Mohon tunggu...
Muhammad FikriArif
Muhammad FikriArif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyukai olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kedudukan Orang yang Menuntut Ilmu dalam Islam

25 Oktober 2023   14:47 Diperbarui: 25 Oktober 2023   14:51 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilmu yang kita peroleh kemudian kita amalkan di dunia ini akan abadi, menjadi bekal nanti ketika kita sudah tiada. Menuntut ilmu yang kita lakukan di sepanjang hidup kita harus selalu kita amalkan. Ada sebuah maqalah:

Artinya, "ilmu yang tidak disertai amal seperti pohon yang tidak berbuah"

Kita tahu bahwa pohon yang berbuah akan banyak manfaatnya. Untuk itu, sebagaimana sebatang pohon tersebut, dianjurkan bahkan diwajibkan bagi kita untuk mengamalkan ilmu yang sudah kita peroleh. Pengetahuan yang kita peroleh tidak boleh berhenti pada sekadar tahu saja. Akan tetapi, setelah tahu maka harus kita amalkan dan kita sebarkan.

Nabi Muhammad saw. juga bersabda bahwa ilmu itu akan dapat menjadi amal jariyah kita, apabila kita menularkannya kepada orang lain. Kemanfaatan ilmu adalah apabila ilmu kita berikan kepada orang lain, dan orang lain tersebut mengamalkannya. Misalnya, kita mengajarkan kepada ibu-ibu tentang cara merawat atau memulasarakan jenazah. Ibu-ibu tersebut kemudian mengamalkan, mempraktikkan untuk merawat jena-zah saudara-saudaranya yang meninggal. Secara otomatis, ilmu kita akan terus berkembang dan bermanfaat bagi orang banyak. Inilah yang disebut dengan amal jariyah.

Sebagai muslimah, kita harus mempelopori dan menularkan kebaikan. Pasalnya, apabila kebaikan kita ditiru atau dilanjutkan oleh orang lain, maka kita akan memperoleh pahala tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkan ilmu kita. Sebaliknya, janganlah kita menjadi pelopor atau menularkan keburukan kepada orang lain. Pasalnya, apabila orang lain tersebut mengamalkan keburukan yang kita tularkan, maka kita juga mendapatkan dosa dari keburukan tersebut. Untuk itulah kita perlu berhati-hati dalam menyampaikan sebuah ilmu kepada masyarakat luas, agar hanya kebaikan dan kemanfaatan yang kita peroleh, baik di dunia ini, maupun nanti di alam akhirat.

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasullullah saw. bersabda:

Artinya, "jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang sholeh" (HR. Muslim, No. 1631).

Ilmu yang bermanfaat akan menjadi teman, bekal kita kelak bila menghadap Allah. Ilmu yang bermanfaat dapat kita jadikan bekal kita di akhirat, sedangkan harta yang lain akan kita tinggalkan di dunia. Karena begitu pentingnya kedudukan ilmu, menuntut, mengamalkan dan mengajarkan ilmu dalam Islam maka Rasulullah saw. bersabda:

Artinya, "jadilah engkau orang berilmu, atau orang yang menuntut ilmu, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima, maka engkau akan celaka" (HR. Baihaqi)

Marilah kita memohon kepada Allah swt. semoga kita menjadi hamba Allah yang berilmu pengetahuan, bersemangat menuntut ilmu, dan mengamalkan serta mengajarkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun