam bidang kesehatan
tidak dipungkiri lagi dalam bidang kesehatan perempuan lebih banyak dalam bidang kesehatan seperti menjadi bidan, dokter, ataupun nakes. Dalam hal ini pemerintah lebih berfokus memperbaiki akses dan kualitas pelayanan kesehatan untuk ibu, anak dan remaja. Perihal tersebut menjadi penting untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak. Di Indonesia, terdapat upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan berbagai organisasi untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan untuk ibu dan anak.
Pada dasarnya peningkatan kualitas layanan kesehatan untuk ibu dan anak juga memerlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga kesehatan, organisasi dan masyarakat. Jika dilihat dalam konteks perkotaan dan pedesaan, kepedulian penduduk perkotaan terhadap kesehatannya di masa depan lebih tinggi disbanding dengan penduduk perdesaan.